Dukungan untuk Rekan Kerjamu yang Memiliki Gangguan Mental

Diperbarui 20 Mar 2022 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Dalam lingkungan kantor, kita menemui banyak sekali orang-orang yang menjadi rekan kerja dengan bermacam-macam kepribadian.

    Sikap seseorang bisa saja sebenarnya tidak sesuai dengan kepribadian yang mereka miliki dan sudah seharusnya juga kita menjadi seseorang yang peka dan peduli terhadap sesama.

    Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang mengalami gangguan mental sebelum mereka menceritakan keadaannya. Gangguan mental tidak terlihat secara kasat mata.

    Gangguan mental sering dikaitkan hanya dengan bipolar atau schizophrenia. Padahal, depresi atau anxiety juga dapat dikatakan gangguan mental yang serius dan tidak dapat didiamkan begitu saja. Jika kamu sudah melihat tanda-tanda yang mencurigakan dari salah satu rekan kerjamu, jangan diam saja. Mari bantu dengan cara-cara berikut ini:

    Baca Juga: Yuk, Sayangi Diri! Berikut 4 Hal Untuk Menjaga Kesehatan Mental Millenial

    1. Bukalah percakapan

    open door policy adalah

    © Freepik.com

    Apakah kamu mulai merasa bahwa ada salah satu rekan kerjamu yang berubah kebiasaannya? Atau mungkin produktivitas kerjanya yang menurun? Tidak semangat?

    Cara pertama untuk mengetahuinya adalah melontarkan pertanyaan seperti, “Aku perhatikan kamu lagi hilang semangat beberapa hari ini? Ada yang lagi ganggu pikirankah?”. Mungkin mereka awalnya tidak mau bercerita dan tidak ada salahnya memberikan perhatian lebih kepada mereka agar mereka merasa diperhatikan.

    Jika perlu, atasanmu juga ikut andil dalam memperhatikan pegawainya yang terlihat berbeda. Dorong atasanmu untuk memperhatikan dengan sapaan-sapaan basa basi yang mungkin kelihatannya sepele namun sangat berarti bagi mereka.

    Jika mereka akhirnya mulai bercerita, dengarkan dan tanyakan apa yang mereka butuhkan daripada menghakimi mereka.

    2. Bangun kepercayaan

    jangan menyalahkan keadaan saat pandemi

    © Freepik.com

    Buatlah kebiasaan dengan menayakan kabar rekanmu selain menayakan kabar deadline pekerjaan yang mungkin dapat membuat mereka menjadi stres. Bangun kepercayaan dengan memperbanyak mengobrol dan pancing mereka untuk menceritakan kehidupan pribadinya.

    Menceritakan kehidupan pribadi bukan untuk dijadikan konsumsi publik atau gosip, ya. Namun hal ini untuk mengetahui keadaannya lebih dalam sehingga jika terjadi sesuatu kepadanya kamu tahu harus menghubungi siapa saja orang terdekatnya.

    Dengan banyak mengobrol diharapkan rekanmu dapat membangun kepercayaan denganmu dan bisa menceritakan perasaannya secara nyaman.

    Kamu juga harus selalu menyemangati dan katakan bahwa menceritakan tentang perasaan dan emosi bukanlah sebuah kelemahan. Tawarilah bantuan kepadanya jika mereka mengalami kesulitan dan selalu katakan pada rekanmu untuk tetap selalu sehat dan semangat.

    Baca Juga: Bercita-cita jadi CEO muda? Persiapkan Dulu Mentalmu

    3. Me-review kembali kapasitas kerja

    kesalahan umum freelancer

    © Rawpixel.com

    Walaupun kamu bukan seorang atasan yang berwenang untuk meninjau workload rekanmu, kamu harus tetap melakukannya demi kesehatan mental seseorang.

    Biasanya seseorang akan lebih segan untuk berbicara mengenai workload yang ia miliki dengan atasan. Namun jika kamu dan rekanmu memiliki status yang sama kemungkinan besar ia akan lebih berani menceritakan keluh kesahnya.

    Seberapa besar sih workload dapat mempengaruhi mental seseorang? Sangat besar. Tidak sedikit perusahaan yang memanfaatkan kemampuan seseorang untuk memberikan pekerjaan yang tidak ada habisnya karena mereka tidak pernah menolaknya.

    Selalu menerima pekerjaan bukan berarti mereka mampu dan mau, lho! Tidak semua orang bisa menolak dan mengatakan “tidak” karena ketakutan yang ada di dalam diri mereka.

    Beban kerja yang tidak seimbang dapat berpengaruh pada pola kerja dan juga waktu istirahat mereka yang berbanding lurus dengan kesehatan mental. Semakin sedikit jam istirahat seseorang, semakin besar pula risiko gangguan mental seperti depresi.

    Jika kamu mulai menemui rekan kerja yang tiba-tiba jarang masuk, mendadak menjadi pendiam, dan kamu tahu mereka memiliki pekerjaan yang menumpuk, coba bicara kepada mereka.

    Tanyakan apakah pekerjaan yang diberikan mempengaruhi kehidupan sosialnya? Jika mereka tidak berani bercerita kepada atasanmu, kamu bisa mewakilkannya. Bantu rekan kerjamu dengan menjadikan dirimu jembatan komunikasi.

    Cara simpel ini dapat menolong rekan kerjamu yang mulai memiliki gejala gangguan kesehatan mental.

    Jika kamu seorang atasan dan melihat kinerja anak buahmu menurun, jangan langsung dimarahi. Tanyakan dengan baik apa yang menganggunya.

    Kamu berhak untuk mempertimbangkan lagi workload-nya sehingga kamu bisa menguranginya jika memang menjadi beban. Tawarkan solusi yang membantu bukan judgement yang akan membuat mereka semakin merasa down dan tidak dihargai.

    4. Ciptakan budaya peka di lingkungan kantor

    brand voice adalah

    © Freepik.com

    Tahukah kamu sebuah kebiasaan baik itu menular? Yuk, tularkan hal-hal baik di lingkungan kantor demi kesehatan mental yang baik!

    Jika kamu merasa bahwa budaya kantormu sangat individualis, ubahlah kantormu menjadi budaya yang peka dan saling peduli satu sama lain.

    Kamu bisa meminta bantuan manager yang memiliki pengaruh lebih besar dan otomatis akan diikuti oleh bawahannya.

    Mulailah dengan membuat budaya menyapa satu sama lain, selain meningkatkan keakraban sebuah sapaan di pagi hari dipercaya dapat membuat hati menjadi lebih senang, lho!

    Kantor seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan. Bukan sebuah tempat menegangkan dengan aturan-aturan yang kaku. Tidak ada salahnya untuk mengadakan sesi bercerita saat break atau mengajak meditasi bersama demi kesehatan mental yang stabil.

    5. Memberikan info perihal layanan konseling mental

    © Freepik.com

    Topik kesehatan dan gangguan mental bukanlah sebuah topik yang tabu lagi. Di tahun 2020 sudah seharusnya kantor juga memperhatikan kesehatan mental para pegawainya. Sebagai seorang rekan kerja juga kita seharusnya lebih peka terhadap sekitar dan sesama rekan kerja.

    Tawarkan bantuan untuk menemaninya ke psikiater atau psikolog untuk melakukan konseling. Buang mindset pergi ke psikater itu memalukan dan tanamkan bahwa melakukan konseling ke pskiater adalah langkah terbaik untuk meringankan bebannya.

    Lakukan riset bersama dan cari jenis konseling yang cocok untuk rekanmu.

    Selalu rangkul rekan kerjamu dan support mereka ya. Sekecil bantuan yang kamu berikan pasti akan berdampak besar pada mereka.

    Baca Juga: Tips Menekan Emosi Negatif di Kantor

    Selain peka terhadap orang lain, kamu juga harus peka terhadap kesehatan mental dirimu sendiri. Yuk cek tips-tips lainnya yang dapat membantu perkembangan karirmu di Glints Blog! Dan temukan berbagai lowongan pekerjaan yang sesuai dengan minatmu di sini!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait