High Risk Investment: Definisi, Contoh, dan Tips Pentingnya

Diperbarui 20 Jan 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Selain investasi low risk, ada juga investasi yang disebut dengan high risk investment.

    Setiap orang pasti memiliki kemampuan dan keinginan yang berbeda dalam memilih risiko investasi.

    Apabila termasuk sebagai pemula dalam dunia investasi, kamu perlu mempelajari jenis risiko investasi ini agar bisa temukan produk investasi yang paling pas untukmu.

    Nah, kali ini Glints ingin membahas lebih lanjut mengenai serba-serbi high risk investment. Yuk, langsung saja simak selengkapnya!

    Definisi High Risk Investment

    Dilansir dari Investopediahigh risk investment adalah investasi yang kemungkinannya lebih besar untuk mengalami kerugian.

    Hanya karena suatu investasi memiliki risiko yang besar, bukan berarti harus selalu kamu hindari.

    Akan tetapi, kamu memang perlu memastikan bahwa investasi tersebut cocok untukmu. Kamu harus menyadari konsekuensinya bahwa investasi risiko tinggi bisa berpotensi membuatmu rugi.

    Investasi risiko tinggi tentu berbeda dengan penipuan atau investasi ilegal, meskipun beberapa penipuan memang biasanya berkaitan erat dengan high risk investment, sebagaimana dilansir dari Money Helper.

    Di sisi lain, low risk investment tidak memiliki risiko kerugian terlalu besar tetapi juga tidak bernilai tinggi untuk portofoliomu.

    Sering mendengar ungkapan high risk high return?

    Semakin tinggi risiko suatu investasi, biasanya return atau keuntungan yang akan kamu dapatkan juga semakin tinggi. Sebaliknya, jika risikonya rendah, keuntungan yang dihasilkan juga rendah.

    Oleh karena itu, kamu harus curiga dengan investasi yang low risk tetapi menjanjikan high return karena investasi yang benar hasilnya pasti tidak ada yang instan.

    Baca Juga: Intip 7 Situs Simulasi Jual-beli Saham Ini agar Kamu Semakin Mahir

    Contoh High Risk Investment

    foto grafik harga saham

    © Freepik.com

    Seperti apakah contoh investasi berisiko tinggi ini? Berikut penjelasannya sebagaimana dilansir dari Investopedia.

    1. Kontrak Opsi Saham (KOS)

    Dilansir dari OJK, Kontrak Opsi Saham (KOS) adalah salah satu produk derivatif dari saham. Apa itu produk derivatif? Sebuah kontrak atau perjanjian yang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain.

    Karena bersifat produk derivatif, harga atau nilai KOS akan tergantung pada nilai saham yang menjadi acuannya.

    KOS merupakan efek yang memberimu hak untuk membeli (call option) atau atau hak untuk menjual (put option) atas suatu underlying asset, yaitu aset yang menjadi dasar harga derivatif.

    KOS adalah instrumen investasi yang kuat karena bisa menjadi nilai besar bagi portofoliomu.

    Salah satu contoh manfaat KOS adalah bisa berfungsi sebagai hedge atau perlindungan terhadap penurunan nilai stock market untuk meminimalkan kerugian.

    2. Initial Public Offering (IPO)

    Jika membeli saham di Initial Public Offering atau IPO saat perusahaannya undervalued, kamu berkesempatan untuk mendapatkan return yang tinggi ketika sudah mulai ada penyesuaian valuasi.

    IPO sendiri adalah proses penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan atau emiten secara terbuka untuk masyarakat umum.

    Alasan mengapa mekanisme ini termasuk ke dalam high risk investment adalah karena masih ada kemungkinan perusahaan tersebut gagal menghasilkan return untuk investor.

    Jadi, perusahaan yang sudah melakukan IPO bukan berarti bebas dari ketidakpastian apakah manajemen akan mampu memajukan perusahaan atau tidak.

    3. Venture capital

    Para pendiri startup pasti banyak yang membutuhkan pendanaan, bukan?

    Nah, venture capital adalah jenis investasi di mana kamu memberikan modal untuk startup atau perusahaan rintisan.

    Biasanya, pendanaan venture capital memang memiliki minimum pendanaan yang cukup tinggi. Akan tetapi, return-nya juga akan tinggi ketika startup tersebut mampu hasilkan profit.

    Yang perlu kamu perhatikan adalah fakta bahwa startup memiliki risiko tinggi untuk gagal.

    Mulai dari manajemen yang masih belum matang, marketing yang belum maksimal, hingga produk yang belum dikembangkan sempurna, ada banyak faktor yang dapat menggagalkan investasimu.

    4. Foreign emerging market

    High risk investment yang satu ini memungkinkanmu untuk berinvestasi pada negara yang sebelumnya memiliki pertumbuhan ekonomi rendah, kini sedang bertumbuh ke level yang lebih tinggi.

    Investor bisa membeli berbagai instrumen investasi yang disediakan, mulai dari obligasi pemerintah maupun saham dari sektor-sektor yang sedang mengalami pertumbuhan.

    Nah, risiko terbesarnya adalah pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang mungkin saja masih belum stabil dan bisa menurun kapan saja.

    Ditambah lagi ketidakstabilan politik yang turut mempengaruhi kebijakan dan perekonomian suatu negara. Bukan tak mungkin ada perubahan mendadak yang akan berdampak buruk pada investasimu.

    Baca Juga: 16 Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbit, Kupon, Jaminan, dan Jatuh Tempo

    5. Real Estate Investment Trust (REIT)

    Real Estate Investment Trust adalah sebuah perusahaan yang memiliki dan mengoperasikan real estate komersial, seperti perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.

    Berinvestasi di REIT dapat memberimu beberapa keunggulan, seperti mendapatkan perpajakan khusus tetapi menghasilkan dividen yang cukup tinggi.

    REIT rentan terhadap kerugian karena nilainya mudah dipengaruhi oleh kondisi ekonomi suatu negara serta tingkat suku bunga. Real estate juga mengalami depresiasi yang membuat nilainya dapat terus menurun.

    Itulah mengapa REIT termasuk ke dalam salah satu contoh high risk investment namun dapat mendatangkan high return juga, yaitu sekitar 10-15% dividen.

    6. Cryptocurrency

    Cryptocurrency merupakan aset atau uang digital yang bisa ditukarkan dengan cara yang mirip seperti mata uang biasa.

    Ada banyak bentuk cryptocurrency, namun yang paling terkenal adalah Bitcoin.

    Berinvestasi di cryptocurrency bisa membawa return yang cukup tinggi. Meskipun demikian, risikonya juga cukup besar, di antaranya adalah:

    • harga yang sangat tidak stabil
    • rentan terhadap serangan cyber dan penipuan
    • regulasi belum jelas, mengakibatkan sulitnya bagi investor untuk membuat komplain
    • kompleksitas yang tinggi sehingga tidak semua cryptocurrency bisa diubah menjadi uang tunai

    Tips Berinvestasi Pada Produk High Risk Investment

    orang sedang memegang miniatur rumah, mengilustrasikan high risk investment real estate

    © Freepik.com

    Tak perlu takut dan menghindari high risk investment, yang perlu kamu lakukan adalah ekstra berhati-hati dalam mengambil keputusan.

    Berikut beberapa tips sebelum kamu berinvestasi pada produk yang risikonya tinggi.

    1. Riset mendalam

    Beberapa jenis investasi memiliki mekanisme kompleks dan istilah yang mungkin belum kamu pahami sepenuhnya.

    Jangan paksakan untuk beirnvestasi jika kamu masih memiliki banyak kebingungan. Pelajari seluruh risiko dan juga biaya yang perlu kamu keluarkan nantinya.

    2. Baca paperwork dengan cermat

    Semua paperwork atau dokumen yang ada harus kamu baca dan pahami dengan baik.

    Jika ada yang belum kamu pahami, jangan ragu untuk bertanya pada orang lain atau pihak yang bertanggung jawab atas transaksi investasi tersebut.

    3. Jangan terlalu cepat memutuskan

    Jika ada yang menawarkan investasi padamu lebih dulu, jangan langsung tergiur. Bandingkan dengan investasi lain yang lebih masuk akal.

    Selain itu, pastikan untuk menerima high risk investment dari perusahaan yang telah diregulasi dan diawasi oleh lembaga keuangan, ya.

    Baca Juga: Kupas Tuntas 6 Mitos yang Membuatmu Ragu Investasi Saham

    Demikian penjelasan Glints mengenai definisi, contoh, dan tips berinvestasi pada produk dengan risiko tinggi. Apakah kamu sudah memutuskan mau membeli instrumen investasi yang mana?

    Sebelum itu, ayo pelajari lebih dalam dunia investasi agar kamu tak salah langkah. Berinvestasi juga harus dibarengi dengan kemampuan mengelola keuangan pribadi dengan baik, lho.

    Nah, Glints punya banyak kumpulan artikel tentang tips finansial. Kamu bisa pelajari banyak sekali pembahasan mengenai pengelolaan keuangan pribadi, termasuk mengenai investasi.

    Semua artikelnya bisa kamu baca secara gratis.

    Tunggu apa lagi? Yuk, baca artikel lainnya di sini sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait