Pelajari Reputational Risk, Ancaman yang Pengaruhi Reputasi dan Keberlangsungan Bisnis

Tayang 04 Jan 2021 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Saat memulai sebuah bisnis, banyak orang yang tidak mempertimbangkan risiko reputasi atau reputational risk sampai ada hal buruk yang menimpa mereka.

    Padahal, risiko ini dapat mempengaruhi keuntungan yang didapatkan atau bahkan keberlanjutan bisnis yang dijalankan.

    Ingin tahu apa saja jenis-jenis risiko yang ada dan bagaimana cara menguranginya?

    Yuk, simak lebih lanjut!

    Apa Itu Risiko Reputasi?

    Sebelum mengenali jenis-jenis risiko reputasi, Glints akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai definisinya.

    Mengutip Investopedia, reputational risk adalah ancaman yang bisa merusak nama baik sebuah bisnis atau perusahaan.

    Terdapat tiga “jalur” ancaman ini bisa menyerang perusahaan, yaitu secara langsung, tidak langsung, dan tangensial.

    Untuk kategori secara langsung, tindakan merugikan dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Misalnya, perusahaan tersebut melakukan penipuan kepada pelanggannya.

    Kalau secara tidak langsung, biasanya merupakan hasil dari tindakan pegawai di perusahaan tersebut.

    Salah satu contohnya adalah seorang petinggi di perusahaan meng-upload post di Twitter yang berisikan ujaran kebencian terhadap suatu golongan masyarakat.

    Baca Juga: Pahami 5 Alasan Mengenai Pentingnya Media Sosial untuk Perusahaan

    Nah, untuk risiko reputasi tangensial, maksudnya adalah ancaman dari pihak lain yang diasosiasikan dengan perusahaan.

    Contoh mudahnya adalah perusahaan A dikenal bekerja sama dengan perusahaan B. Suatu hari, perusahaan A menjadi tersangka kasus pencemaran lingkungan.

    Secara otomatis, brand image dari perusahaan B ikut tercemar karena terasosiasikan dengan perusahaan A.

    Jenis Ancaman dalam Risiko Reputasi

    reputational risk

    © Freepik.com

    Di bawah ini adalah beberapa jenis risiko yang dapat merusak reputasi perusahaan, dirangkum dari The Balance Small Business.

    1. Data breach

    Hal pertama yang masuk ke dalam reputational risk adalah data breach.

    Mengutip dari TechTarget – SearchSecurity, data breach adalah kondisi ketika data-data berisikan informasi sensitif atau rahasia diakses oleh orang dari luar perusahaan.

    Tak hanya merusak reputasi, kejadian ini bisa semakin membahayakan kalau oknum menjual informasi tersebut di black market.

    Beberapa tahun belakangan, insiden ini beberapa kali dikabarkan terjadi di Indonesia.

    Dampaknya? Image perusahaan jadi kurang bagus, pelanggan pun memutuskan untuk pindah ke kompetitor yang dirasa lebih aman, dan merugikan perusahaan secara finansial.

    2. Produk bermasalah

    Jenis risiko yang kedua adalah produk bermasalah.

    Memang, kamu bisa memberi opsi kepada pelanggan untuk retur dan menggantikannya dengan produk baru.

    Namun, bagaimana jadinya kalau produk tersebut tak hanya rusak biasa, tapi juga membahayakan penggunanya?

    Duh, pasti heboh dan bisa saja berakhir di ranah hukum!

    Baca Juga: Brand Loyalty vs. Customer Loyalty: Apa Perbedaannya?

    3. Ulasan buruk dari pelanggan

    Kamu pasti pernah mencari sebuah restoran yang ingin dikunjungi, lalu tidak jadi karena ulasannya buruk, kan?

    Ini adalah salah satu risiko reputasi yang harus diawasi, apalagi di era yang memudahkan semua orang untuk mencari segala sesuatunya secara online terlebih dahulu.

    Walau memang terkadang tidak semua yang dituliskan benar adanya, tetap saja hal tersebut dapat mengancam reputasi bisnismu.

    Cara Mengurangi Reputational Risk

    risiko reputasi

    © Freepik.com

    Menurut Harvard Business Review, salah satu alasan bisnis terpapar risiko reputasi adalah koordinasi internal yang lemah dan tidak terstruktur.

    Misalnya, ada produk baru yang ingin dikeluarkan tetapi sebenarnya belum benar-benar siap untuk digunakan.

    Akan tetapi, lemahnya koordinasi menyebabkan tim marketing mengumumkan tanggal peluncuran, meskipun quality control belum dijalankan.

    Risikonya? Perusahaan harus mengundur peluncuran atau justru tetap mengeluarkannya tepat waktu, tetapi meningkatkan risiko ada cacat dalam produk.

    Untuk menghindari kejadian serupa dan mengurangi reputational risk, kamu bisa mengikuti cara-cara di bawah ini.

    1. Buat manajemen reputasi

    Cara pertama untuk meminimalisasi risiko adalah dengan membuat manajemen reputasi.

    Misalnya, membuat posting agar brand-mu terlihat bagus, diasosiasikan dengan hal positif, dan memiliki persona yang bagus di mata masyarakat.

    Kamu juga perlu membuat semacam panduan untuk merespons ulasan buruk terkait dengan bisnismu.

    Tentukan kalau ada yang menjelek-jelekkan tanpa fakta harus dibalas dengan apa, kalau ada yang protes terkait dengan pelayanan bagaimana solusinya, dan lain-lain.

    Intinya, pastikan kamu mengedepankan pelanggan, karena merekalah yang menjadi penentu keberlangsungan bisnismu.

    Baca Juga: Ketahui Perbedaan Brand Recall, Brand Recognition dan Brand Awareness

    2. Buat rencana terkait cybersecurity

    Di atas, sempat disebutkan kalau data breach merupakan salah satu ancaman yang bisa saja dihadapi oleh bisnismu.

    Maka dari itu, penting untuk membuat rencana mendetail terkait dengan cybersecurity.

    Dengan begitu, pelanggan akan merasa aman menggunakan jasa bisnismu, melakukan pembayaran secara online, atau mungkin memasukkan data pribadi mereka.

    Setelah membaca artikel di atas, dapat disimpulkan bahwa risiko reputasi atau reputational risk bukanlah hal yang main-main.

    Tak hanya mempengaruhi image, keberlangsungan bisnismu juga bisa terganggu kalau sampai terkena salah satu jenis ancaman yang ada.

    Kalau ingin belajar lebih lanjut mengenai dunia bisnis, kamu bisa coba mengikuti Glints ExpertClass, lho.

    Glints ExpertClass adalah kelas yang akan dibawakan oleh para ahli di dunia bisnis, dengan pengalaman yang tak perlu diragukan.

    Jadi, tunggu apa lagi? Cari kelas yang ingin diikuti dan daftarkan dirimu, sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 2.6 / 5. Jumlah vote: 5

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait