Diversifikasi Produk: Definisi, Tujuan, dan Contohnya

Diperbarui 07 Mar 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Mengutip Business Insider, sebagian besar pemasukan Disney tak datang dari film dan serialnya, lho. Lewat strategi diversifikasi, lebih dari setengah pendapatannya datang dari Disneyland dan produk lainnya.

    Perusahaan yang ditemukan Walt Disney ini hanya satu contoh saja. Masih ada perusahaan lain yang sukses menggunakan strategi ini.

    Salah satunya adalah Apple. Melansir The Verge, hampir setengah pemasukan mereka datang dari lini produk iPhone. Padahal, awalnya, mereka hanya menjual komputer.

    Apakah kamu ingin jadi sebesar mereka? Pahami dulu semua tentang strategi inovasi yang satu ini, ya!

    Apa Itu Diversifikasi Produk?

    Melansir Forbes, diversifikasi merupakan strategi pengembangan produk baru. Dalam praktiknya, kamu membangun product line anyar dan menggarap pasar yang juga baru.

    Diversifikasi ini bisa saja terjadi di tingkat bisnis. Dalam proses ini, inovasimu dilakukan dalam lingkup industri sekarang. Meski begitu, segmen pasarnya sudah berbeda.

    Selain itu, ada juga terobosan yang berlangsung di tingkat korporasi. Ini terjadi ketika ciptaan barumu punya industri yang benar-benar berbeda dengan sekarang.

    Di luar proses inovasi di atas, ada pula tiga tipe pembedaan produk lainnya. Melansir Corporate Finance Institute, ketiganya adalah:

    1. Diversifikasi konsentris

    Misalnya, ada sebuah perusahaan susu kemasan. Susu ini hanya bisa dikonsumsi oleh anak-anak, orang dewasa, hingga lansia.

    Nah, demi inovasi, perusahaan ini akhirnya mengembangkan susu khusus untuk balita. 

    Proses inilah yang dinamakan dengan diversifikasi konsentris. Produk baru perusahaan tak jauh berbeda dengan yang sudah ada.

    2. Diversifikasi horizontal

    Kita kembali lagi ke contoh perusahaan susu. Misalnya, produk baru mereka adalah jus buah kemasan.

    Proses pembuatan jus buah tentu sangat berbeda dengan susu. Meski begitu, mereka sama-sama dikemas sebelum dipasarkan.

    Diversifikasi produk yang satu ini masuk ke dalam kategori horizontal. Ciptaan baru perusahaan berbeda, namun masih punya sedikit kesamaan dengan yang ada.

    Baca Juga: Jangan Asal Untung, Pakai 7 Strategi Ini untuk Tetapkan Harga Produkmu

    3. Diversifikasi konglomerat

    Ternyata, inovasi perusahaan susu dan jus tak berhenti sampai di sana. Mereka juga ingin menjual lemari pendingin yang tengah diminati banyak orang.

    Inilah yang dimaksud dengan diversifikasi konglomerat. Produk baru perusahaan sama sekali berbeda dengan yang ada, baik proses pembuatan maupun pasarnya.

    Contoh Diversifikasi Produk

    Masih sulit membayangkan konsep diversifikasi produk? Berikut beberapa contohnya sebagaimana dilansir dari Shorts.

    1. Apple

    Apple mengawali bisnisnya dengan memproduksi Apple I motherboard dan personal computer yang dikenal dengan Macintosh.

    Di tahun 2001, Apple mulai melakukan diversifikasi dengan merilis software iPod dan iTunes.

    Hingga kini, diversifikasi tersebut inovasinya semakin luas, mulai dari produksi tablet, jam, smart audio, hingga project terbarunya yaitu memproduksi kendaraan listrik.

    2. Amazon

    Amazon awalnya merupakan sebuah toko buku online, hingga mereka memutuskan untuk melebarkan jenis produknya.

    Mulai dari alat elektronik, peralatan rumah, software, mainan, dan masih banyak lagi.

    Akhirnya, Amazon berkembang dari sebuah e-commerce menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar.

    Amazon juga kini telah merilis AWS, Amazon Music, Kindle, hingga memiliki maskapai penerbangan Amazon Air.

    3. Disney

    Disney tadinya hanya merupakan perusahaan rumah produksi, terutama yang berfokus pada pembuatan film animasi.

    Perlahan, mereka melebarkan aktivitasnya dengan mulai membuat film live-action dan acara televisi.

    Mulai dari tahun 1980, Disney fokus untuk menyediakan hiburan keluarga dengan membangun teater, radio, percetakan, hingga taman hiburan.

    Kini, Disney juga mulai melebarkan bisnisnya hingga ke bidang properti seperti membangun resort, cruise, pusat olahraga, dan lain-lain.

    Tujuan Diversifikasi Produk

    Sebenarnya, untuk apakah perusahaan ini repot-repot melakukan diversifikasi produk?

    Dilansir dari Business Management Ideas, berikut beberapa tujuan utamanya.

    1. Mempertahankan kestabilan bisnis

    Seiring dengan bertambahnya kompetitor, kestabilan bisnis juga semakin terguncang.

    Jika tidak memiliki strategi yang baik, perusahaan mungkin akan kehilangan konsumen setianya pada kompetitor.

    Nah, salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mencegahnya adalah dengan melakukan diversifikasi dan melebarkan area bisnisnya.

    2. Meningkatkan profit

    Tujuan utama selanjutnya adalah meningkatkan profit perusahaan.

    Dengan adanya produk baru, perusahaan jadi memiliki sumber penghasilan tambahan yang tentunya dapat menjadi sumber keuntungan baru juga.

    Pembuatan produk baru ini juga tidak sembarangan ditentukan.

    Perusahaan pasti melihat ada peluang pasar yang cukup tinggi atau segmentasi pasar yang belum dijangkau sebelumnya.

    3. Memaksimalkan trademark yang telah ada

    Apple, Amazon, dan Disney mulai melakukan diversifikasi ketika nama besar mereka mulai diakui oleh masyarakat.

    Nama besar atau trademark ini sayang sekali jika tidak dimanfaatkan untuk sebagai ladang bisnis baru.

    Perusahaan ini tak perlu mulai dari nol lagi dalam membangun brand awareness. Mereka tinggal memikirkan bagaimana produk yang baru ini dapat menarik minat target pasarnya untuk membeli.

    4. Meningkatkan efisiensi sumber daya perusahaan

    Baik itu sumber daya fisik, manusia, hingga keuangan, semuanya perlu dikelola dengan baik. Sebisa mungkin, sumber daya tersebut dapat digunakan untuk kembali menghasilkan profit bagi perusahaan.

    Daripada dihabiskan begitu saja, perusahaan lebih memilih untuk mengalokasikannya untuk mengembangkan produk baru.

    Pentingnya Diversifikasi Produk

    kelebihan strategi diversifikasi produk

    © Freepik.com

    Tentu saja, inovasi ini bukan tanpa risiko. Produk baru bisa saja gagal, padahal kamu sudah mengeluarkan banyak uang dan tenaga saat mengembangkannya.

    Lantas, kenapa kamu harus menerapkan strategi diversifikasi dalam proses pengembangan bisnis? Kenapa tak pakai strategi lainnya saja?

    Nah, ternyata, trik inovasi ini punya sederet kelebihan. Kelebihan-kelebihan inilah yang membuat diversifikasi produk layak dipertimbangkan.

    Kira-kira, apa sajakah kelebihan itu? Dirangkum dari Chron, ini dia informasinya.

    1. Mengikuti perubahan

    Pada zaman dulu, orang-orang harus pergi ke toko untuk berbelanja. Mereka bebas memilih produk apa saja, asalkan masuk ke gerai dan membawa lembar-lembar rupiah.

    Di masa kini, hal itu tak lagi relevan. 

    Orang bisa membeli apa pun, meski tengah tidur-tiduran di kasur dan tak memegang uang fisik. Sudah ada sistem jual-beli online dan uang digital.

    Ini hanyalah satu di antara banyak inovasi yang mengubah hidup manusia. Selain itu, ada layanan streaming lagu dan film yang menggeser Walkman hingga DVD player.

    Bagaimana cara perusahaan bertahan di tengah perubahan ini? Diversifikasi produk adalah salah satu jawabannya.

    Dengan menjual produk yang lebih sesuai dengan perkembangan teknologi, kamu bisa bertahan di pasar. Tak perlu lagi takut dianggap ketinggalan zaman.

    Baca Juga: Mana yang Lebih Menguntungkan, Bisnis Online atau Bisnis Offline?

    2. Mengurangi risiko

    Memang, inovasi punya bahaya tersendiri. Meski begitu, proses ini juga mengurangi risiko bisnis, lho.

    Dalam usaha, ada saja ancaman yang datang dari sana-sini. Salah satunya adalah pesaing yang lebih kompetitif, masalah dalam produk, dan lain-lain.

    Semua ini tentu bisa mengurangi penjualanmu. Nah, lewat strategi diversifikasi, kamu lebih mungkin bertahan diterpa tantangan itu.

    Kompetitor dari produk A-mu lebih sukses? Tenang, ada produk B yang masih mampu menyokong kelangsungan perusahaan.

    Selain lewat beragam inovasi, masih ada banyak strategi lain yang bisa mengurangi risiko bisnis, lho.

    Salah satunya adalah lewat beragam ilmu bisnis. Dengan belajar, kamu tentu lebih siap menghadapi ancaman.

    Oleh karena itu, segera daftarkan dirimu ke Glints ExpertClass, yuk! Di kelas ini, kamu akan bertemu praktisi ahli, lho.

    Mereka siap membagikan ilmu dan pengalaman di bidang pengembangan bisnis. Bagaimana denganmu, sudah siapkah kamu menimba ilmu?

    Jangan ditunda-tunda, kuota kelasnya terbatas, lho. Jadi, agar tak ketinggalan, ikut kelasnya sekarang juga, yuk!

    Baca Juga: 3 Cara Praktis Membuat WhatsApp Business untuk Bisnismu

    Demikian informasi dari Glints soal diversifikasi produk. Jangan gegabah dalam menggunakan strategi ini, ya! Ingat, ia punya segudang risiko yang juga harus kamu pikirkan.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.7 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait