Context Marketing, Strategi Jitu untuk Penuhi Keinginan Target Audiensmu
Isi Artikel
Bagaimana caranya strategi marketing kita bisa lebih berkesan dibanding yang lain? Salah satu caranya adalah dengan context marketing.
Seperti yang Marketing Dive katakan, 51% pelanggan berharap perusahaan mampu memahami kebutuhan mereka lebih baik dan bisa memberi penawaran yang relevan.
Nah, context marketing diharapkan bisa menjadi cara bisnis memenuhi ekspektasi tersebut.
Penasaran ingin tahu tentang apa itu context marketing lebih jauh? Yuk, pahami serba-serbinya dalam artikel ini.
Apa Itu Context Marketing?
Melansir New Breed, context marketing adalah strategi yang didasari perilaku konsumen dan kondisi upaya pemasaran.
Dengan begitu, konten yang diberikan pada para pelanggan jadi lebih relevan.
Strategi pemasaran ini sebenarnya merupakan bagian dari inbound marketing.
Selain konten yang dikirim harus relevan pada penerimanya, waktu pengiriman juga menjadi faktor penting untuk strategi context marketing.
Ketika mengetahui ada permintaan di pasar, tim marketing-mu harus cepat dalam membuat konten yang diinginkan dan mengirimkannya selagi momennya tepat.
Jika terlambat, tentu konten tersebut menjadi tidak relevan lagi.
Selama berselancar di internet, kamu pasti pernah mengalami context marketing yang dilakukan brand-brand lewat media sosial.
Contohnya menurut Enlighten adalah ketika kamu bergabung di sebuah group Facebook.
Lalu, Facebook langsung mulai menampilkan iklan untuk produk yang terkait dengan group tersebut.
Contoh lain adalah ketika kamu menggunakan YouTube.
Sejarah pencarian bisa menjadi dasar bagi YouTube untuk menampilkan iklan yang relevan untukmu.
Misalnya, kamu pernah mencari informasi atau video tentang sebuah mobil.
Berdasarkan informasi ini, YouTube akan menampilkan iklan tentang otomotif yang mungkin menarik bagimu.
Dengan begitu, marketer bisa menampilkan konteks yang relevan dengan ketertarikan pelanggan.
Keuntungan Melakukan Context Marketing
1. Hemat biaya
Context marketing adalah strategi yang menguntungkan karena hemat biaya.
Pasalnya, kamu tidak selalu butuh modal yang besar untuk bisa melakukannya.
Yang penting, kamu bisa mendapatkan data yang tepat.
Untuk melakukan context marketing, fokuslah pada pengumpulan data konsumen menggunakan tool CRM.
Saat ini, sudah banyak, lho, tool CRM yang ramah biaya untuk bisnis kecil.
2. Marketing yang terarah
Karena fokus demografis dan perilaku konsumen yang sangat spesifik, kamu bisa melakukan marketing yang lebih fokus dan terarah.
Selain itu, kemungkinan untuk memasarkan produk secara optimal pada waktu yang tepat juga jadi lebih tinggi.
Hal ini meningkatkan brand awareness dan engagement secara signifikan.
3. Meningkatkan kepuasan pelanggan
Saat pelanggan merasa mendapat solusi atas permasalahan yang dimiliki pada waktu yang tepat dengan context marketing, hal ini tentu jadi lebih berkesan.
Dengan konten yang sangat personalized, kepuasan pelanggan bisa jadi lebih tinggi.
Selain itu, kamu tak perlu lagi mengirim konten marketing berkali-kali yang mungkin justru membuat penerimanya kesal.
Pada akhirnya, context marketing bisa membuat pelanggan lebih percaya pada brand-mu dan puas dengan apa yang mereka dapatkan.
4. Meningkatkan sales dan pendapatan
Peningkatan sales dan pendapatan adalah keuntungan yang sudah pasti bisa didapatkan dari context marketing.
Dengan biaya marketing yang hemat dan kepuasan pelanggan yang tinggi, produkmu akan lebih banyak dibeli dan konversi juga dapat selalu ditingkatkan.
Bahkan, context marketing bisa jadi solusi yang lebih efektif dibanding mass-marketing dalam skala besar.
Sudah lebih paham tentang context marketing? Jangan lupa untuk diimplementasikan, ya.
Jika ingin belajar lebih banyak tentang marketing, yuk, ikut kelas di Glints ExpertClass yang dibawakan oleh pakar profesional.
Kamu juga bisa bebas bertanya di sesi tanya jawabnya, lho.
Klik di sini untuk cek kelas yang ada dan langsung saja beli tiketnya, ya!