10 Rekomendasi Tools yang Membantu Pekerjaan UX Writer

Diperbarui 23 Nov 2022 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Berbeda dengan kebanyakan pekerjaan menulis lainnya, peran UX writer adalah menulis kata-kata yang akan dilihat user ketika berinteraksi dengan produk. Sehinggga, tools untuk UX writer juga sedikit berbeda dengan penulis lainnya.

    UX writer harus bisa menggunakan lebih sedikit kata untuk menyampaikan informasi dengan tepat kepada pengguna.

    Tidak hanya informasi yang tepat, UX writer juga harus memastikan kata-kata yang digunakan mampu menarik pengguna untuk memakai produk secara terus menerus.

    Lantas, tools apa saja yang digunakan UX writer untuk menghasilkan tulisan seperti ini? Yuk, cari tahu selengkapnya!

    1. Google Trends

    Google trends

    © btc-echo.de

    Google Trends merupakan salah satu tools yang banyak digunakan oleh para penulis kreatif.

    Mulai dari content writer, copywriter, hingga UX writer menggunakan tools ini untuk membuat konten yang menarik pengguna.

    Menurut UX Design, UX writer bisa memanfaatkan Google Trends untuk mencari tahu kata-kata apa saja yang sedang banyak digunakan oleh target pengguna.

    Sehingga, UX writer bisa memilih kata-kata yang tepat untuk digunakan bagi tujuan tertentu.

    Selain itu, dengan menggunakan istilah yang sudah dikenal pengguna, mereka akan merasa lebih dekat dengan produk yang digunakannya.

    Baca Juga: Hobi Menulis? Yuk Pahami Perbedaan Antara UX Writer dan Copywriter

    2. Miro

    software wireframing gratis

    © miro.com

    Papan tulis virtual Miro telah menjadi andalan bagi banyak kalangan, termasuk kalangan UX seperti UX designer dan UX writer.

    Bagi UX writer, tools ini dapat digunakan untuk perencanaan dan membuat prototype.

    Kamu juga bisa menggunakan Miro dalam merancang user story map untuk memastikan pengguna mendapatkan pengalam yang maksimal dari produk.

    Berhubung seluruh fitur Miro dapat diakses secara online, kamu juga bisa memanfaatkan Miro untuk keperluan riset dan diskusi dengan tim.

    3. Hemmingway Editor

    tools content writer

    © Hemingwayapp.com

    Hemmingway Editor merupakan sebuah tools untuk memeriksa seberapa mudah sebuah teks dapat dibaca.

    Tools ini merupakan tools yang tepat bagi UX writer untuk memastikan pengguna dapat memahami teks yang terdapat dalam produk.

    UX Library merekomendasikan tools ini karena dapat membantumu mengeliminasi kata keterangan, kalimat pasif, dan kata-kata yang membosankan dan rumit.

    Ini akan memudahkanmu merangkai teks yang informatif tanpa bertele-tele.

    Saat ini, Hemmingway Editor hanya tersedia dalam bahasa Inggris. Sehingga, cocok digunakan untuk UX writer yang tengah merancang teks bagi produk berbahasa Inggris.

    Baca Juga: Kenali 4 Perbedaan Peran UX Designer, UX Researcher, dan UX Writer Ini

    4. Sketch

    © uxplanet.org

    Seorang UX writer sering kali bekerja sama dengan UX designer dalam merancang tampilan sebuah produk.

    Ini karena UX writer juga harus memastikan tampilan teks dalam interface yang dirancang mudah dibaca pengguna.

    Skecth merupakan salah satu tools yang bisa digunakan oleh UX writer untuk memeriksa hal tersebut.

    Dibandingkan Photoshop atau Adobe Illustrator, Sketch lebih mudah digunakan. Terutama, jika kamu sama sekali tidak memiliki pengalaman sebelumnya terkait aplikasi desain.

    Kamu juga bisa menggunakan Sketch untuk membuat mockup untuk memudahkan UX designer merancang tampilan produk yang sesuai.

    5. KBBI Daring

    tools content writer

    © Kbbi.kemdikbud.go.id

    Seperti halnya content writer dan copywriter, seorang UX writer harus memastikan bahasa yang digunakannya telah sesuai dan tepat.

    Untuk itu, KBBI Daring merupakan tools yang perlu digunakan untuk mencari padanan kata yang tepat.

    Kamu bisa mengakses KBBI Daring melalui perangkat apapun, baik website maupun mobileTools ini dapat digunakan secara gratis tanpa perlu melakukan registrasi akun terlebih dahulu.

    Untuk menggunakan KBBI Daring, kamu hanya perlu mengetikkan kata yang ingin dicari tahu kata baku, makna, hingga padanan katanya.

    6. Whimsical

    © Whimsical.com

    Whimsical merupakan salah satu tools yang bisa digunakan UX writer untuk membuat flowchart.

    Interface tools ini sangat mudah digunakan dan intuitif sehingga seorang pemula dapat memulai dalam beberapa menit.

    Kamu bisa menggunakannya untuk membuat maket sederhana meski memiliki pengalaman desain UI yang minim.

    Tools ini dapat digunakan secara gratis untuk membuat empat board flowchart. Jika dirasa tidak cukup, kamu bisa membayar biaya langganan hingga 12 dolar AS untuk bisa mengakses seluruh fiturnya.

    7. Readable

    © Readable.com

    Seorang UX writer harus merancang teks yang mudah dipahami oleh pengguna. Readable adalah salah satu tools yang bisa membantumu.

    Tools ini dapat digunakan UX writer untuk mengukur keterbacaan teks dan memastikan bahwa teksmu dapat diakses oleh pengguna.

    Readable akan menandai masalah umum seperti kalimat panjang, kata keterangan, klise, dan suara pasif. Selain itu, tools ini juga memperkirakan persentase penggunamu yang akan dapat membaca teksmu.

    8. Frontitude

    tools frontitude untuk ux writer

    © Frontitude.com

    Frontitude adalah tools untuk mengelola teks UX dan berkolaborasi dengan desainer visual.

    Tools ini kompatibel dengan Sketch dan Figma, dan memungkinkanmu untuk membuat pembaruan teks langsung ke file desain. Sehingga, kamu tidak perlu menandai screenshot atau mengirim file desain bolak-balik.

    9. User Interviews

    tools user interviews untuk ux writer

    © Userinterviews.com

    Sebagai UX writer, kamu harus menulis teks UX yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Oleh karena itu, kamu harus mencari tahu apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pengguna saat ini.

    User Interviews adalah tools yang bisa kamu gunakan sebagai UX writer untuk memulai survei terhadap pengguna.

    Dalam tools ini telah tedapat kumpulan partisipan yang bersedia mengikuti surveimu. Sehingga kamu hanya perlu menetapkan kriteria partisipan, meluncurkan studi, dan menunggu partisipan yang sesuai dengan kriteriamu.

    Dengan menggunakan filter, kamu dapat menargetkan demografi yang sangat spesifik atau merekrut partisipan yang mewakili populasi umum.

    Tools ini akan secara otomatis mengatur wawancara yang dikonfirmasi di kalendermu dan memberikan link Zoom.

    10. Maze

    tools maze untuk ux writer

    © Maze.co

    Maze merupakan tools yang memungkinkanmu menjalankan ujicoba prototipe produk tanpa perlu dimoderasi.

    Tools ini kompatibel dengan tools prototyping untuk UX writer lainnya, seperti Sketch, Figma, InVision, Adobe XD, dan Marvel. Elemen clickable yang kamu buat dalam tools prototyping dapat ditransfer dengan mulus ke Maze.

    Dengan tools ini, kamu juga dapat melengkapi prototipe dengan survei dan respons terbuka. Partisipan tes dapat direkrut dari dalam Maze.

    Saat mereka menyelesaikan (atau gagal menyelesaikan) tugas yang kamu berikan kepada mereka menggunakan prototipe, kamu akan menerima laporan yang disempurnakan dengan fitur heat maps, skor kegunaan, hingga tingkat penurunan penggunaan.

    Baca Juga: Sebelum Membuat Portofolio UX Writer, Pahami Dulu 5 Hal Ini!

    Selain 5 tools di atas, sebagai UX writer kamu juga bisa menggunakan aplikasi teks editor lainnya untuk merancang teks untuk produk.

    Selain menguasai berbagai tools, seorang UX writer juga perlu memahami berbagai teori dan trend terbaru seputar UX.

    Kamu bisa mempelajarinya dengan mengikuti webinar yang diadakan oleh Glints ExpertClass.

    Melalui webinar ini, kamu bisa belajar dan bertanya langsung kepada para profesional sesuai dengan bidang keahliannya.

    Yuk, klik link ini dan pilih webinar Glints ExpertClass yang sesuai dengan kebutuhanmu!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.7 / 5. Jumlah vote: 6

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait