5 Mitos Kerja Remote yang Selama Ini Salah Kaprah, Bagaimana Faktanya?
Isi Artikel
Pernah mendengar mitos bahwa orang yang kerja remote adalah pemalas?
Anggapan tersebut salah besar. Orang yang melakukan remote working justru mampu mengatur waktunya dengan sangat baik.
Selain anggapan tersebut, ada banyak mitos lainnya yang kerap kita dengar mengenai kerja jarak jauh.
Pekerjaan ini bisa saja dilakukan oleh para freelancer maupun karyawan tetap.
Nah, dalam artikel ini, Glints akan mengupas lima mitos dan fakta tentang kerja remote. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Dia Perbedaan WFH dan Remote Working
1. Menurunkan produktivitas
Bekerja remote membuatmu tidak dapat bertemu langsung dengan rekan kerja dan atasanmu. Kamu akan jauh dari pengawasan orang lain.
Hal ini membuat banyak orang beranggapan bahwa seseorang yang bekerja remote tidak akan bisa produktif.
Alasannya, tidak ada orang lain yang bisa meyakinkan bahwa mereka sedang melakukan pekerjaannya.
Padahal, anggapan tersebut keliru.
Menurut hasil survei CoSo Cloud, 77% pekerja remote mengaku lebih produktif jika melakukan work from home
Adapun 76% karyawan lebih memilih bekerja di luar kantor jika butuh konsentrasi tinggi, seperti dikutip dari SmartCompany,
2. Punya Work-Life Balance yang baik
Mitos kerja remote berikutnya adalah bisa memiliki work-life balance yang baik.
Di satu sisi, anggapan ini ada benarnya. Kamu bisa lebih sering bertemu dengan keluarga jika bekerja dari rumah.
Kamu juga bisa menggantikan waktu perjalanan ke kantor dengan hal-hal lainnya, seperti memasak, menonton film, dan istirahat.
Namun, umumnya pekerja remote baru justru kesulitan mengatur work-life balance mereka.
Mereka masih sulit untuk mengatur jam kerja sendiri yang terbilang fleksibel.
Baca Juga: 5 Mitos soal Work From Home yang Perlu Diluruskan
3. Tidak punya deadline
“Kerja remote, mah, fleksibel. Kamu nggak bakal dituntut dengan deadline yang ketat seperti di kantor.”
Kamu mungkin sering mendengar mitos kerja remote tersebut. Katanya, pekerja remote bebas menyelesaikan pekerjaannya kapan saja.
Padahal, kata siapa?
Pekerja remote tetap saja memiliki deadline layaknya mereka yang bekerja di kantor.
Apalagi, mereka yang kerja remote dengan klien.
Hal yang membedakan keduanya adalah pekerja remote harus ekstra disiplin dengan deadline-nya sendiri.
Jangan sampai jam kerja fleksibel membuatmu menyepelekan deadline.
4. Sulit komunikasi
Mitos kerja remote lainnya adalah menyulitkan komunikasi dan kolaborasi.
Padahal, masalah komunikasi bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Mereka yang bekerja kantoran juga pasti pernah mengalami kesulitan komunikasi.
Oleh karena itu, hadirlah berbagai aplikasi yang bisa membantu komunikasi pekerja remote, seperti Slack, Google Meet, dan Zoom.
Semuanya itu bisa kamu manfaatkan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan klien dan rekan kerjamu.
5. Hanya dilakukan perusahaan startup
Dilansir dari The Remote Work Summit, ada mitos yang mengatakan bahwa kerja remote hanya dapat dilakukan oleh perusahaan startup.
Faktanya, banyak perusahaan korporat sudah memperbolehkan karyawannya bekerja remote sejak lama, seperti Microsoft dan Automattic.
Mereka percaya bahwa kerja remote dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja karyawannya.
Dari sisi karyawan, menurut hasil survei Owl Labs, lebih dari setengah karyawan full time juga ingin bekerja jarak jauh.
Baca Juga: 4 Cara Efektif untuk Brainstorming saat Corona
Itulah beberapa mitos yang sering beredar mengenai kerja remote. Ternyata, anggapan banyak orang selama ini tidak sepenuhnya benar.
Justru ada berbagai nilai positif yang bisa kamu dapatkan dengan bekerja jarak jauh.
Jadi, tertarik untuk memulai remote working? Jika iya, ada banyak lowongan kerja remote yang bisa kamu temukan di Glints Jobs, lho!
Peluang-peluang tersebut menanti kandidat terbaik sepertimu!
Tunggu apa lagi? Yuk, buat akunmu sekarang juga dan apply dengan mudah. Gratis!