Private Equity vs Venture Capital: Mana yang Terbaik untuk Perusahaanmu?

Diperbarui 02 Mar 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Sebenarnya, diskusi mengenai private equity vs venture capital sudah lama menjadi perbincangan hangat bagi mereka yang aktif di dunia bisnis, khususnya startup.

    Kedua bagian penting dalam dalam dunia private market yang kompleks ini sering diperdebatkan.

    Mana yang sekiranya lebih cocok untuk perusahaan besar? Berapa jumlah uang yang akan diinvestasikan?

    Nah, untuk mengakhiri segala kebingungan dan beragam pertanyaan, kali ini, Glints akan menjelaskan mengenai perbedaan private equity (PE) dan venture capital (VC), serta kelebihan dan kekurangannya.

    Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

    Baca Juga: Ketahui Potensi Keberhasilan Startup dengan Market Size

    Strategi PE dan VC

    private equity vs venture capital

    © Freepik.com

    Pertama-tama, bila kamu akan membandingkan private equity vs venture capital, hal yang harus segera diperjelas adalah strategi masing-masing lembaga keuangan.

    Nah, umumnya, strategi yang diterapkan oleh PE adalah untuk membeli sebagian besar saham perusahaan, dan berusaha untuk meningkatkan nilainya.

    PE akan meningkatkan nilai perusahaan dengan cara menyediakan distressed fund untuk dijadikan aset dan dijual ke pasar.

    Hal ini berdasarkan tujuan PE untuk mendapatkan income stabil yang nilainya tinggi.

    Sedangkan, strategi yang diterapkan oleh VC adalah untuk menanam uang pada bisnis yang sedang berkembang.

    Proses pemilihan bisnis ini tidak sembarangan. Mereka akan melakukan riset dan perencanaan mendalam sebelum menggores hitam di atas putih.

    Tujuan VC cukup sederhana, yaitu untuk menikmati hasil besar dalam jangka waktu yang panjang tanpa perlu repot memperbaiki nilai perusahaan.

    Jenis perusahaan yang cocok menggunakan PE dan VC

    private equity vs venture capital

    © Freepik.com

    Inilah perdebatan utama dari diskusi private equity vs venture capital.

    Kira-kira, kedua lembaga keuangan ini cocok dijadikan rekan kerjasama oleh jenis perusahaan seperti apa, sih?

    Nah, melansir Business, VC lebih cocok untuk dijadikan pilihan oleh bisnis yang sedang berkembang, seperti startup.

    Mengapa demikian? Karena, semua kebutuhan perusahaan startup sesuai dengan strategi dan cara kerja yang ditawarkan venture capital.

    Sebagai contoh, VC mampu menyediakan dana untuk keperluan market research dan marketing perusahaan yang sedang berkembang. 

    Sederhananya, mereka berani mempertaruhkan dana besar bagi institusi yang mereka rasa memiliki potensi untuk berkembang pesat.

    Di sisi lain, dana yang ditawarkan PE lebih sesuai untuk dimanfaatkan perusahaan yang sudah matang.

    Alasannya, adalah karena mereka mampu memberikan dana yang lebih besar dan bersedia meminjamkan berbagai pakar sesuai kebutuhan perusahaan.

    Tak hanya itu, bila nilai saham perusahaan mengalami penurunan, PE dapat menjadi solusi yang tepat.

    Baca Juga: Traction, Indikator Kualitas Perusahaan Startup di Mata Para Investor

    Jumlah uang yang akan diinvestasikan

    private equity vs venture capital

    © Freepik.com

    Hal lainnya yang perlu dijelaskan untuk menuntaskan perdebatan antara private equity vs venture capital adalah jumlah uang yang akan mereka investasikan.

    Disari dari laman Investopedia, firma PE yang besar bersedia untuk mengeluarkan biaya hingga seratus juta dolar Amerika.

    Hal ini selaras dengan visi mereka, yaitu untuk membenahi sebuah perusahaan yang umumnya sudah diambang kebangkrutan.

    Sedangkan, VC hanya akan menyediakan dana tidak lebih dari sepuluh juta dolar Amerika.

    Kisaran angka ini telah disesuaikan dengan kebutuhan startup yang masih belum terlalu banyak.

    Kelebihan dan kekurangan PE dan VC

    © Freepik.com

    Hal terakhir yang akan dibahas dalam private equity vs venture capital adalah kelebihan dan kekurangan masing-masing lembaga.

    1. Kelebihan dan kekurangan private equity

    Melansir Mergers and Inquisitions, yang menjadi kelebihan PE adalah bahwa mereka dapat dipastikan mampu untuk meningkatkan nilai saham perusahaan.

    Kendati demikian, jumlah uang dan upaya yang mereka keluarkan tidak cuma-cuma.

    Perusahaan perlu menyerahkan hampir 100% saham mereka kepada pihak private equity.

    Hasilnya, mereka tidak lagi memiliki wewenang untuk mengatur strategi atau mengambil keputusan.

    2.Kelebihan dan kekurangan venture capital

    Di sisi lain, Quickbooks Intuits, VC bisa memberikan network bisa mereka kepada pihak startup. Hal ini jelas mempermudah perusahaan perilah partnership dan kerjasama.

    Selain itu, semua uang yang diraih perusahaan berhak mereka simpan tanpa perlu mengembalikannya kepada pihak VC.

    Kekurangan terbesar bila memanfaatkan dana VC adalah bahwa mereka kerap menginterupsi strategi bisnis perusahaan.

    Tak hanya itu, mereka juga akan mengelola hampir 50% saham perusahaan, sehingga VC memiliki hak untuk memberikan pendapat dan mengambil keputusan.

    Baca Juga: 7 Tools yang Dapat Menunjang Kerja Market Research

    Itu dia empat perbedaan yang memisahkan private equity vs venture capital.

    Intinya, kedua lembaga bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan yang membutuhkan jasa mereka.

    Namun, hal tersebut kembali lagi pada kebutuhan perusahaan. Bila tak ingin rugi, sebaiknya perusahaan merancang rencana yang matang untuk keperluan bisnis mereka.

    Menarik bukan? Masih ada pembahasan lainnya seputar venture capital di Glints Blog, lho!

    Penasaran? Yuk, baca selengkapnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait