Mengenal Docker, Tool yang Mudahkan Pembaruan Kode dan Program

Diperbarui 17 Jan 2021 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Kamu seorang programmer atau developer? Jika begitu, Docker adalah tool yang harus kamu kuasai. Memangnya, apa itu Docker?

    Katanya, tool ini bisa mempercepat proses pembaruan program. Bagaimana penjelasan lengkapnya?

    Semuanya ada di dalam artikel ini. Simak baik-baik, ya!

    Apa Itu Docker?

    apa itu docker adalah 2

    © Docker.com

    Melansir situs resminya, Docker adalah sebuah open platform. Ia bisa digunakan untuk mengembangkan, mengirim, dan menjalankan aplikasi.

    Lantas, mengapa kamu membutuhkannya? Jawabannya terletak di sebuah sistem canggih bernama Container.

    Melansir ZDNet, sistem ini membuat developer mudah mengemas, memindah, dan membuka aplikasi. 

    Tak sembarang membuka saja, lho. Semua proses tadi bisa dilakukan dengan ringan. Apakah kamu penasaran, mengapa bisa begitu?

    Nah, Container mampu “memisah” kode program menjadi beberapa kelompok. Ini membuatnya jauh lebih mudah dimodifikasi dan di-update.

    Kelebihannya bukan cuma itu saja, lho. Melansir situs resminya, Docker juga memudahkan proses penggantian kode.

    Ingat, kelompok kode sudah diisolasi di dalam Container. Jika programmer ingin mengganti code itu, mereka tinggal melepas dan memasang Container.

    Misalnya, awalnya, aplikasimu tertulis dalam bahasa A. Lantas, di tengah perjalanan, kamu harus menggantinya dengan bahasa B.

    Kamu tak perlu merombak semua kode dalam aplikasi. Tinggal ganti saja Container dengan bahasa A menjadi bahasa B.

    Dengan begitu, perubahan bahasa dan framework tentu bukan masalah lagi. Semuanya tinggal disesuaikan dengan kebutuhan saja.

    Lantas, di mana programmer dan developer bisa memanfaatkan Container ini? Docker adalah salah satu jawabannya.

    Baca Juga: 7 Soft Skill yang Perlu Dimiliki oleh Programmer

    Istilah-Istilah dalam Docker

    istilah di dalam docker

    © Freepik.com

    Kamu telah memahami apa itu Docker. Fungsi dari platform as a service ini juga sudah kamu simak.

    Nah, agar pemahamanmu makin mendalam, kenali berbagai istilah di dalamnya, yuk! Mengutip IBM, di antaranya adalah:

    1. Docker Images

    Apa yang pertama kali kamu lihat saat baru membuat Container? Jawabannya adalah cara membuat Docker Image.

    Di tempat inilah berbagai source code, library, dan apa pun yang bisa membuat aplikasi berjalan ditaruh. Dengan adanya semua itu, aplikasi bisa dibuka di dalam Container. 

    Docker Image terdiri dari berbagai layer alias lapisan. Tiap lapisan menunjukkan versinya masing-masing.

    Misalnya, kamu ingin mengganti kode yang lama dengan kode baru. Nah, kode yang lama ada di satu lapisan. Kode yang baru akan menumpuk dan menggantikan kode lama. 

    2. DockerFile

    Tadi, kita sudah membahas apa itu Docker Images dan fungsinya. Nah, Docker Images bisa kamu buat sendiri. Ada juga pilihan untuk meminta otomatisasi penciptaannya.

    Nah, fitur yang mengotomatisasi proses ini bernama DockerFiles. Melaluinya, kamu tak perlu repot-repot membuat Docker Images dari nol.

    3. Container

    Fitur yang satu ini sudah dibahas di atas. Container adalah gabungan Docker Images yang memungkinkan aplikasi berjalan secara langsung.

    Pengguna bisa langsung berinteraksi dengannya. Administrator juga tinggal mengatur dan menyesuaikan kondisinya.

    Baca Juga: 6 Tools Penunjang Aktivitas Para Web Developer

    4. Docker Hub

    Ingat, Docker Images bisa dibuat sendiri atau dibuat secara otomatis. Selain itu, kamu juga bisa mengambil template-nya dari repository yang ada.

    Docker Hub merupakan salah satu repository itu. Mereka mengklaim diri sebagai “library dan komunitas Container Images terbesar di dunia”.

    Lewatnya, pekerjaanmu bisa terbantu. Kamu pun tak perlu lagi membangun Docker Images dari awal.

    5. Docker Compose

    Kamu ingin membangun aplikasi dari beberapa Container? Jika begitu, Docker Compose adalah fitur yang wajib kamu pahami.

    Dengannya, kamu bisa mengelola arsitektur dari aplikasi terkait. Ia melakukannya dengan menciptakan sebuah dokumen YAML.

    Di sana, kamu bisa menentukan, layanan apa yang bisa masuk ke aplikasi. Kamu juga bisa mengatur bagaimana tiap Container terhubung di dalam aplikasi.

    Baca Juga: Ini Perbedaan Utama Software Engineer dan Software Developer

    Demikian informasi dari Glints soal apa itu Docker. Bagaimana, apakah kamu tertarik menggunakannya?

    Memang, tool ini bisa mempercepat pekerjaanmu. Namun, masih banyak ilmu dalam IT yang bisa melakukan itu juga, lho.

    Kamu bisa mempelajari semuanya di Glints ExpertClass. Glints ExpertClass adalah kelas dengan pemateri berpengalaman.

    Di sana, dunia teknologi juga dikupas tuntas. Jadi, jangan sampai kamu ketinggalan kesempatan belajar ini, ya. Ikut kelasnya sekarang, yuk!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait