Brand Analyst vs Brand Strategist, Apa saja Perbedaannya?
Isi Artikel
Profesi brand analyst dan brand specialist adalah posisi yang saling melengkapi dalam bidang marketing.
Walaupun terdengar mirip, ternyata ada perbedaan antara profesi brand analyst dan brand strategist.
Apa saja perbedaannya? Simak rangkuman Glints berikut.
Perbedaan Definisi Brand Analyst dan Brand Strategist
Dilansir dari Blue Meta, brand analyst adalah seseorang yang mengidentifikasi bagaimana brand dapat mendukung upaya pemasaran dan penjualan.
Brand analyst bertugas untuk menilai siapa pelanggan brand, apa yang mereka cari, apa yang dilakukan oleh pesaing dan bagaimana brand dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Sementara itu, brand strategist bertugas untuk memastikan pesan merek yang konsisten dan efektif.
Ia harus sering berpikir ke depan untuk mengantisipasi tren masa depan dan kesuksesan suatu produk atau layanan.
Brand strategist akan mengembangkan rekomendasi pemosisian merek, memandu analisis riset pasar dan menentukan elemen dan nada merek.
Brand strategist juga bertugas menemukan cara untuk meningkatkan branding produk atau layanan, serta mengembangkan rencana pemasaran melalui analisis data dan tren pasar saat ini.
Perbedaan Tugas Brand Analyst dan Brand Strategist
Dilansir dari Job Hero, brand strategist bekerja sama dengan brand manager, spesialis pemasaran, dan bagian media sosial untuk mengembangkan metode demi meningkatkan popularitas merek serta pangsa pasar.
Tugas dari seorang brand strategist meliputi:
- mengembangkan cerita dan strategi merek
- menulis copy dan dokumen strategi merek
- mempresentasikan strategi kepada klien, dan
- berkolaborasi dengan tim kreatif
Berbeda dengan brand strategist, brand analyst bertanggung jawab untuk mengumpulkan, mengatur, dan menganalisis data statistik terkait merek.
Selain itu juga, brand analyst harus menangani proses pembelian untuk merek yang ditangani.
Tugas seorang brand analyst meliputi beberapa hal berikut.
- Melakukan penelitian dan analisis merek untuk tim proyek, termasuk data keuangan & kinerja perusahaan, riset & ukuran pasar, audit lapangan, praktik terbaik, dan perbandingan.
- Melakukan analisis pemasaran/merek dasar (analisis kompetitif, analisis produk, dll.).
- Melakukan analisis aliran penelitian tertentu dan menyimpulkannya menjadi hasil yang jelas dan relevan.
- Melakukan upaya pengembangan bisnis baru melalui penelitian perusahaan.
- Membantu meningkatkan pertumbuhan di dalam perusahaan melalui partisipasi dalam kegiatan pengembangan perusahaan internal (mis., perekrutan, hubungan masyarakat, peningkatan situs web, dll.)
Brand strategist dan brand analyst sama-sama bertanggung jawab dalam melakukan penelitian dan analisis merek.
Bedanya, brand strategist melakukan penelitian dan analisis untuk dapat mengembangkan popularitas merek di mata konsumen.
Sementara brand analyst melakukan penelitian dan analisis untuk mengetahui kebutuhan konsumen.
Perbedaan Skill Brand Analyst dan Brand Strategist
Brand strategist adalah komunikator yang terampil dalam membujuk orang lain ke sudut pandang yang diinginkan.
Brand strategist harus memiliki kemampuan analitis dan mampu mengidentifikasi tren sejak dini dan memasukkan pengetahuan itu ke dalam strategi marketing.
Untuk menjadi seorang brand strategist kamu harus mempunyai skill berikut:
- Perencanaan untuk mengembangkan strategi gambaran besar, mengembangkan rencana pemasaran dan periklanan yang sesuai sasaran.
- Storytelling untuk membuat kampanye menarik yang menyoroti kisah dan manfaat merek untuk memikat konsumen.
- Komunikasi tertulis dan verbal yang berguna untuk komunikasi dengan klien serta menjelaskan secara detail strategi yang akan diterapkan dalam strategi branding kepada rekan setim.
- Mengikuti dan memprediksi tren untuk mengembangkan strategi yang berhasil dalam pasar yang terus berubah dan mengantisipasi pergeseran profil pelanggan.
Sementara itu, brand analyst harus dapat memahami ekspektasi konsumen dan memperoleh pengetahuan yang baik tentang produk perusahaan dan manajemen produk.
Jika kamu ingin menjadi brand analyst, kamu harus memiliki kemampuan berikut.
- Mengetahui strategi pasar terbaru.
- Memiliki perencanaan kompetitif, interpersonal, komunikasi, dan keterampilan dan kemampuan organisasi.
- Memiliki keterampilan analitis.
Perbedaan Kriteria Brand Analyst dan Brand Strategist
Brand strategist datang dari beragam latar belakang pendidikan, mulai dari pemasaran hingga bidang humaniora. Umumnya, perusahaan mencari brand strategist dengan setidaknya gelar sarjana.
Banyak brand strategist memulai karier mereka dalam peran yang berbeda di agency sebelum beralih menjadi brand strategist korporasi atau brand tertentu.
Ketika sudah menjadi brand strategist untuk brand, mereka sudah harus dapat memprediksi tren dan menerjemahkan strategi ke dalam kampanye pemasaran yang efektif.
Sementara itu, brand analyst umumnya memiliki gelar sarjana di bidang Bisnis dan Pemasaranatau gelar magister Administrasi Bisnis dengan marketing sebagai subjek utama.
Itu dia perbedaan posisi brand analyst dan brand strategist. Sekarang, apakah kamu tertarik menjadi seorang brand analyst atau brand strategist?
Kamu bisa memulainya dengan melamar lowongan pekerjaan melalui Glints. Dengan membuat akun profesional, kamu akan langsung dapat memilih karier yang kamu inginkan.
Yuk, mulai kariermu bersama Glints dengan klik di sini.