Ingin Resign saat Corona? Pertimbangkan Hal Ini Terlebih Dahulu!

Diperbarui 01 Agu 2021 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Dilansir dari Fortune, banyak orang—terutama perempuan dan ibu dengan anak di rumah yang berpikir untuk resign saat Corona. 

    Di tengah-tengah pandemi seperti ini, alasan untuk resign mungkin semakin menumpuk. 

    Mulai dari pekerjaan yang ternyata tidak sesuai dengan passion, bos yang menyebalkan, atau bahkan bisa juga karena burnout saat menjalankan work from home (WFH).

    Untuk para ibu, alasan lain adalah pekerjaan menjadi terasa sangat berat, belum lagi jika harus mengurus pembelajaran dari rumah. 

    Nah, Glints sudah menyiapkan daftar berbagai macam hal yang harus dipertimbangkan sebelum resign, terutama saat Corona dan sedang WFH.

    Yuk, simak lebih lanjut!

    Baca Juga: Infografik: Dampak Corona bagi Tenaga Kerja

    Apakah Ada Back-Up Plan?

    dana darurat saat covid-19

    © Unsplash.com

    Memiliki back-up plan atau rencana cadangan merupakan suatu keharusan di masa-masa seperti ini. 

    Pasalnya, situasi dan kondisi sedang tidak pasti dari segala aspek. Baik itu kesehatan, ekonomi, bahkan sampai keamanan.

    Back-up plan yang dimaksud di sini dapat dibagi menjadi dua kategori:

    Finansial

    Ketika ingin resign saat WFH, kamu harus memiliki rencana cadangan dari segi finansial. 

    Maksud dari rencana cadangan di sini adalah dana darurat untuk hidup selama setidaknya tiga sampai enam bulan ke depan. 

    Tanpa back-up plan dari segi finansial di masa seperti ini merupakan sebuah kecerobohan.

    Pekerjaan

    Sebelum mengajukan surat pengunduran diri, pastikan bahwa kamu sudah mencari pekerjaan baru.

    Setidaknya mulai mencari satu sampai dua bulan sebelumnya.

    Bahkan jika tidak ingin resign, kamu tetap bisa menggunakan back-up plan ini. Pasalnya, kondisi di tengah pandemi benar-benar penuh dengan ketidakpastian.

    Sudah sangat banyak perusahaan yang terpaksa harus melakukan PHK atau bahkan gulung tikar.

    Sembari WFH, coba lamar pekerjaan yang tersedia, karena proses rekrutmen pun biasanya memakan waktu yang tidak begitu cepat.

    Bagaimana Kondisi Keuangan Kamu?

    resign saat WFH

    © Pexels.com

    Kecemasan yang dirasakan oleh orang-orang yang ingin resign saat WFH dan di tengah pandemi ini biasanya berkutat di dua hal. Kesehatan dan keamanan finansial. 

    Kondisi keuangan merupakan salah satu hal yang memang harus benar-benar dipertimbangkan.

    Apalagi, jika kamu belum mendapat pekerjaan di tempat lain dan kamu memiliki keluarga sebagai tanggungan.

    Meskipun sulit, usahakan untuk mencari pekerjaan sebagai back-up plan terlebih dahulu, ya.  Seperti yang sudah diketahui, Corona sangat berdampak pada perekonomian Indonesia.

    Jika tidak memiliki dana darurat atau tabungan yang dapat menjamin hidup kamu dan keluarga, sebaiknya pertimbangkan ulang keinginan untuk resign

    Baca Juga: Seperti Apa Prediksi Ekonomi Setelah Virus Corona Berakhir?

    Apakah Karier Kamu Sudah Aman?

    resign saat corona

    © Pexels.com

    Sebelum resign saat Corona, kamu juga perlu mempertimbangkan mengenai jenjang karier.

    Apalagi jika kamu merupakan seorang fresh-graduate yang baru mulai bekerja.

    Akan lebih sulit lagi untuk mencari pekerjaan dan meniti karier secara mulus ke depannya, terutama di masa seperti ini saat lowongan pekerjaan berkurang banyak.

    Jika alasan kamu tidak kuat, seperti bosan, kurang suka dengan pekerjaan yang diberikan, lebih baik pertimbangkan ulang keinginan untuk resign.

    Pasalnya, berpindah-pindah tempat kerja di awal masa kerja bisa saja berdampak buruk bagi karier kamu.

    Apakah Alasan Cukup Kuat?

    pengertian marketing automation

    © Pexels.com

    Salah satu sumber kekhawatiran utama di tengah pandemi Corona sudah pasti adalah kesehatan. Tidak ada orang yang mau terkena virus ini, ataupun menularkannya.

    Nah, ini juga menjadi salah satu alasan banyak orang resign saat Corona. 

    Beberapa waktu belakangan masih banyak perusahaan yang terus mempekerjakan karyawannya, meskipun bukan berasal dari sektor yang membutuhkan.

    Jika sampai sekarang perusahaan kamu masih memerintahkan karyawannya untuk datang ke kantor, ini merupakan salah satu alasan kuat untuk resign.

    Bisa juga jika perusahaan sudah memberlakukan WFH, namun kamu justru semakin tidak tahan dengan workload dan work flow yang diterapkan.

    Perlu diingat kembali, bahwa alasan yang kuat pun harus didukung dengan cara berpikir realistis. Tetap pastikan bahwa kamu memiliki back-up plan, ya.

    Baca Juga: Bagaimana Kondisi Industri Pariwisata usai Wabah Corona?

    Nah, itu dia berbagai macam hal yang harus dipertimbangkan ketika ingin resign saat Corona.

    Hal paling penting yang sudah disebutkan berulang kali dalam artikel ini, adalah memiliki back-up plan.

    Jika ingin berdiskusi mengenai topik ini lebih lanjut, kamu bisa melakukannya dengan para profesional di komunitas Glints.

    Yuk, segera daftarkan akun profesionalmu!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 2 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait