Bukan Cuma Nilai Islam! Ini 3 Perbedaan KPR Syariah dan Konvensional

Diperbarui 09 Agu 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Katanya, KPR adalah solusi memiliki rumah untuk para milenial. Nah, dengan janji manis yang ditawarkan, ada dua jenis KPR yang bisa kamu pilih, yakni syariah vs konvensional.

    Melansir Kompas, KPR syariah punya lebih banyak peminat jika dibandingkan dengan KPR konvensional, lho!

    Memang, jenis KPR yang satu ini punya sederet nilai plus. Hal ini membuatnya punya banyak penggemar.

    Meskipun demikian, KPR konvensional juga punya kelebihan yang tak dipunyai KPR syariah.

    Lewat fakta-fakta di atas, apakah kamu semakin bingung memilih jenis KPR yang tepat? Tenang saja, Glints punya informasi soal perbedaan di antara keduanya. Simak, yuk!

    KPR Syariah vs KPR Konvensional

    1. Akad

    akad kpr syariah vs kpr konvensional

    © Freepik.com

    Melansir Kompas, letak beda KPR syariah dan konvensional yang pertama adalah akad.

    Dalam KPR syariah, skema yang digunakan bukan peminjaman uang, melainkan akad lainnya. Salah satunya adalah murabahah.

    Murabahah memiliki makna jual-beli. Dalam skenario ini, bank akan membeli rumah yang kamu inginkan. Setelah itu, ia akan menjualnya kepadamu.

    Nah, selain harga beli, kamu juga wajib menambahkan sejumlah biaya sebagai balas jasa kepada bank.

    Ingat, dalam bank syariah, tidak boleh ada unsur riba. Bunga merupakan salah satu bentuknya. Oleh karena itu, tidak ada konsep ini dalam KPR syariah.

    Murabahah merupakan satu di antara banyak akad lain yang berlaku untuk KPR yang satu ini, lho!

    Baca Juga: Kenali Letak Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil di Sini

    2. Jangka waktu

    jangka waktu kpr syariah vs kpr konvensional

    © Freepik.com

    Letak beda KPR syariah vs KPR konvensional yang kedua adalah jangka waktu pembayaran alias tenor.

    Mengutip CNBC, jangka waktu KPR syariah rata-rata hanya 10-15 tahun. Sementara itu, KPR konvensional memiliki tenor 20-30 tahun.

    Baca Juga: Rekomendasi 5 Startup di Bidang Properti untuk Hunian Terbaik

    3. Besar cicilan bulanan

    besar cicilan bulanan kpr syariah vs kpr konvensional

    © Freepik.com

    Melansir Katadata, pada 2018 lalu, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk meringankan uang muka KPR.

    Nah, hal ini tentu mempengaruhi harga Kredit Pemilikan Rumah. Kompas pernah melakukan perhitungan perbandingan KPR syariah vs konvensional setelah kebijakan ini berlaku.

    Misalnya, kamu ingin membeli rumah seharga Rp300 juta. DP yang harus dibayarkan adalah 0%, serta tenor yang berlaku adalah 15 tahun.

    Jika kamu memilih KPR konvensional, serta bunga yang berlaku adalah bunga fixed sebesar 8%, cicilan per bulannya adalah Rp2.920.739.

    Angka ini lebih besar jika kamu memilih KPR syariah. Misalnya, margin per annum yang berlaku adalah 14%. Kamu juga memilih akad murabahah.

    Nah, cicilan yang harus kamu bayarkan per bulan adalah Rp5.166.667. 

    Hal ini terjadi karena di awal cicilan, kebanyakan KPR konvensional memberlakukan bunga fixed.

    Nah, biasanya, setelah beberapa tahun, bunga yang berlaku berganti menjadi bunga floating. Besar bunga akan bergantung pada pasar.

    Saat itulah, besar cicilan KPR konvensional naik.

    Pada akhirnya, jumlah pembayaran KPR Syariah dan KPR konvensional akan sama. Letak perbedaannya hanya ada di jumlah cicilannya saja.

    Baca Juga: Ingin Beli Rumah? Ketahui 8 Cara Sukses Mengajukan KPR di Bank

    Demikian informasi dari Glints soal perbedaan KPR syariah vs KPR konvensional. Setelah ini, kamu tentu bisa lebih bijak dalam memilih mana yang tepat untukmu.

    Tetap hati-hati dalam menentukan, jangan sampai kamu salah langkah! Nah, untuk membuat keputusan yang tepat, kamu tentu perlu lebih banyak informasi keuangan pribadi.

    Tenang saja, semua kabar terbaru dan terpercaya tentang personal finance ada di newsletter blog Glints.

    Secara rutin, informasi ini siap meluncur ke dalam emailmu secara gratis. Jadi, tunggu apa lagi? Langganan sekarang, yuk!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait