Rapid Application Development, Metode Pengembangan Software yang Hemat Waktu

Diperbarui 03 Feb 2021 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Sebagai application developer, kamu harus tahu bahwa rapid application development (RAD) adalah metode pengembangan software yang dikatakan sangat menghemat waktu. 

    Meskipun menghemat waktu, metode ini memungkinkan tim developer untuk tetap mempertahankan kualitas yang diminta oleh klien.

    Kalau ingin mengetahui lebih lanjut seputar topik ini, tenang saja. 

    Disarikan dari Codebots, Geeks for Geeks, dan Kissflow, berikut adalah penjelasan lengkap seputar RAD, hanya untukmu.

    Apa Itu Rapid Application Development?

    rapid application development adalah

    © Pexels.com

    Rapid application development (RAD) adalah metode yang berfokus pada pengembangan aplikasi secara cepat, melalui pengulangan dan feedback berulang-ulang. 

    RAD diajukan oleh IBM pada tahun 1980 sampai 1990-an, ketika permintaan terhadap aplikasi semakin meningkat.

    Dengan banyaknya demand, orang-orang di dunia IT harus mencari solusi untuk memenuhi permintaan tersebut. 

    Metode ini merupakan semacam cikal bakal agile project management, karena bisa mengikuti pace bisnis yang terus berkembang dan juga kebutuhan pasar yang terus meningkat. 

    Pengembangan software pada umumnya seperti waterfall model membutuhkan perencanaan yang terbilang cukup kaku.

    Klien atau pelanggan seakan ‘dipaksa’ untuk menyetujui banyak hal di awal, tetapi mereka tidak bisa melihat proses pembuatannya.  

    Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Software Development Life Cycle (SDLC)

    Nah, praktik RAD jelas berbeda. 

    Seperti yang sudah disebutkan di awal, metode ini lebih berfokus pada pembuatan prototype secara cepat dan mengandalkan feedback dari user.

    Keuntungan utama menjalankan rapid application development adalah jangka waktu pengembangan lebih cepat.

    Hal ini dikarenakan feedback dari pelanggan cepat didapatkan dan semua perubahan yang dilakukan akan sesuai hasil tersebut. 

    Akan tetapi, salah satu kekurangan RAD adalah kamu membutuhkan tim berisikan developer yang benar-benar memiliki skill tinggi dan juga metode ini hanya bisa digunakan untuk proyek yang bisa termodulasi.

    Cara Kerja dan Langkah yang Harus Diikuti

    software untuk membuat aplikasi android

    © Freepik.com

    Setelah mempelajari apa itu rapid application development, penting bagimu untuk mempelajari empat langkah yang harus diikuti.

    Langkah kedua dan ketiga bisa saja diulang berkali-kali, setidaknya sampai product owner puas dengan hasilnya. 

    Berikut adalah penjelasan dari masing-masing langkah tersebut.

    1. Menentukan project requirements

    Tahap pertama adalah menentukan project requirements.

    Untuk kamu yang belum tahu, project requirements biasanya berisikan apa saja yang harus dicapai dalam sebuah proyek dan strategi untuk menghadapi permasalahan yang mungkin akan muncul. 

    Persyaratan ini juga mencakup timeline dan budget yang ada. 

    Orang-orang yang membuat project requirements adalah para developer, klien, dan juga software user

    Semua pihak harus menyetujui semua persyaratan di awal, agar tidak ada miskomunikasi, sekaligus menghindari kesalahan yang akan merugikan waktu dan biaya nantinya.

    2. Membuat prototipe

    Langkah kedua dalam menjalankan rapid application development adalah membuat prototipe.

    Alih-alih mengikuti persyaratan secara kaku, para developer akan mengembangkan prototipe secara cepat, dengan fitur dan fungsi yang dibutuhkan.

    Setelah itu, prototipe tersebut akan diberikan kepada klien untuk mengetahui apa saja yang mereka suka dan apa yang tidak. 

    Pada tahap ini, hasil yang diberikan sama sekali belum sempurna, hanya menunjukkan fitur dan fungsi yang akan ada saja.

    Dengan begitu, user bisa menentukan dari situ terlebih dahulu.

    Baca Juga: Cara Praktis Belajar Coding untuk Pemula, Coba Yuk!

    3. Rapid construction dan pengumpulan feedback

    Nah, tahap ketiga dari rapid application development adalah melihat feedback yang diberikan oleh user.

    Feedback yang dimaksud di sini mencakup fitur, fungsi, visual, dan juga interface dari program yang sedang dikembangkan.

    Setelah itu, prototipe akan dikembangkan lagi sampai klien memberikan persetujuan untuk finalisasi produk.

    Seperti yang disebutkan sebelumnya, kedua tahapan ini akan diulang terus-menerus, sampai hasilnya sesuai dengan keinginan klien.

    4. Implementasi atau penyelesaian produk

    Langkah terakhir adalah implementasi hasil feedback dan membuat produk akhir. 

    Fitur, fungsi, visual, dan interface akan diulas kembali oleh klien. Pada tahap ini, uji coba akan dilakukan jika memang dibutuhkan.

    Uji cobanya mencakup kestabilan, usability testing, dan pengujian lainnya untuk memastikan semua hal sudah terkontrol.

    Baca Juga: 6 Kiat Belajar Software Engineering dengan Menyenangkan

    Itu dia penjelasan mengenai apa itu rapid application development, kelebihannya, dan langkah apa saja yang harus diikuti.

    Ingin meningkatkan kemampuanmu sebagai software developer, atau mungkin mempelajari pengetahuan dasar dalam bidang IT? Kamu bisa coba mengikuti Glints ExpertClass, lho. 

    Glints ExpertClass adalah kelas yang akan dibawakan oleh ahli dalam bidang IT, dengan bertahun-tahun pengalaman. 

    Kamu bahkan bisa menanyakan pertanyaan apa pun seputar topik yang dibahas dalam sesi Q&A.

    Menarik, bukan? Yuk, cari kelas yang diinginkan, jangan sampai ketinggalan kesempatan untuk selalu mengembangkan kemampuanmu!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.3 / 5. Jumlah vote: 15

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait