Memahami Peran Prototype dalam UX Design beserta Jenis-jenisnya

Diperbarui 14 Des 2020 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Jika ingin berkecimpung dalam dunia desain, khususnya untuk user experience, kamu perlu memahami apa itu prototype dalam UX design.

    Mengapa demikian? Pasalnya, prototype adalah salah satu langkah terpenting dalam proses membentuk desain yang ramah untuk pengguna.

    Nah, kali ini, Glints akan merangkum mengenai serba-serbi prototype dalam dunia desain UX yang perlu kamu ketahui. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

    Baca Juga: Sama-sama Memperkuat UX, Apa Beda User Flow dan User Journey?

    Apa Itu Prototype dalam UX Design?

    prototype ux design

    © Freepik.com

    Menyadur Justinmind, prototype UX design adalah sebuah versi primitif dari suatu rancangan yang memiliki potensial untuk dibentuk hingga menjadi produk akhir.

    Baik itu untuk aplikasi smartphone, situs web, atau bahkan peralatan masak yang kamu gunakan di rumah,  idealnya, semua produk yang sudah dijual telah melalui proses pembuatan prototipe. 

    Kamu dapat menganggap prototipe sebagai sebuah draf. Draf yang akan disempurnakan sampai dianggap patut untuk diterbitkan. 

    Melalui proses iterasi dan pengembangan inilah produk dan layanan menjadi suatu hal yang berguna bagi masyarakat.

    Umumnya, dalam dunia desain UX, prototipe digunakan untuk memahami dan melihat bagaimana produk atau aplikasi bekerja. 

    Hal itu melipute seperti apa fungsinya dan bagaimana perasaanmu ketika harus menggunakannya. 

    Prototipe yang dirancang dibentuk menjadi sebuah simulasi untuk menilai kualitas desain. 

    Prototipe cukup mudah untuk dibuat dan biaya yang perlu dikeluarkan untuk merancangnya juga tidak mahal.  Bahkan, biaya dari prototipe dapat dianggap murah. 

    Fungsi utama dari prototipe adalah agar para desainer UX dapat menjelajahi kemungkinan yang belum ditemukan untuk mencapai desain akhir yang kohesif.

    Mereka juga berguna saat desainer perlu menguji kinerja, menghemat uang, dan meningkatkan pengalaman pengguna.

    4 Kualitas yang Perlu Dimiliki Prototype UX Design

    prototype ux design

    © Unsplash.com

    Ketika seorang desainer hendak merancang prototype UX design, ada empat kualitas yang perlu mereka terapkan.

    Keempat kualitas ini akan digunakan sebagai pedoman untuk menyelesaikan masalah desain sebelum waktu peluncuran. 

    Kualitas-kualitas ini  juga dapat mengungkapkan bagian dari desain yang perlu diperbaiki.

    Setelah draf kasar dari desain produkmu berada di tangan pengguna, kamu akan melihat bagaimana mereka sebenarnya ingin menggunakan produk tersebut.

    Nah, melansir UXpin, inilah keempat kualitas yang perlu dimiliki oleh sebuah prototype UX design:

    • Representasi – bentuk sebenarnya dari prototipe, yaitu kertas dan seluler, atau HTML dan desktop
    • Presisi – kesetiaan prototipe, yang berarti detail, polesan, dan realisme pada desain
    • Interaktivitas – fungsionalitas yang terbuka untuk pengguna, misalnya, berfungsi penuh, berfungsi sebagian, atau hanya dapat dilihat
    • Evolusi – siklus hidup prototipe, beberapa dibuat dengan cepat, diuji, dibuang, dan kemudian diganti dengan versi yang lebih baik 

    Salah satu kesalahpahaman paling umum tentang pembuatan prototype UX design adalah bahwa percobaan hanya perlu dilakukan satu atau dua kali di akhir proses desain. Hal ini tidak benar.

    Desainer sebaiknya membuat prototipe untuk setiap kemungkinan iterasi desain mereka, sekalipun untuk ide yang paling kasar dan mendasar.

    Prototipe bukan sekadar beta testing yang memiliki tampilan seperti versi final desain.

    Prototipe adalah versi apa pun dari desain yang dapat digunakan untuk tahap pengujian.

    Selama prototipe dapat memberikan desainer UX wawasan baru tentang pengalaman pengguna saat menggunakan produk mereka, tidak masalah jika prototipe dibentuk dari kertas ataupun HTML.

    Jenis-Jenis Prototype untuk UX Design

    © Unsplash.com

    Ada berbagai metode pembuatan prototype UX design dan semuanya memiliki tujuan dan fungsi yang berbeda-beda.

    Namun, bila desainer memahami jenis masalah yang harus diselesaikan, kemungkinan besar mereka akan tahu jenis pembuatan prototipe mana yang harus digunakan. 

    Melansir UX Planet, inilah jenis-jenis prototipe desain UX yang dapat digunakan oleh para desainer:

    Baca Juga: Memahami Usability serta Kaitannya dengan UX hingga Hak Asasi Manusia

    1. Sketches

    Sketch atau sketsa, adalah sebuah gambar yang dapat dengan mudah dibentuk menggunakan kertas dan pulpen dengan biaya murah. 

    Kebanyakan sketsa digunakan pada tahap awal proses desain untuk mendapatkan ide-ide baru.

    Sketsa juga biasa digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan pada desain yang akan memengaruhi pengalaman pengguna.

    Sketsa dengan low-fidelity contohnya. Jenis prototipe itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi keluhan pengguna dan mendapatkan ide baru untuk produk meskipun masih tahap awal produksi.

    Dengan sketsa, desainer juga dapat dengan cepat mengulang rekayasa desain dengan biaya murah untuk membuat produk lebih bermanfaat.

    2. Wireframes

    Jenis prototype UX design berikutnya adalah wireframes

    Wireframes adalah representasi dari tata letak desain dan sebagian besar hanya berfokus pada tata letak konten. 

    Kebanyakan wireframes menggunakan skala abu-abu atau hitam putih.

    Dalam wireframing low-fidelity, desainer dapat menggunakan tool khusus untuk membuat wireframes skala abu-abu yang merupakan cara lebih baik daripada membuat sketsa di awal proses desain.

    3. Mockups

    Jenis prototype UX design selanjutnya adalah mockups atau maket.

    Mockups sendiri adalah desain yang sepenuhnya dibuat untuk menggambarkan detail warna, tipografi, dan konten dari desain.

    Jenis prototipe ini akan lebih terlihat seperti produk akhir dari rancangan desain dan tidak mewakili interaksi dari produk.

    Manfaat Menggunakan Prototype untuk UX Design

    © Freepik.com

    Seperti yang sudah Glints jelaskan, prototype UX design dapat memainkan peran penting dalam menangkap kebutuhan pengguna.

    Sederhananya, prototipe adalah mekanisme yang berguna untuk mendemonstrasikan fungsionalitas desain dan nilainya di mata pengguna.

    Penjelasan praktis mengenai fungsi desain memiliki sejumlah manfaat yang bernilai tinggi bagi desainer dan perusahaan. 

    Menurut Toptal, inilah beberapa manfaat yang dapat dirasakan bila merancang prototipe desain UX:

    • Desainer dapat merancang desain yang lebih ramah pengguna.
    • Prototipe dapat mendeteksi masalah desain yang tak terduga.
    • Prototipe berfungsi sebagai representasi dari hasil akhir desain.
    • Desainer dapat merancang strategi terbaik untuk menyelesaikan masalah desain dengan prototipe.

    Baca Juga: Penerapan UX Metrics untuk Meningkatkan Keberhasilan

    Itulah rangkuman Glints mengenai prototype UX design yang perlu kamu ketahui.

    Intinya, prototipe desain UX dapat menjadi sarana yang baik untuk menyaring kebutuhan pengguna.

    Bahkan, bila dirancang dengan baik, prototipe bisa berfungsi untuk kebutuhan desainer lainnya, seperti representasi produk dan metode perancangan solusi untuk setiap masalah desain.

    Menarik bukan? Nah, jika masih ingin tahu lebih lanjut seputar dunia desain, kamu bisa, lho, mengikuti kelas di Glints ExpertClass.

    Di kelas kategori design, para pakar dan profesional siap membagikan ilmu mereka khusus untukmu.

    Jangan sampai ketinggalan. Yuk, daftarkan akunmu di Glints sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.7 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait