Gated Content, Strategi Content Marketing untuk Tingkatkan Kualitas Lead

Diperbarui 21 Des 2020 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Di era serba digital seperti saat ini content marketing memiliki peran penting untuk perkembangan bisnis. Selain menulis blog, penggunaan gated content juga bisa menjadi salah satu strategi yang efektif.

    Sebenarnya strategi yang satu ini sudah lama dikenal oleh marketer. Namun, tidak semua brand bisa sesuai menerapkan strategi yang satu ini. Apalagi jika brand tersebut masih baru.

    Pasalnya, gated content lebih sesuai dilakukan jika brand sudah dikenal dan memiliki banyak pelanggan loyal.

    Jadi, apa sebenarnya gated content itu? Mengapa strategi ini lebih sesuai dilakukan oleh brand yang sudah dikenal?

    Yuk, cari tahu selengkapnya lewat penjelasan yang sudah disiapkan Glints berikut ini.

    Baca Juga: Hati-hati Salah Paham, 5 Mitos Content Marketing Ini Perlu Kamu Ketahui

    Apa Itu Gated Content?

    gated content adalah

    © Freepik.com

    TechTarget mendefinisikan gated content sebagai sebuah materi online yang mengharuskan penggunanya mengisi formulir terlebih dahulu sebelum dapat mengaksesnya.

    Formulir tersebut biasanya hanya berisi pertanyaan seputar nama pengguna atau alamat email saja.

    Namun, ada juga beberapa brand yang meminta informasi lebih lanjut seperti pekerjaan hingga nama perusahaannya.

    Salah satu tujuan dari dilakukannya gated content adalah untuk mendapatkan lead. Jadi, informasi yang diberikan pengguna dapat dimasukkan ke dalam database untuk dijadikan lead potensial.

    Gated content tentu saja tidak dapat ditujukan pada setiap audiens. Jadi, marketer harus terlebih dahulu menargetkan konten yang dibuatnya untuk audiens tertentu agar lead yang dihasilkan juga lebih berkualitas.

    Karena tujuan dari gated content adalah untuk mencari lead, tentu saja biasanya traffic dari konten tersebut tidak begitu tinggi.

    Content marketing expert bernama David Meerman Scott mengatakan konten yang bebas diakses memiliki peluang di-download pengguna hingga 20 sampai 50 kali jika dibandingkan gated content.

    Pasalnya, gated content tidak mudah ditemukan oleh pengguna karena Google tidak melakukan crawling terhadap jenis konten tersebut.

    Meski begitu, gated content sangat berguna untuk menjaga konten eksklusif kita dari plagiarisme dan mampu mendapatkan leads yang berkualitas.

    Baca Juga: Ini Dia 5 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Meningkatkan Strategi Content Marketing

    Pro dan Kontra dari Gated Content

    © Freepik.com

    Setelah memahami pengertiannya, sekarang cari tahu dahulu apa saja kelebihan dan kekurangan dari melakukan strategi gated content. Dilansir dari Webfx, berikut ini penjelasannya:

    Pro dari menggunakan gated content

    • Mendapatkan lead berkualitas untuk bisnis.
    • Berpotensi meningkatkan penjualan.
    •  Mengetahui tentang jenis konten yang lebih disukai oleh audiens.
    • Memberikan insight tentang pelanggan.

    Kontra dari gated content

    • Menghalangi audiens untuk mengakses konten karena perlu mengisi formulir terlebih dahulu.
    • Membuat audiens merasa repot sehingga mereka malah menjauh.
    • Konten tidak dapat diindeks oleh mesin pencarian dan tidak bisa memanfaatkan SEO.
    • Traffic cukup rendah karena konten tidak bisa dilihat oleh audiens dengan mudah.
    • Tidak ada brand visibility.

    Beberapa Contohnya

    © Unsplash.com

    Inilah beberapa contoh penggunaan gated content yang dilansir dari HubSpot:

    1. E-book

    Salah satu contoh paling populer dari gated content adalah e-book. Pasalnya, saat ini jenis konten seperti e-book sangat diminati oleh banyak orang.

    Hal itu disebabkan isi e-book biasanya menjelaskan hasil riset suatu brand atau organisasi tentang topik tertentu. Jadi, informasi yang disajikan pun sangatlah bermanfaat.

    Semakin berkualitas isi e-book tentunya akan meningkatkan kepercayaan audiens terhadap brand. Jadi, jenis konten yang satu ini juga bisa dijadikan strategi untuk membangun loyalitas pelanggan.

    Umumnya sebelum men-download sebuah e-book, audiens harus mengisi formulir yang disediakan terlebih dahulu.

    Meski begitu, jika isi e-book menarik tentu saja membuat audiens tetap penasaran dan tetap ingin men-download-nya.

    2. Webinar

    Saat ini webinar cukup populer karena diminati oleh banyak orang yang ingin menambah skill dengan mudah.

    Kini sudah banyak brand yang memanfaatkan webinar untuk menggaet lebih banyak audiens. 

    Rupanya, webinar juga termasuk ke dalam gated content karena audiens umumnya harus mengisi formulir terlebih dahulu sebelum bergabung dalam webinar.

    Semakin menarik topik yang akan dibawakan dalam webinar, tentunya akan membuat lebih banyak audiens yang merasa penasaran.

    Selain itu, webinar yang menampilkan seorang ahli dalam bidangnya tentu akan menjadi magnet tersendiri bagi audiens.

    Oleh karena itu, sebelum membuat webinar pastikan topik dan pembawa materinya benar-benar bisa menarik perhatian audiens, ya.

    Baca Juga: 7 Aplikasi Webinar yang Bisa Kamu Gunakan untuk Seminar Online

    Demikianlah penjelasan mengenai gated content mulai dari pengertian, pro dan kontra, hingga contohnya.

    Strategi content marketing yang satu ini memang bisa meningkatkan leads berkualitas dan mendorongnya untuk melakukan pembelian.

    Namun, kamu harus paham bahwa strategi yang satu ini lebih sesuai diterapkan pada brand yang sudah memiliki brand awareness yang baik.

    Pasalnya, jika brand belum terlalu dikenal biasanya audiens akan ragu-ragu untuk memberikan informasi pribadinya.

    Selain informasi di atas, kamu juga dapat belajar soal Marketing melalui Glints ExpertClass, langsung dari ahli dan profesional di bidangnya.

    Klik banner di bawah ini untuk mengetahui kelas-kelas dan promonya!

    GEC marketing class

    © Glints

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait