Memahami Toxic Success, Sikap yang Bisa Merugikanmu dan Rekan Satu Tim

Diperbarui 02 Des 2020 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Memiliki ambisi tinggi untuk bisa sukses memang hal yang baik. Sayangnya, hal tersebut bisa mengantarkan kita pada keadaan toxic success.

    Setiap orang pasti ingin mendapatkan kesuksesan baik itu di dunia kerja atau di kehidupan pribadinya.

    Namun, jika terlalu terobsesi pada tujuan untuk bisa sukses rupanya hal itu bisa membuat kita mengalami toxic productivity hingga sindrom toxic success.

    Jadi apa sebenarnya toxic success itu dan apa yang harus kita perbuat untuk mengatasinya? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini.

    Baca Juga: Selalu Memaksa Positif di Kantor? Hati-hati Toxic Positivity!

    Apa Itu Toxic Success?

    apa itu toxic success

    © Freepik.com

    Sebenarnya istilah toxic success baru pertama kali lahir dari buku yang ditulis oleh seorang psikolog bernama Paul Pearsall pada tahun 2002 lalu.

    Buku berjudul Toxic Success: How to Stop Striving and Start Thriving tersebut sampai saat ini masih diperbincangkan karena isinya yang tetap relevan.

    Meskipun sudah hampir dua dekade, tapi hasil pemikiran Paul Pearsall tentang toxic success tetaplah masih berlaku hingga saat ini.

    Dalam buku tersebut, sindrom toxic success sebenarnya adalah sebuah rasa tidak pernah puas meskipun telah mencapai banyak kesuksesan dalam hidup.

    Selain itu, Paul Pearsall juga mengatakan bahwa beberapa orang yang paling sukses berhasil mencapai kesuksesan tersebut dengan mengorbankan banyak hal.

    Misalnya, saat kita selalu sibuk bekerja demi mengejar target pastinya harus ada yang dikorbankan misalnya waktu berolahraga atau work life balance

    Selain itu, tak sedikit orang sukses yang juga mengorbankan kehidupan pribadinya demi mengejar kesuksesan karier. Jadi, hubungan dengan keluarga pun akhirnya renggang dan tidak bahagia.

    Rupanya hal-hal yang dijelaskan oleh psikolog tersebut masih sangat relevan hingga kini. Pasalnya, saat ini kita sedang berada dalam era informasi yang serba cepat.

    Keinginan untuk bisa sukses di tempat kerja sekaligus bisa menjadi orang tua, suami, istri, atau anak yang baik di rumah sering kali membuat kita terobsesi pada kesuksesan.

    Belum lagi pengaruh media sosial yang tidak jarang membuat banyak orang selalu membandingkan dirinya dengan orang lain.

    Jadi, tekanan untuk bisa selalu sukses di era modern ini tentunya semakin banyak dan tidak mudah dihadapi.

    Baca Juga: Meski Sibuk Kerja, Mengapa Kesehatan Fisik dan Mental Harus Tetap Dijaga?

    Ciri-ciri Orang yang Mengalami Toxic Success

    © Freepik.com

    Sebenarnya cukup mudah untuk mengetahui siapa yang sedang mengalami sindrom toxic success. Pasalnya, mereka menunjukkan tanda-tanda yang sangat jelas.

    Tanda-tanda tersebut bisa berupa obsesi yang besar untuk mengejar kesuksesan hingga rela mengorbankan masalah kesehatan atau kehidupan pribadinya.

    Selain itu, tanda-tanda lainnya adalah perasaan yang tidak pernah puas dengan hasil kerja keras yang sudah dilakukannya.

    Meskipun kerja kerasnya telah membuahkan hasil seperti mendapatkan promosi jabatan, tetap saja hal itu tidak membuatnya puas.

    Ia merasa harus lebih sukses lagi daripada orang lain. Itulah mengapa, orang yang mengalami toxic success biasanya juga akan sulit melihat orang lain yang lebih sukses.

    Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasinya?

    mengatasi toxic success

    © Freepik.com

    Saat seseorang sudah memiliki ambisi yang besar untuk selalu sukses, tentu hal itu akan selalu ia perjuangkan bagaimana pun caranya.

    Tentu saja mengatasi sindrom toxic success itu pun tidak akan mudah. Meski begitu, jika mau berusaha masih ada kemungkinan untuk terhindar dari sindrom tersebut.

    Dilansir dari Forbes, berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

    1. Definisikan lagi arti kesuksesan menurutmu

    Hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mendefinisikan ulang apa sebenarnya arti kesuksesan menurutmu.

    Apakah kesuksesan di tempat kerja adalah hal yang memang benar-benar kamu inginkan dalam hidup? Apakah kesuksesan tersebut bisa membuatmu bahagia?

    Pikirkan juga apakah hal yang terpenting dalam hidupmu, apakah kesuksesan atau kebahagiaan?

    Jika sudah paham dengan arti kesuksesan bagi diri sendiri, tentu akan mudah bagimu untuk menentukan sikap.

    2. Fokus pada tujuanmu sendiri dan bukan tujuan orang lain

    Seseorang yang mengalami toxic success biasanya juga sangat kompetitif. Ia selalu ingin lebih baik dari orang lain dan sering kali akan berusaha melakukan apa pun agar bisa melampauinya.

    Itulah mengapa jika ingin terlepas dari jeratan sindrom yang satu ini, mulailah sadari apa sebenarnya tujuanmu dalam hidup.

    Jangan lagi membandingkan diri dengan orang lain dan fokuslah pada tujuanmu sendiri mulai saat ini.

    3. Jaga hubungan baik dengan orang lain

    Seseorang yang terlalu terobsesi pada kesuksesan biasanya tidak akan peduli dengan menjaga hubungan baik dengan orang lain.

    Mereka akan melakukan apa pun demi mencapai kesuksesan yang diinginkannya. Hal itu pun akhirnya sering membuat hubungan dengan orang lain akhirnya renggang.

    Tetaplah jaga hubungan dengan rekan kerja, keluarga, dan teman tetap baik. 

    Pasalnya, saat merasa lelah karena pekerjaan, mereka bisa menjadi orang yang bisa mendengarkan keluh-kesahmu.

    Baca Juga: 7 Cara Beradaptasi dengan Lingkungan Kerja Kompetitif

    Demikianlah penjelasan mengenai toxic success mulai dari pengertian hingga cara mengatasinya yang sudah Glints persiapkan untukmu.

    Setelah membaca penjelasan di atas, Glints berharap agar kamu bisa terhindar dari sindrom yang terobsesi pada kesuksesan tersebut.

    Ingatlah bahwa kesuksesan memang bisa membuat kita terlihat hebat di mata orang lain. Namun, untuk mencapai kesuksesan tersebut jangan sampai mengorbankan hal yang berharga bagimu, ya.

    Selain informasi di atas, kamu juga bisa mendapatkan informasi lain seputar dunia kerja dan apa saja jenis masalah yang sering dihadapi oleh banyak karyawan.

    Yuk, berlangganan newsletter blog Glints sekarang juga gara tidak ketinggalan dengan tips-tips menarik lainnya seputar dunia kerja.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait