5 Cara Menyampaikan ke Atasan saat Merasa Burnout (+Contoh Email)

Tayang 21 Jan 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Kamu mungkin sering mengalami kebingungan tentang bagaimana cara menyampaikan ke atasan saat mulai merasa burnout.

    Padahal, fase burnout ini akan berujung pada masalah kesehatan fisik maupun mental yang lebih parah jika terus dibiarkan.

    Di sisi lain, atasan merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh dalam penambahan atau pengurangan beban kerja. Namun, kita tidak bisa sembarangan mengeluhkan persoalan ini.

    Lalu, bagaimanakah cara mengomunikasikannya kepada mereka? Langsung saja simak pembahasan Glints berikut ini!

    1. Rencanakan apa yang ingin kamu bicarakan

    Cara paling pertama dalam menyampaikan ke atasan saat merasa burnout adalah dengan membuat poin-poin penting mengenai apa yang akan dibicarakan.

    Sering kali kita tidak mengetahui apa penyebab spesifik dari burnout. Jadi, kamu perlu melakukan refleksi diri terlebih dahulu untuk memahami kondisi dirimu sendiri.

    Atasan pasti tidak bisa menebak-nebak mengapa kamu burnout. Mereka pun bukan orang yang tepat untuk membantumu mengidentifikasi penyebabnya.

    Apalagi pada beberapa kasus, burnout kerja tidak disebabkan oleh satu hal saja.

    Setelah kamu menemukan akar masalahnya, barulah rencanakan langkah selanjutnya.

    Baca Juga: Mulai Merasa Capek Kerja? Ini 6 Cara Mencegah Burn Out Untukmu

    2. Siapkan solusi

    Memang salah satu tujuan dari mengomunikasikan perihal burnout ini adalah agar kamu dan atasan dapat menemukan solusi terbaik.

    Namun, serupa dengan poin di atas, atasanmu tidak bertanggung jawab mencari solusi secara proaktif.

    Oleh karena itu, solusi dapat diajukan dari sisimu terlebih dahulu.

    Cara menyampaikan ke atasan saat merasa burnout yang satu ini akan jauh lebih mudah ketika kamu telah menyelesaikan langkah nomor 1.

    Contoh kalimat di bawah ini dapat dijadikan sebagai referensi apabila kamu merasa bahwa penyebab burnout adalah karena workload dan meeting yang terlalu banyak.

    Mohon maaf sebelumnya, Pak/Bu, tetapi saya merasa keberatan dengan workload saya saat ini, terutama dengan adanya tambahan project A dan jadwal meeting 5x sehari yang menurut saya cukup memakan waktu.

    Apakah memungkinkan jika Bapak/Ibu membantu saya untuk mengatur kembali prioritas dan deadline project A?

    Selain itu, saya ingin menyarankan agar meeting B bisa dikurangi frekuensinya menjadi 2 minggu sekali mengingat bahasannya tidak terlalu memerlukan diskusi panjang.

    Setelah mengungkapkan solusi tersebut, atasanmu mungkin tidak akan langsung setuju.

    Jadi, siapkan argumen yang dapat menjawab pertanyaan atau respons yang mungkin akan diberikan oleh atasan.

    3. Ajukan one-on-one meeting

    Cara menyampaikan ke atasan saat merasa burnout selanjutnya adalah dengan mengajukan one-on-one meeting atau meeting yang hanya melibatkanmu dan atasan.

    Menurut Glassdor, cara terbaik untuk menyampaikan hal privat adalah dengan membicarakannya secara privat pula.

    Baik bertemu secara langsung maupun virtual, langkah selanjutnya yang perlu kamu lakukan sebelum membicarakan masalah inti adalah dengan mengajukan one-on-one meeting.

    Apabila kamu memang sudah memiliki jadwal one-one-one call dengan atasanmu setiap minggu atau 2 minggu sekali, manfaatkanlah waktu tersebut untuk bicara mengenai hal ini.

    Baca Juga: Awas! 5 Kebiasaan Penyebab Burnout Ini Harus Kamu Buang

    4. Ajukan melalui email/chat terlebih dahulu

    Atasanmu mungkin memiliki jadwal yang padat. Jadi, mereka tidak bisa mengatakan “ya” pada ajakan meeting yang mendadak.

    Untuk menemukan jadwal yang pas, Sprout Social menyarankan untuk menghubungi mereka melalui email atau chat dengan menjelaskan sedikit mengenai inti permasalahan.

    Cara menyampaikan ke atasan saat merasa burnout yang satu ini kurang etis jika dilewatkan, kecuali jika kamu memang sudah memiliki jadwal one-on-one rutin.

    Kamu dapat mengguakan contoh template email di bawah ini:

    Dear __,

    I would appreciate some time with you to have one-on-one call (virtually or in-person) to discuss my job performance. I am experiencing burnout, which prevents me to perform at my best.

    Do you have time this week to talk through this and rearrange our priorities?

    Thank you in advance.

    Versi bahasa Indonesia:

    Selamat pagi/siang/sore,

    Seiring dengan banyaknya tambahan project yang sangat urgent beberapa waktu ini, sepertinya saya mulai mengalami kesulitan untuk bekerja secara optimal.

    Sebelum kondisi ini semakin parah dan menimbulkan dampak lebih buruk pada pekerjaan saya, apakah Bapak/Ibu bersedia untuk meluangkan waktunya di minggu ini untuk membicarakan masalah tersebut dalam sesi one-on-one meeting?

    Terima kasih banyak.

    Apabila atasanmu kurang supportive dan tidak menghiraukan kesulitan yang kamu hadapi, mungkin ini saatnya untuk pertimbangkan mencari lingkungan kerja baru.

    5. Cek progres dan ajukan follow up meeting

    Setelah menyampaikan ke atasan saat kamu merasa burnout, coba lihat apakah solusi yang telah disepakati cukup memberimu keringanan.

    Menurut Best Collegefollow up meeting ini bermanfaat untuk mendiskusikan apakah ada kemajuan dari kinerjamu sekaligus mencari solusi tambahan yang lebih efektif.

    Atasan yang baik akan membantumu sampai bisa bangkit kembali dan memastikan bahwa kejadian ini justru dapat menjadi pelajaran penting bagimu.

    Tak perlu menunggu saat-saat tertentu, cukup ajukan meeting ketika kamu merasa ada progres yang perlu didiskusikan saja.

    Baca Juga: Generalized Anxiety Disorder: Arti dan Tips Menghadapinya

    Demikian beberapa cara menyampaikan ke atasan saat kamu merasa burnout. Semoga kamu bisa segera mengatasi fase burnout ini, ya.

    Selain burnout, tentunya ada banyak tantangan kesehatan di dunia kerja yang sering ditemui, baik itu kesehatan fisik maupun mental.

    Tak perlu khawatir karena kamu dapat menemukan banyak insight untuk mengatasi masalah serupa di Glints Blog!

    Ayo baca lebih banyak artikel demi kesehatan fisik dan mental di dunia kerja yang lebih terjaga.

    Klik link ini untuk temukan kumpulan artikel terbarunya! Gratis.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait