Raup Untung dengan Mudah dengan Strategi Cost Plus Pricing

Diperbarui 14 Mar 2023 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Kamu sering kebingungan saat menentukan harga jual? Tenang saja, mark up atau cost plus pricing adalah solusinya.

    Selain praktis, strategi ini juga bisa dipakai dengan cepat. Selain itu, ia masih punya kelebihan lainnya, lho.

    Memangnya, seperti apa penerapan dari pricing strategy ini? Simak penjelasan lengkapnya, yuk!

    Apa Itu Mark Up Pricing?

    apa itu cost plus pricing

    © Freepik.com

    Orang yang berjualan pasti mengejar keuntungan. Dengan alasan ini, mereka tentu menjual barang atau jasa lebih dari biaya modal.

    Lalu, bagaimana cara mentukan harga yang pasti membawa untung? Mark up pricing adalah jawabannya.

    Selain menjamin laba, cost plus pricing juga merupakan strategi yang mudah diterapkan. Hal ini dituliskan oleh Price Intelligently.

    Langkah dan Contoh Perhitungan Mark Up Pricing

    contoh perhitungan mark up pricing

    © Freepik.com

    Misalnya, kamu ingin berjualan nasi goreng. Kira-kira, jika menggunakan strategi ini, bagaimana cara menentukan harganya?

    Dirangkum dari The Balance Small Business, ini dia jawabannya.

    1. Hitung total cost layanan

    Total cost merupakan biaya yang harus kamu keluarkan untuk membuat barang dalam waktu tertentu. Biaya ini punya dua komponen, yakni fixed dan variable cost.

    a. Fixed cost

    Mengutip The Balance Small Business, fixed cost merupakan biaya produksi yang sifatnya tetap. Tak peduli berapa jumlah penjualanmu saat itu, biaya ini harus kamu keluarkan.

    Salah satu contohnya adalah gaji pegawai. Saat berjualan nasi goreng, terlepas dari laku tidaknya, upah mereka tentu bersifat tetap.

    b. Variable cost

    Berbeda dengan fixed cost, variable cost bersifat tidak tetap. Ia bergantung pada jumlah penjualanmu.

    Misalnya, jika pelanggan menggunakan layanan pesan antar, kamu menggratiskan ongkos kirim. Biaya ini tentu tergantung berapa orang yang memanfaatkan promosi ini.

    Baca Juga: Mengenal Outbound Sales, Strategi Penjualan yang Cepat dan Terus Relevan

    Sebagai contoh, total cost saat berjualan nasi goreng adalah:

    = fixed cost + variable cost

    = Rp600.000 + Rp 250.000

    = Rp850.000

    2. Hitung unit cost

    Langkah penerapan mark up pricing selanjutnya adalah perhitungan unit cost. Unit cost sendiri berbeda dengan total cost.

    Jika total cost merupakan biaya secara keseluruhan, unit cost merupakan biaya untuk satu barang atau jasa.

    Apakah kamu masih bingung? Tenang, Glints akan memberikan contoh. Misalnya, dalam sehari, kamu membuat 100 porsi nasi goreng.

    Tentu saja, angka ini merupakan prediksi. Ia bisa datang dari jumlah penjualanmu dalam sehari yang sebelumnya.

    Nah, total cost merupakan biaya produksi 100 porsi. Sementara itu, unit cost adalah biaya untuk 1 porsi nasi goreng.

    Oleh karena itu, perhitungan unit cost nasi goreng adalah:

    = total cost / jumlah produksi

    = Rp850.000 / 100

    = Rp8.500

    3. Hitung laba

    Sekarang, saatnya menentukan besar untungmu. Ini adalah inti dari strategi mark up pricing.

    Kamu bisa memilih seberapa besar kamu mau mengambil laba. Biasanya, angkanya dihitung dengan persen. 

    Nantinya, persentase ini akan dikalikan dengan unit cost milikmu.

    Misalnya, kamu ingin mengambil untung sebesar 20%. Perhitungannya adalah:

    = unit cost * persentase keuntungan

    = Rp8.500 * 20%

    = Rp1.700

    4. Jumlahkan laba dengan unit cost

    Langkah terakhir akan menunjukkan harga jualmu. Caranya mudah, kamu tinggal menambahkan laba dengan unit cost.

    Agar semakin jelas, ini dia contohnya:

    = unit cost + laba

    = Rp8.500 + Rp1.700

    = Rp10.200

    Baca Juga: 5 Buku tentang Sales yang Bantu Kamu jadi Praktisi Andal

    Plus Minus Mark Up Pricing

    plus minus mark up pricing

    © Freepik.com

    Setelah mengetahui definisi dan langkah penggunaannya, apakah kamu tertarik menggunakan strategi ini?

    Tunggu dulu. Pahami berbagai kelebihan dan kekurangannya dulu, yuk! Dirangkum dari HubSpot dan Profit Well, plus minus mark up pricing itu adalah:

    Kelebihan

    1. Mudah dan cepat

    Saat menggunakan strategi cost plus pricing, kamu tak perlu kebingungan. Rumus dan langkah penggunaannya juga cepat. Hal ini sudah sempat Glints singgung di atas.

    Kamu juga tak perlu melakukan analisis kompetitor. Sebab, perhitungan harga tidak melibatkan hal ini.

    2. Ada alasan untuk kenaikan harga

    Misalnya, harga bahan baku naik. Kamu sampai harus menambah harga jual agar tetap bisa punya untung.

    Ketika ditanya pelanggan soal ini, kamu tentu bisa menjelaskan alasannya dengan mudah. Kamu tidak sedang mencari laba lebih besar, tetapi memang dituntut oleh keadaan.

    Kekurangan

    1. Tidak memperhitungkan nilai produk

    Meski harganya mahal, HP dari Apple tak pernah sepi peminat. Ini bisa terjadi karena mereka menawarkan nilai lebih.

    Produk iPhone punya nilai prestisius tersendiri. Terlebih lagi, gadget ini terkenal aman dan punya kamera berkualitas.

    Nilai-nilai ini tentu tak bisa dijual jika menggunakan cost plus pricing. Sebab, kamu hanya memperhitungkan laba saja.

    Inilah alasan di balik kurang tepatnya cost plus pricing di industri SaaS. Sebab, dalam industri ini, barang yang dijual punya nilai lebih besar dari biaya produksinya.

    Di sisi lain, industri retail sering kali menggunakannya.

    2. Tak ada jaminan balik modal

    Kita kembali lagi ke contoh nasi goreng. Di sana, tertulis bahwa kamu membuat 100 porsi nasi goreng dalam sehari.

    Jumlah ini tentu tak tetap. Ia hanyalah prediksi yang tak bisa dijamin siapa pun.

    Bagaimana kalau jumlah yang laku hanya 1-5 porsi dalam sehari? Jangankan laba, total cost saja tak bisa tercapai.

    Kalau sudah begini, kamu bisa merugi, bukannya mendapat untung. Ini adalah salah satu kekurangan dari mark up pricing.

    Baca Juga: Berisikan Informasi Lengkap Terkait Bisnis, Ketahui Apa Itu Sales Kit

    Demikian penjelasan Glints soal cost plus pricing. Bagaimana, apakah kamu semakin yakin menggunakan strategi ini?

    Tak perlu gegabah dalam memutuskan. Agar bisa menentukan dengan lebih bijak, kamu bisa membandingkan dengan strategi penetapan harga lainnya.

    Di manakah kamu bisa mengetahui semua itu? Glints ExpertClass adalah jawabannya.

    Kelas ini berisi praktisi hebat di bidang penjualan dan pengembangan bisnis. Kamu tentu bisa belajar banyak dari mereka.

    Segera daftarkan dirimu sekarang, yuk! Kuota kelas ini terbatas, lho.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait