Divisi: Pengertian, Contohnya di Perusahaan, dan Fungsinya
Saat kamu memasuki dunia kerja, kamu akan sering mendengar istilah “divisi” di dalam perusahaan. Divisi adalah salah satu elemen penting yang menentukan bagaimana organisasi berjalan, berkembang, dan mencapai tujuannya.
Memahami cara kerja dan peran berbagai divisi bukan hanya penting untuk karyawan, tapi juga untuk kamu yang sedang mencari pekerjaan.
Di artikel ini, kamu akan mengenal lebih jauh tentang apa itu divisi, contoh-contohnya, perbedaannya dengan departemen, serta tips dan tantangan dalam bekerja lintas divisi.
Isi Artikel
Apa Itu Divisi?
Menurut Hubspot, sebuah perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang baik agar bisa bekerja lebih efisien dan efektif. Nah, divisi adalah salah satu komponen di dalam struktur tersebut.
Secara sederhana, divisi adalah unit atau bagian dalam perusahaan yang memiliki fungsi khusus untuk mendukung jalannya organisasi.
Setiap divisi memiliki peran dan tanggung jawab yang spesifik sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Dengan adanya pembagian divisi, perusahaan dapat bekerja lebih efisien karena setiap kelompok fokus pada tugas dan tujuan yang lebih terarah.
Pembagian divisi ini juga membantu dalam mengatur sumber daya manusia, mengelola proyek, dan menjaga operasional tetap berjalan lancar.
Perbedaan Divisi dan Departemen
Meskipun sering digunakan bergantian, divisi dan departemen sebenarnya memiliki makna yang sedikit berbeda.
Dalam sebuah struktur organisasi perusahaan, divisi biasanya merujuk pada unit yang lebih besar dan memiliki beberapa departemen di bawahnya.
Contohnya, dalam sebuah divisi pemasaran, terdapat departemen digital marketing, event marketing, dan brand management.
Sementara itu, departemen lebih spesifik dan fokus pada satu jenis pekerjaan tertentu. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada skala organisasi dan kompleksitas tugas yang dijalankan.
Memahami perbedaan ini akan membantumu lebih cepat beradaptasi saat bekerja di perusahaan besar maupun kecil.
Beragam Contoh Divisi dalam Perusahaan
Setiap divisi di dalam perusahaan memiliki peran yang sangat spesifik untuk mendukung jalannya organisasi.
Berikut ini adalah 15 contoh divisi yang umumnya ada di dalam perusahaan.
1. Divisi HRD (Human Resource Development)
Divisi HRD bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia di perusahaan. Mulai dari proses rekrutmen, pelatihan, pengembangan karier, hingga menjaga hubungan industrial dengan karyawan.
Divisi ini memastikan bahwa perusahaan memiliki tim yang solid, kompeten, dan sesuai kebutuhan bisnis. Tanpa divisi HRD yang efektif, perkembangan perusahaan akan terhambat.
2. Divisi finance
Divisi Finance mengelola seluruh keuangan perusahaan dengan sistematis dan akurat. Mereka bertugas menyusun laporan keuangan, merencanakan anggaran tahunan, dan memastikan kepatuhan pajak perusahaan.
Selain itu, divisi ini juga bertanggung jawab atas pengelolaan cash flow agar perusahaan tetap sehat secara finansial. Kinerja divisi finance sangat memengaruhi stabilitas operasional bisnis.
3. Divisi marketing
Divisi marketing berperan penting dalam memasarkan produk atau layanan perusahaan kepada target audiens. Tim divisi ini membuat strategi promosi, merancang kampanye iklan, serta mengelola media sosial dan branding.
Dengan memahami kebutuhan pasar, divisi ini membantu perusahaan menarik lebih banyak pelanggan baru. Tanpa divisi marketing, perusahaan akan kesulitan dikenal oleh publik.
4. Divisi sales
Divisi sales bertugas menghasilkan pendapatan langsung bagi perusahaan melalui penjualan produk atau jasa.
Divisi sales bertugas mencari calon pelanggan, membangun hubungan baik, hingga menutup kesepakatan penjualan.
Sales juga berperan dalam mencapai target pendapatan bulanan atau tahunan. Tanpa divisi ini, pertumbuhan bisnis perusahaan akan melambat.
5. Divisi legal
Divisi legal bertanggung jawab untuk memastikan semua kegiatan perusahaan berjalan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Divisi legal menangani pembuatan kontrak, perizinan usaha, serta menyelesaikan potensi sengketa hukum.
Divisi ini juga memberi nasihat hukum kepada manajemen dalam pengambilan keputusan penting. Keberadaan divisi legal penting untuk meminimalkan risiko hukum yang bisa merugikan perusahaan.
6. Divisi IT (Information Technology)
Divisi IT mengelola infrastruktur teknologi perusahaan agar semua sistem berjalan lancar. Mereka mengatur jaringan komputer, keamanan data, dan pengembangan aplikasi internal.
Divisi ini juga bertugas menangani masalah teknis karyawan, seperti perbaikan perangkat keras atau software. Dalam era digital, peran divisi IT semakin vital untuk mendukung efisiensi kerja.
7. Divisi R&D (Research and Development)
Divisi R&D bertugas melakukan riset dan inovasi untuk mengembangkan produk atau layanan baru. Mereka menganalisis tren pasar, kebutuhan konsumen, dan teknologi terbaru.
Tujuannya adalah menjaga daya saing perusahaan di tengah persaingan industri. Tanpa divisi R&D, perusahaan bisa ketinggalan zaman dan kalah bersaing.
8. Divisi operasional
Divisi operasional memastikan seluruh proses bisnis harian berjalan dengan efisien dan efektif. Mereka mengelola produksi, layanan pelanggan, dan distribusi produk.
Divisi ini menjadi penghubung antara perencanaan strategi dan implementasi operasional di lapangan. Kinerja divisi operasional sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan produktivitas perusahaan.
9. Divisi customer service
Divisi customer service bertugas menjaga kepuasan pelanggan dengan memberikan bantuan dan solusi cepat terhadap pertanyaan atau keluhan.
Mereka menjadi garda depan dalam membangun citra perusahaan di mata konsumen. Divisi ini menangani komunikasi melalui berbagai kanal seperti telepon, email, atau media sosial.
Pelayanan yang baik dari customer service bisa menjadi pembeda utama perusahaan di mata pelanggan.
10. Divisi procurement
Divisi procurement adalah tim yang mengelola proses pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan untuk operasional.
Tim ini bertugas untuk memilih supplier, melakukan negosiasi harga, dan memastikan kualitas barang yang dibeli.
Selain itu, procurement juga bertanggung jawab menjaga anggaran agar tetap efisien. Kinerja procurement yang baik dapat menekan biaya operasional perusahaan.
11. Divisi produksi
Divisi produksi adalah tim yang berfokus pada pembuatan produk yang akan dijual ke pasar. Mereka memastikan produksi berjalan sesuai jadwal, standar kualitas, dan target kuantitas.
Divisi ini juga mengawasi penggunaan bahan baku agar efisien dan mengurangi waste. Tanpa pengelolaan produksi yang baik, perusahaan akan kesulitan memenuhi permintaan pasar.
12. Divisi logistik
Divisi logistics mengatur distribusi barang dari pabrik atau gudang ke pelanggan. Divisi ini yang bertanggung jawab atas pengiriman yang tepat waktu, efisien, dan aman.
Tim logistik juga mengelola inventaris, perencanaan rute pengiriman, serta pengelolaan warehouse. Keberhasilan logistik berdampak langsung pada kepuasan pelanggan dan operasional bisnis.
13. Divisi public relations (PR)
Divisi PR bertugas membangun dan menjaga citra positif perusahaan di mata publik. Mereka menangani hubungan dengan media, menyusun siaran pers, serta mengelola reputasi perusahaan di saat krisis.
PR juga berperan dalam menyusun strategi komunikasi eksternal. Dengan divisi PR yang efektif, perusahaan bisa memperkuat brand image di mata masyarakat.
14. Divisi business development
Divisi business development berfokus pada pencarian peluang bisnis baru dan pengembangan pasar. Mereka mengidentifikasi potensi kemitraan strategis, ekspansi produk, atau inovasi model bisnis.
Business development sering menjadi ujung tombak pertumbuhan perusahaan ke area baru. Peran ini membutuhkan kombinasi analisis pasar dan kemampuan membangun jaringan.
15. Divisi quality assurance (QA)
Divisi quality assurance memastikan semua produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Tugas divisi ini adalah menguji, mengevaluasi, dan memberikan feedback kepada tim produksi atau layanan.
Divisi ini penting untuk menjaga kepuasan pelanggan dan reputasi perusahaan. Tanpa QA, risiko produk cacat yang sampai ke tangan pelanggan akan lebih tinggi.
Kenapa Harus Ada Beragam Divisi dalam Perusahaan?
Beragam divisi dalam perusahaan bukan hanya untuk memperindah struktur organisasi. Setiap divisi punya peran vital agar perusahaan bisa berjalan lebih efisien dan berkembang.
Berikut adalah alasan kenapa perusahaan membutuhkan banyak divisi:
1. Membagi pekerjaan sesuai keahlian
Setiap divisi dikhususkan untuk menangani bidang tertentu berdasarkan keahlian.
Contoh, divisi sales fokus menghasilkan pendapatan, sedangkan finance mengelola arus kas perusahaan. Dengan pembagian ini, pekerjaan menjadi lebih terarah dan hasilnya lebih maksimal.
2. Meningkatkan produktivitas dan fokus
Karena masing-masing tim punya tugas yang jelas, produktivitas perusahaan meningkat. Divisi yang fokus pada bidangnya akan bekerja lebih efektif dibandingkan satu tim yang mengerjakan semua hal sekaligus.
3. Mempermudah akuntabilitas dan evaluasi
Setiap divisi memiliki target dan indikator kinerja sendiri. Ini membuat perusahaan lebih mudah mengevaluasi performa, memperbaiki kesalahan, serta merencanakan pengembangan di masa depan.
4. Perusahaan bergerak cepat dan adaptif
Dalam dunia bisnis yang dinamis, perusahaan harus cepat beradaptasi. Dengan divisi-divisi yang fokus di bidang masing-masing, perusahaan bisa bergerak lebih lincah tanpa mengorbankan kualitas layanan atau produk.
5. Mendukung inovasi di berbagai bidang
Setiap divisi bisa berinovasi di bidangnya sendiri. Divisi R&D bisa fokus menciptakan produk baru, sementara marketing mengembangkan strategi promosi yang kreatif. Hasilnya, perusahaan bisa tumbuh lebih cepat dan kuat di berbagai sektor.
Dengan keberadaan divisi-divisi ini, perusahaan mampu berjalan lebih tertata, produktif, dan siap menghadapi tantangan bisnis yang terus berubah.
Contoh Nyata Alur Kerja Antar Divisi
Di perusahaan, tidak ada divisi yang bekerja sendirian. Setiap divisi harus berkolaborasi untuk memastikan semua proses berjalan mulus dan saling mendukung.
Berikut ini adalah beberapa contoh nyata alur kerja antar divisi:
1. Marketing ke sales
Kolaborasi antara tim marketing dan sales menjadi salah satu alur paling penting dalam mendorong pertumbuhan perusahaan.
- Marketing bertugas membangun brand awareness dan menarik calon pelanggan melalui kampanye iklan, media sosial, atau event.
- Setelah mendapatkan prospek, data pelanggan potensial diteruskan ke Sales.
- Sales kemudian menghubungi prospek tersebut untuk menawarkan produk, melakukan negosiasi, dan akhirnya menutup penjualan.
Contoh alur kerja kedua divisi ini penting supaya semua upaya marketing menghasilkan konversi nyata menjadi pendapatan bagi perusahaan.
2. R&D ke product manager ke marketing
Sebelum sebuah produk diluncurkan ke pasar, ada alur panjang kolaborasi yang melibatkan R&D, product manager, dan marketing. Biasanya, begini contoh alur kerja antara divisi R&D dengan tim marketing.
- R&D mengembangkan produk baru berdasarkan riset kebutuhan pasar dan tren industri.
- Setelah produk siap, Product Manager menyusun strategi peluncuran produk, fitur utama, dan keunggulan kompetitif.
- Marketing kemudian membuat kampanye promosi untuk memperkenalkan produk baru tersebut ke pasar.
Kolaborasi ini memastikan bahwa inovasi perusahaan tidak hanya tercipta, tetapi juga sampai dengan sukses ke tangan konsumen.
3. Customer service ke operasional
Masukan dari pelanggan yang diterima oleh customer service menjadi bahan penting untuk perbaikan internal yang dilakukan oleh tim operations.
Agar terbayang, begini contoh alur kerja divisi customer service dengan operasional
- Customer service menerima keluhan atau masukan dari pelanggan tentang produk atau layanan.
- Masukan ini diteruskan ke tim operasional untuk evaluasi dan perbaikan proses internal.
- Hasil perbaikan kemudian dikomunikasikan kembali ke pelanggan melalui tim customer service.
Alur ini membantu perusahaan menjaga kepuasan pelanggan sekaligus meningkatkan kualitas operasional.
4. Finance ke procurement ke operations
Dalam pengelolaan sumber daya perusahaan, finance, procurement, dan operations harus berjalan seirama untuk mendukung kegiatan operasional sehari-hari.
- Finance mengatur anggaran untuk pembelian barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan.
- Procurement menggunakan anggaran tersebut untuk memilih vendor, menegosiasikan harga, dan membeli kebutuhan operasional.
- Operations menggunakan barang atau layanan tersebut untuk menunjang kelancaran aktivitas produksi atau layanan perusahaan.
Dengan alur kerja ini, pengelolaan sumber daya perusahaan bisa berjalan lebih efisien dan transparan.
Melalui contoh-contoh ini, kamu bisa lihat bahwa kerja sama antar divisi sangat menentukan kelancaran operasional dan pertumbuhan perusahaan. Komunikasi yang baik antar divisi adalah kunci utama agar kolaborasi ini berjalan lancar.
Divisi di Perusahaan Besar vs Perusahaan Kecil: Apa Bedanya?
Struktur divisi di perusahaan besar dan kecil tentu berbeda. Ukuran organisasi, jumlah karyawan, dan kompleksitas bisnis sangat memengaruhi bagaimana divisi dibentuk dan dioperasikan.
Supaya kamu bisa lebih mudah membayangkannya, berikut beberapa adalah perbedaan utama divisi di perusahaan kecil vs perusahaan besar:
1. Spesialisasi divisi
Di perusahaan besar, setiap divisi cenderung sangat spesifik. Contoh saja, dalam satu divisi marketing saja bisa ada tim khusus untuk media sosial, SEO, event, hingga digital ads.
Sedangkan di perusahaan kecil, satu divisi bisa menangani banyak hal sekaligus. Seorang staf marketing, misalnya, mungkin juga mengelola konten media sosial, membuat materi promosi, hingga menangani event sederhana.
2. Jumlah tim dan struktur organisasi
Perusahaan besar biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih kompleks dan berlapis. Setiap divisi dipimpin oleh seorang kepala divisi atau manager, dengan beberapa supervisor atau koordinator di bawahnya.
Sementara di perusahaan kecil, struktur tim lebih ramping. Satu divisi mungkin hanya terdiri dari 2–3 orang, bahkan kadang satu orang bisa merangkap beberapa peran sekaligus.
3. Alur koordinasi dan keputusan
Karena skalanya besar, perusahaan besar membutuhkan prosedur koordinasi yang lebih formal. Proses pengambilan keputusan sering melalui rapat antar divisi, laporan, atau persetujuan dari beberapa tingkat manajemen.
Sebaliknya, di perusahaan kecil, alur koordinasi biasanya lebih cepat dan informal. Keputusan bisa langsung dibuat dalam diskusi singkat dengan atasan tanpa perlu prosedur panjang.
4. Peluang belajar dan pengembangan skill
Bekerja di perusahaan kecil membuat kamu lebih fleksibel dan terbiasa multitasking. Kamu akan belajar banyak hal di berbagai bidang, meskipun mungkin tugasmu terasa lebih melebar.
Sedangkan di perusahaan besar, kamu akan lebih fokus mendalami satu bidang tertentu. Ini bagus untuk kamu yang ingin menjadi spesialis dalam satu bidang profesional tertentu.
5. Ruang untuk karier dan promosi
Di perusahaan besar, jalur karier biasanya lebih jelas dan terstruktur. Ada program pengembangan karyawan, promosi antar level, hingga peluang rotasi antar divisi.
Sebaliknya, di perusahaan kecil, peluang promosi mungkin lebih terbatas, tetapi kamu bisa tumbuh lebih cepat jika perusahaan berkembang atau jika kamu mengambil peran yang lebih besar.
Baik perusahaan besar maupun kecil, masing-masing menawarkan pengalaman kerja yang berharga.
Yang terpenting adalah kamu memahami bagaimana struktur divisi di tempatmu bekerja, supaya kamu bisa beradaptasi dan berkembang lebih optimal.
Tips Bekerja Lintas Divisi
Dalam dunia kerja, kamu tidak hanya berinteraksi dengan tim dari divisi sendiri. Banyak pekerjaan yang membutuhkan koordinasi lintas divisi, terutama saat mengerjakan proyek bersama.
Agar kerja sama lintas divisi berjalan lancar, berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan:
1. Pahami tujuan bersama
Sebelum mulai bekerja dengan divisi lain, pastikan kamu paham apa tujuan utama proyek atau tugas tersebut. Dengan pemahaman yang sama, kamu dan tim lain bisa fokus bekerja ke arah yang sejalan.
Mengetahui gambaran besar akan membantumu tidak hanya fokus pada tugas pribadi, tapi juga mendukung hasil akhir secara keseluruhan.
2. Hargai peran dan ritme kerja divisi lain
Setiap divisi punya ritme kerja dan prioritas berbeda. Misalnya, tim finance butuh waktu untuk memverifikasi dokumen, atau tim produksi butuh jadwal pasti untuk eksekusi.
Kamu perlu belajar menghargai alur kerja mereka dan tidak memaksakan timeline yang hanya cocok untuk divisi kamu saja.
3. Jalin komunikasi yang jelas dan terbuka
Saat bekerja lintas divisi, komunikasi adalah kunci. Jangan hanya mengandalkan chat singkat, gunakan email, meeting, atau dokumen bersama agar semua informasi tercatat dan mudah ditindaklanjuti.
Jika ada kendala atau ketidaksesuaian, segera sampaikan secara terbuka dan solutif, bukan menyimpan unek-unek.
4. Hindari asumsi, diskusikan sejelas mungkin
Dalam kerja tim lintas divisi, jangan menganggap semua orang tahu apa yang kamu maksud.
Selalu perjelas siapa yang bertanggung jawab atas bagian tertentu, siapa yang memberi persetujuan, dan siapa yang jadi penghubung antar tim.
Ini akan menghindarkan kamu dari miskomunikasi dan kesalahan eksekusi.
5. Capai tujuan bersama dengan kolaborasi
Kadang ada ego antar divisi, merasa divisi sendiri lebih penting dari yang lain. Padahal, semua divisi saling melengkapi.
Cobalah untuk membangun mentalitas kolaborasi, bukan kompetisi. Kalau semua saling bantu, hasil kerja pasti akan jauh lebih baik.
Bekerja lintas divisi memang menantang, tapi juga bisa jadi pengalaman yang sangat mengembangkan diri kamu.
Semakin sering kamu berkolaborasi dengan tim lain, semakin luas juga pemahaman kamu tentang proses kerja di perusahaan.
Tantangan Bekerja dengan Lintas Divisi di Perusahaan
Bekerja di lingkungan perusahaan dengan banyak divisi memang memberikan banyak kesempatan untuk berkembang.
Namun, di balik itu, ada juga tantangan yang perlu kamu waspadai. Berikut adalah masalah umum yang sering muncul saat bekerja lintas divisi, dan bagaimana cara menyikapinya:
1. Kurang komunikasi antardivisi
Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya komunikasi yang efektif antardivisi. Informasi penting bisa terputus di tengah jalan, atau salah paham tentang tujuan dan prioritas masing-masing tim.
Untuk mengatasinya, kamu perlu membangun komunikasi yang proaktif. Pastikan setiap keputusan, perubahan, atau kendala disampaikan dengan jelas kepada semua tim terkait.
2. Menyalahkan divisi lain
Kadang muncul perasaan bahwa divisi lain memperlambat progres karena beda prioritas. Contohnya, tim produksi merasa marketing lambat memberikan materi kampanye, atau finance dianggap lama menyetujui anggaran.
Supaya tidak terjadi konflik, ubah mindset kamu. Ingat, setiap divisi punya beban dan target masing-masing. Yang kamu perlukan adalah mencari solusi bersama, bukan mencari siapa yang salah.
3. Tidak memperjelas tanggung jawab
Dalam proyek lintas divisi, kadang tidak jelas siapa yang harus membuat keputusan atau siapa yang mengoordinasikan langkah berikutnya. Akibatnya, kerja tim bisa terhambat dan berujung saling lempar tanggung jawab.
Solusinya, sejak awal proyek pastikan sudah ditentukan siapa PIC (Person In Charge) dari setiap tim. Jika ada perubahan, segera update ke semua pihak yang terlibat.
4. Perbedaan gaya kerja dan prioritas
Setiap divisi punya budaya kerja, deadline, dan gaya komunikasi yang bisa sangat berbeda. Ini kadang membuat kerja sama terasa tidak sinkron dan memperlambat proses.
Kamu perlu menyesuaikan diri dengan ritme kerja divisi lain, sambil tetap menjaga komunikasi terbuka. Jika ada perbedaan besar, cari titik tengah yang bisa disepakati bersama.
5. Mempertahankan ego masing-masing divisi
Dalam beberapa contoh kasus, divisi merasa tugasnya lebih penting dibandingkan divisi lain. Ini bisa menciptakan gesekan yang menghambat kerjasama jangka panjang.
Kamu bisa membangun kolaborasi yang lebih sehat dengan menghargai peran semua tim. Tanamkan mindset bahwa semua divisi bekerja menuju satu tujuan besar: kesuksesan perusahaan.
Tantangan-tantangan ini memang nyata, tapi dengan sikap terbuka, komunikasi yang baik, dan mindset kolaboratif, kamu bisa menavigasi kerja lintas divisi dengan lebih lancar.
Divisi bukanlah sekat yang memisahkan antar tim, melainkan jembatan yang menghubungkan berbagai keahlian untuk mencapai tujuan bersama. Justru divisi adalah “pilar” dari sebuah perusahaan yang berkembang.
Mau tahu lebih banyak peluang kerja di berbagai divisi yang sesuai dengan minat dan keahlianmu? Cari lowongan kerja terbaru di Glints dan mulai langkahmu menuju karier impian sekarang juga!
Referensi: