Kupas Tuntas Digital Native Vertical Brand (DNVB), Cara Pasarkan Produk Secara Eksklusif

Tayang 27 Mei 2021 - Dibaca 5 mnt

Saat ini, memasarkan produk secara online tengah menjadi trend. Tidak jarang, beberapa brand menawarkan produknya secara eksklusif hanya di website-nya. Cara ini disebut sebagai digital native vertical brand (DNVB).

Tidak hanya perusahaan besar, cara marketing ini juga bisa dilakukan oleh usaha rumahan yang telah memiliki website sendiri.

Lantas, seperti apa sebenarnya teknik marketing eksklusif ini? Ketahui selengkapnya dari rangkuman Glints berikut.

Definisi Digital Native Vertical Brand (DNVB)

mengenal ecommerce website

© Freepik.com

Dilansir dari Salsify, DNVB merupakan model marketing produk yang mengontrol langsung rantai pasokan mereka serta hubungan dengan pelanggan.

Artinya, mulai dari proses produksi produk hingga pemasaran kepada pelanggan, dikontrol secara langsung tanpa campur tangan pihak ketiga seperti e-commerce atau marketplace.

Model seperti ini memungkinkan perusahaan untuk melakukan penyesuaian produk dan kontrol kualitas yang jauh lebih baik.

Sehingga, perusahaan dapat memberikan layanan dan dukungan pelanggan yang lebih baik juga.

Selain itu, model marketing ini memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan informasi dari pelanggan guna meningkatkan pengalaman dan berkomunikasi dengan cara yang lebih personal.

Baca Juga: Mana yang Lebih Menguntungkan, Bisnis Online atau Bisnis Offline?

Kelebihan dan Kekurangan DNVB

content curation adalah

© Freepik.com

1. Kelebihan DNVB

Mampu mengontrol seluruh proses produksi dan pemasaran merupakan salah satu keuntungan dari  digital native vertical brand.

Namun, hal tersebut bukanlah satu-satunya kelebihan dari DNVB. Berikut adalah beberapa kelebihan lainnya menurut Rakuten SL.

  • Produk yang diproduksi dapat lebih dipersonalisasi sesuai dengan karakteristik pelanggan.
  • Perusahaan memiliki akses yang lebih mudah mengenai data pelanggan. Data ini dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan, memfasilitasi strategi pemasaran yang lebih baik, dan meningkatkan pertumbuhan penjualan.

2. Kekurangan DNVB

Meski memiliki beberapa kelebihan, model ini juga memiliki beberapa kekurangan. Berikut beberapa kekurangan dari digital native vertical brand.

  • ROI cenderung rendah karena hanya dapat mematok harga yang rendah untuk produk yang berkualitas. Ini karena DNVB mengontrol langsung proses produksi dari produknya
  • Biaya untuk strategi marketing akan cenderung lebih tinggi dibandingkan model bisnis yang lain. Terutama karena strategi marketing yang dijalankan harus dipersonalisasi agar sesuai dengan karakteristik pelanggan.

Baca Juga: Jaga Customer Lifecycle untuk Meraih Kesetiaan Pelanggan pada Bisnismu

Cara Menjalankan Model Digital Native Vertical Brand

dnvb

© vinculumgroup.com

1. Jual produk yang dibutuhkan oleh pelanggan

Dilansir dari DHL, kamu perlu memahami masalah apa yang dapat diatasi produkmu.

Apa yang menjadi alasan konsumen harus membeli produk eksklusifmu dibandingkan produk kompetitor yang diproduksi secara massal?

Kamu juga perlu menargetkan produk dengan frekuensi pembelian yang relatif tinggi. Ini akan membantumu mendapatkan pelanggan yang loyal dan meningkatkan brand loyalty dari produkmu.

Sesuatu yang dimanfaatkan oleh banyak digital native vertical brand adalah personalisasi.

Baik itu dalam layanan yang ditawarkan atau produk itu sendiri, pengalaman membeli menjadi benar-benar unik untuk setiap pelanggan, dan sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka.

2. Kontrol pasokan produk

Sebagai perusahaan yang terintegrasi secara vertikal, digital native vertical brand mengontrol seluruh rantai pasokan mereka dari manufaktur hingga mencapai pelanggan, sekaligus memotong perantara yang tidak perlu.

Ini menjadikan semua proses bisnis langsung ke konsumen. Artinya, perusahaan dapat melacak inventaris dan umpan balik mereka secara konstan untuk membuat perubahan.

Volume data yang tinggi ini membutuhkan latar belakang teknologi untuk mengelolanya secara efektif, dan setiap perusahaan harus membangun tim yang kuat serta berpikiran digital untuk memulainya.

3. Manfaatkan website

Bagi perusahaan DNVB, website bertindak sebagai platform penjualan, tidak hanya sebagai aset inti perusahaan. Untuk itu, kamu perlu memanfaatkannya sebaik mungkin.

Website juga berfungsi sebagai sarana utama untuk berkomunikasi dengan pelanggan.

Artinya kamu perlu menyediakan fitur khusus yang memudahkan pelanggan untuk menghubungimu melalui website.

Selain itu kamu juga perlu berhati-hati dalam memilih platform media sosial yang akan digunakan untuk mempromosikan produkmu.

Baca Juga: Prosedur Pendaftaran Hak Merek yang Bisa Kamu Ikuti dengan Mudah

Tiga hal ini perlu menjadi pertimbanganmu ketika ingin memulai bisnis model DNVB.

Jika tidak sesuai, kamu bisa menggunakan model marketing lainnya.

Kamu dapat langsung mempelajarinya melalui webinar marketing Glints ExpertClass, lho.

Melalui webinar ini kamu bisa belajar dan bertanya langsung dengan para profesional sesuai dengan bidang keahliannya.

Yuk, cek kelasnya di sini sekarang sebelum kamu kehabisan kuota.

Seberapa bermanfaat artikel ini?

Klik salah satu bintang untuk menilai.

Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait