Waspadai Thin Content: Perusak Strategi SEO Situsmu
Isi Artikel
Psst, konten yang ditulis asal-asalan tak hanya membuat pembaca kesal, lho. Google juga tak menyukainya. Istilah untuk halaman seperti ini adalah thin content.
Memangnya, apa saja ciri dari konten ini? Mengapa Google tak menyukainya? Selain itu, bagaimana cara memperbaikinya?
Simak jawabannya dalam artikel ini, yuk!
Mengenal Thin Content
Secara singkat, thin content adalah konten yang dianggap kurang berkualitas oleh mesin pencari.
Dirangkum dari Google Webmaster dan WebFX, ciri-cirinya adalah:
1. Konten yang kurang berkualitas
Apakah di situsmu ada konten yang tata bahasanya perlu banyak perbaikan? Hati-hati, itu merupakan salah satu ciri konten yang thin, lho.
Kualitas konten juga bisa turun jika kamu menulisnya menggunakan artificial intelligence. Hati-hati, hindari hal ini, ya!
2. Affiliate page yang kurang baik
Secara umum, affiliate page bukanlah sebuah masalah. Meski begitu, tetap waspada dalam menuliskan kontennya, ya!
Sama seperti halaman lainnya, affiliate page harus punya informasi yang berguna untuk pembaca.
Jadi, jangan sekadar copy-paste dari halaman aslinya, ya! Dengan begitu, ia tak dianggap thin content oleh Google.
3. Hasil copy–paste
Kalau memang terinspirasi dari suatu karya, kamu tentu harus melakukan modifikasi. Ini merupakan salah satu etika yang umum diketahui.
Ternyata, algoritma mesin pencari juga “setuju” dengan hal ini, lho. Tulisan yang merupakan hasil copy-paste akan dianggap thin.
4. Adanya doorway page
Kamu punya berhalaman-halaman dengan keyword atau keyphase mirip? Hati-hati, halaman itu bisa dianggap doorway page.
Biasanya, konten-konten itu dibuat untuk meningkatkan rank dari kata kunci tertentu.
Dengan alasan ini, Google menganggap halaman itu kurang berkualitas. Ingat, tujuan awal dibuatnya saja demi ranking, bukan membantu para pembaca.
5. Konten pendek
Kadang kala, ada konten yang hanya berisi 250 kata. Hati-hati, ia bisa dianggap thin content, lho.
Jumlah katanya saja sudah terlalu sedikit. Google bisa menganggap konten itu kurang informatif bagi audiens atau pembaca.
Jadi, tulis artikel dengan jumlah kata yang cukup, ya! Selain itu, jangan sekadar mengejar word count. Pastikan informasi di sana bisa membantu para pembaca.
Google memang selalu ingin memberikan hasil terbaik untuk pencariannya. Hasil terbaik berarti konten tersebut sesuai dengan search intent dari sang pencari.
Dengan alasan ini, mereka mencari konten yang tak asal ditulis. Oleh karena itu, kata Yoast, tulislah konten yang mudah dimengerti dan informatif.
Pihak yang akan menyukai kontenmu juga tak hanya algoritma Google. Audiens dan pembacamu juga betah membacanya. Pada akhirnya, kamu pun diuntungkan.
Nah, selain thin content, apa lagi yang harus dihindari saat menulis dengan strategi SEO? Ketahui jawabannya dengan ikut Glints ExpertClass, yuk!
Di kelas ini, kamu akan dipertemukan dengan praktisi-praktisi pemasaran yang hebat. Mereka siap berbagi ilmu dan pengalaman denganmu.
Dengan begitu, kamu bisa tahu apa saja ciri-ciri konten yang berkualitas.
Psst, kuota kelas ini terbatas, lho. Jadi, jangan tunda lagi, ya! Klik gambar di bawah ini untuk memilih kelas pemasaran yang tepat.
Tips Memperbaiki Thin Content
Nah, sekarang, bagaimana cara memperbaiki konten ini? Dirangkum dari Search Engine Journal dan WebFX, ini dia penjelasannya.
1. Prioritaskan konten dengan traffic tinggi
Bingung harus mulai dari mana? Pilihlah konten dengan traffic tertinggi dulu.
Halaman seperti ini menjangkau lebih banyak audiens. Tentu lebih baik jika pembaca yang banyak ini tak bertemu dengan konten yang thin.
2. Perbaiki halaman yang kurang berkualitas
Kamu bisa mulai dengan site audit. Ketika menemukan konten-konten yang tak memenuhi standar, kamu bisa:
- menghapus (terutama jika ada dua konten yang sama atau mirip)
- memperbaiki tata bahasa
- menambah informasi dan jumlah kata
- sesuaikan penyebaran dan jumlah pengulangan keyword
- dan lain-lain
3. Sesuaikan keyword, search intent, dan konten
Kamu menemukan dua halaman dengan keyword sama, namun kontennya berbeda? Cara paling tepat untuk memperbaiki thin content ini adalah mengganti keyword-nya.
Ingat kembali prinsip pemilihan kata kunci, yakni sejalan dengan search intent pembaca. Oleh karena itu, pastikan kamu memilih kata kunci yang tepat, ya!
Selesai sudah penjelasan dari Glints. Bagaimana, sudah siapkah kamu memperbaiki thin content untuk memaksimalkan strategi SEO?