Grey Box Testing, Uji Software yang Gabungkan Metode Black Box dan White Box

Diperbarui 14 Apr 2024 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Pengujian yang sering dilakukan untuk mengetahui kekurangan sebuah software atau aplikasi biasanya adalah white box testing dan black box testing. Di luar itu, ternyata ada juga yang dinamakan grey box testing, lho.

    Jika pengujian black box dan white box konsepnya sangat berlawanan dari satu sama lain, uji grey box sedikit berbeda karena berada di tengah-tengah dan menggabungkan pendekatan kedua uji tersebut.

    Penasaran bagaimana cara kerjanya? Glints sudah rangkum semua yang perlu kamu ketahui dalam artikel ini.

    Yuk, baca dan pahami!

    Baca Juga: 6 Kiat Belajar Software Engineering dengan Menyenangkan

    Apa Itu Grey Box Testing?

    grey box testing adalah

    © Unsplash.com

    Grey box testing adalah metode yang digunakan untuk mengetahui permasalahan dan kekurangan dalam sebuah software.

    Metode ini membantu para developer untuk mengevaluasi seberapa bagus software yang telah mereka rancang.

    Metode pengetesan ini dinamakan grey box karena yang melakukan tes pada software hanya memiliki pengetahuan terbatas mengenai fungsi-fungsi komponen yang diuji.

    Selain metode grey box, ada juga uji black box di mana penguji benar-benar tidak mengetahui software yang diuji. Ada juga uji white box di mana penguji mengetahui penuh tentang apa yang diuji.

    Nah, pengujian grey box berada di tengah-tengah, atau di zona abu-abu namun sebenarnya merupakan penggabungan kedua metode pengujian lainnya.

    Pengujian dengan metode grey box dianggap lebih efektif untuk mengevaluasi aplikasi web dan untuk melakukan integration testing.

    Selain itu, uji grey box juga bisa digunakan untuk business domain test dan menguji keamanan sistem.

    Teknik dan Proses Grey Box Testing

    grey box testing adalah

    © Unsplash.com

    Teknik pengujian

    Menurut Guru99, ada beberapa tahap dalam pengujian grey box. 

    Empat teknik yang umum digunakan dalam uji grey box adalah:

    1. Matrix testing

    Teknik ini mendefinisikan seluruh variabel yang ada dalam program.

    2. Regression testing

    Regression testing dilakukan untuk mengecek perubahan dari versi sebelumnya.

    Dengan teknik ini, kita bisa mengetahui apakah terjadi masalah pada versi yang baru.

    3. Orthogonal array testing

    Orthogonal array testing merupakan teknik pengujian software menggunakan orthogonal arrays untuk menciptakan test case.

    4. Pattern testing

    Pattern testing merupakan teknik uji grey box yang dilakukan untuk melihat kecacatan sistem yang pernah terjadi.

    Teknik ini penting untuk mengetahui mengapa hal itu terjadi.

    Langkah-langkah grey box testing

    Testbytes menyebutkan bahwa ada 10 langkah dalam pengujian software dengan metode grey box, yaitu sebagai berikut:

    1. Seleksi dan identifikasi input dari white box testing dan black box testing.
    2. Identifikasi output yang memungkinkan dari input yang telah diketahui.
    3. Penentuan langkah-langkah penting yang perlu dilalui dalam pengujian.
    4. Identifikasi subfungsi untuk deep level testing
    5. Identifikasi input untuk subfungsi yang telah ditentukan.
    6. Penentuan output yang memungkinkan untuk subfungi tersebut.
    7. Pengujian test case untuk subfungsi.
    8. Verifikasi kelayakan hasil yang direncanakan.
    9. Uji ulang langkah 4 dan 8.
    10. Uji ulang langkah 7 dan 8.

    Baca Juga: 7 Soft Skill yang Perlu Dimiliki oleh Programmer

    Kelebihan dan Kekurangan Grey Box Testing

    grey box testing adalah

    © Unsplash.com

    Kelebihan

    Grey box testing adalah kombinasi black box testing dan white box testing sehingga dapat dikatakan lebih sempurna dibanding kedua lainnya.

    Dengan pengujian grey box, kita bisa mendapatkan keunggulan dari pengujian metode black box dan white box.

    Selain itu, karena adanya pengetahuan tentang mekanisme internal sistem oleh penguji, perancangan skenario desain tes bisa dilakukan lebih bagus.

    Dalam pengujian metode ini, source code atau kode sumber tidak diperlukan.

    Dengan begitu, kode tersebut bisa terlindung dari perubahan yang disruptif.

    Karena keunggulan-keunggulan ini juga, grey box testing bisa langsung menunjukkan perbaikan dari sebuah masalah.

    Yang paling utama, pengujian grey box tidak membutuhkan skill programming tingkat tinggi untuk dilakukan.

    Kekurangan

    Karena penguji tidak memiliki akses ke source code, identifikasi kekurangan yang sangat penting bisa menjadi sulit dan terlewatkan.

    Kekurangan lainnya adalah metode grey box kurang cocok untuk sistem yang terdistribusi.

    Baca Juga: 6 Tools Penunjang Aktivitas Para Web Developer

    Demikianlah rangkuman Glints mengenai grey box testing untuk menguji kekurangan software atau aplikasi.

    Sudah lebih mengerti tentang konsepnya, kan?

    Glints masih punya segudang artikel lainnya dengan tema teknologi yang bisa kamu baca, lho.

    Supaya selalu update dengan perkembangan teknologi terbaru, yuk, berlangganan newsletter blog.

    Cukup dengan berlangganan, kamu akan mendapat kiriman artikel-artikel terkini langsung ke inbox emailmu.

    Praktis, kan? Jadi, buat akun dan segera berlangganan, ya!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 3.6 / 5. Jumlah vote: 7

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait