Earned Value Management, Sistem Evaluasi Kinerja dalam Sebuah Manajemen Proyek

Diperbarui 16 Des 2020 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Earned value management adalah sebuah sistem yang diterapkan untuk mengevaluasi kinerja keseluruhan project management.

    Sistem ini dianggap sebagai strategi yang paling efektif untuk mengevaluasi kualitas proyek karena memberikan konsep penilaian yang cukup lengkap.

    Selain itu, EVM adalah sebuah metode yang cocok digunakan untuk semua jenis proyek. Yuk, kenali lebih lanjut sistem manajemen tersebut dalam rangkuman Glints berikut ini!

    Baca Juga:  Yuk, Kenalan dengan Metode Scrum untuk Project Management!

    Definisi Earned Value Management

    EVM adalah

    © Freepik.com

    Melansir MyCPM, earned value management adalah sebuah teknik manajemen proyek yang digunakan untuk mengukur kinerja dan progres dari proyek. 

    Dalam satu sistem yang terintegrasi, EVM mampu memberikan perkiraan akurat terkait masalah kinerja proyek.

    Perkiraan ini sendiri merupakan kontribusi penting untuk kualitas proyek yang baik. Oleh karena itu, earned value management sering dianggap sebagai pendekatan untuk performance management.

    Proses kerja EVM yang sistematis berfungsi untuk menemukan variasi dalam proyek berdasarkan perbandingan pekerjaan yang dilakukan dengan pekerjaan yang telah direncanakan. 

    EVM biasanya digunakan berdasarkan total biaya dan pengendalian jadwal kerja, sehingga ia tidak bisa dimanfaatkan untuk keperluan di luar proyek.

    Baseline yang dimiliki proyek adalah komponen penting dari earned value management dan berfungsi sebagai titik referensi untuk semua aktivitas terkait evaluasi.

    Setelah melakukan penilaian, EVM akan menyediakan data kuantitatif yang kelak dapat digunakan project manager sebagai pertimbangan sebelum mengambil keputusan.

    Prinsip dalam Earned Value Management

    earned value management adalah

    © Freepik.com

    Earned value management adalah sebuah sistem yang dibentuk berdasarkan tiga prinsip penting, yakni planned value, earned value, dan actual cost.

    Prinsip-prinsip ini sifatnya saling berkaitan, maka dari itu, proses kerja EVM adalah untuk menilai semua aspek secara bersamaan, bukan terpisah.

    Mungkin, menurut beberapa karyawan prinsip dalam metode EVM terlihat terlalu lugas. 

    Namun, sebenarnya prinsip-prinsip inilah yang mendasari kesuksesan sebuah proyek.

    Agar lebih jelas, berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing prinsip EVM yang telah disadur dari BSTGlobal.

    Baca Juga: Mana yang Lebih Unggul untuk Manajemen Proyekmu, Trello atau Jira?

    1. Planned venue

    Dalam earned value management, planned revenue adalah sebuah prinsip yang berfungsi untuk menyediakan baseline guna melacak kinerja proyek.

    Prinsip satu ini mewakili jumlah nilai yang diharapkan dari proyek dalam kurun waktu yang telah disepakati. 

    Dalam konteks konsultasi proyek, planned venue adalah jumlah pendapatan yang harus diperoleh setelah proyek rampung.

    2. Earned value

    Prinsip berikutnya dalam earned value management adalah earned value atau yang lebih dikenal dengan total pendapatan yang telah diraih.

    Ada banyak cara untuk memperoleh pendapatan dari sebuah proyek. Contohnya adalah pendapatan dapat diperoleh ketika tim manajemen memberikan biaya kepada proyek. 

    Pendapatan juga dapat diperoleh ketika manajer proyek menilai jumlah pekerjaan yang selesai di seluruh proyek WBS. 

    Penilaian ini sering dilakukan setiap bulan, dan sering kali didasari oleh progres serta sisa jumlah pekerjaan yang tersisa.

    3. Actual cost

    Prinsip EVM terakhir, actual cost adalah nilai pasar dari biaya yang dikeluarkan oleh proyek saat pekerjaan sedang dilakukan. 

    Prinsip ini memberikan konsultasi mengenai cara untuk membandingkan jumlah uang yang telah dikeluarkan proyek dengan total planned venue serta earned value.

    Keunggulan Earned Value Management

    EVM adalah

    © Freepik.com

    Menurut APMG, earned value management adalah sebuah metode penilaian yang dapat memberikan lebih banyak informasi daripada pelacakan kerja proyek biasa.

    Pendekatan yang digunakan membantu tim manajemen untuk mendapatkan visibilitas dan kendali yang lebih besar atas kegiatan proyek.

    Hal ini secara tidak langsung membantu tim manajemen proyek dalam menanggapi risiko merugikan sejak dini.

    EVM juga memungkinkan karyawan dan tim manajemen untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal proyek. 

    Selain itu, EVM menjadi sistem terintegrasi yang dapat melancarkan komunikasi manajer proyek dengan karyawannya. 

    Komunikasi yang lancar dapat meningkatkan kualitas proyek serta memungkinkan manajemen untuk meraih nilai akuntabilitas yang lebih dari cukup.

    Baca Juga: ProofHub, Aplikasi Project Management yang Perlu Kamu Tahu

    Itulah penjelasan Glints terkait sistem evaluasi EVM. 

    Ringkasnya, earned value management adalah metode penilaian yang dapat menentukan angka keberhasilan serta kerugian proyek.

    Efektif dan fleksibel, EVM menjadi strategi evaluasi yang kerap digunakan oleh berbagai jenis proyek yang berbeda.

    Nah, masih tertarik untuk informasi lainnya seputar dunia manajemen proyek? Semua itu bisa kamu dapatkan dengan berlangganan di newsletter blog Glints secara cuma-cuma.

    Setelah berlangganan, kamu akan menerima notifikasi untuk berita ter-update langsung di inbox email.

    Tunggu apa lagi? Sign up di Glints sekarang, yuk!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait