Jadi Akrab dengan Audiens Lewat Conversational Copywriting

Diperbarui 14 Mar 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Kamu ingin lebih dekat dengan audiens? Jika begitu, conversational copywriting adalah teknik yang harus kamu coba.

    Meski membuat audiens dan brand makin akrab, teknik ini juga bisa dimanfaatkan untuk perusahaan B2B, lho. Padahal, model bisnis ini menuntutmu terlihat resmi dan profesional.

    Memangnya, apa itu conversational copywriting? Bagaimana cara menerapkannya dalam tulisan?

    Glints sudah merangkum serba-serbi teknik penulisan yang satu ini. Simak selengkapnya, yuk!

    Apa Itu Conversational Copywriting?

    apa itu conversational copywriting

    © Freepik.com

    Conversational copywriting adalah salah satu teknik menulis copy. Melansir Copywrite Matters, seperti namanya, ia menuntutmu menulis seperti berbicara.

    Nah, sadar atau tidak, bahasa saat menulis dan mengobrol bisa berbeda. Saat berbicara, bahasa yang kamu gunakan lebih dekat dan akrab. Rasa ini berkurang, bahkan hilang, saat menulis atau mengetik.

    Tentu saja, bukan berarti kamu harus menulis semua ucapanmu. Saat mengobrol, ada kata-kata yang terasa aneh jika diketik. Oleh karena itu, tetap ada beberapa penyesuaian.

    Agar bisa memahami teknik ini lebih dalam, Glints akan memberikan panduan penulisannya. Panduan ini disadur dari tulisan Monika Mundell, seorang copywriter, yang terbit di ProBlogger.

    1. Seuaikan dengan pasar

    Tiap orang tentu punya cara berbicara yang berbeda. Usia, tingkat pendidikan, hingga hobi mereka punya pengaruh pada semua itu.

    Nah, bagaiamana dengan audiensmu? Bagaimana gaya mereka saat berbicara?

    Kamu tentu harus menyesuaikan penulisan copy dengan ini. Jika audiensmu adalah remaja SMA, mereka tentu kurang tertarik dengan gaya bahasa laki-laki dewasa yang sudah menikah.

    Oleh karena itu, cari tahu dulu gaya bicara audiensmu. Setelah itu, lakukan conversational copywriting sesuai dengan ciri khas obrolan mereka.

    Apakah kamu masih belum memahami audiensmu? Tenang saja, kamu bisa mempelajari berbagai teknik meriset semua itu di Glints ExpertClass.

    Di sana, kamu bisa menambah skill dan ilmu dari para ahli. Mereka sudah punya pengalaman tahunan di bidang pemasaran, lho.

    Pembahasannya juga tak terbatas memahami audiens. Semua tentang pemasaran bisa kamu temukan di sana.

    Tertarik? Pilh kelas yang tepat untukmu dengan klik gambar di bawah ini:

    expertclass marketing

    2. Gunakan cerita

    Storytelling juga bisa digunakan untuk penulisan copy conversational, lho. Jika diceritakan dengan tepat, kisah-kisah bisa meningkatkan engagement antara merekmu dan audiens.

    Baca Juga: Gali Ilmu dengan 5 Buku Copywriting Hasil Kurasi Glints!

    3. Jaga panjang kalimat

    Sadar atau tidak, kalimatmu saat berbicara cenderung pendek. Oleh karena itu, perhatikan hal ini, ya!

    Sebagai gambaran, pakai maksimal 13 kata dalam satu kalimat. Tentu aturan ini bisa kamu sesuaikan dengan situasi masing-masing.

    4. Hindari jargon

    Banyak bicara istilah asing membuat orang terlihat pintar dan profesional. Sayangnya, ia tak sejalan dengan tujuan conversational copywriting.

    Kamu justru terlihat sedang menulis, bukannya mengobrol. Oleh karena itu, pilih kata-kata yang tepat, ya!

    Hindari jargon yang terlalu rumit. Pilih kata-kata yang umum digunakan dan sering terdengar oleh audiensmu.

    Baca Juga: Perdalam Kemampuan Menulismu dengan Belajar Copywriting

    Manfaat Menggunakan Teknik Conversational Copywriting

    manfaat teknik conversational copywriting

    © Pexels.com

    Nah, sekarang, mengapa kamu harus menggunakan teknik ini? Marketing Buzz punya jawabannya. Manfaat dari teknik conversational copywriting itu adalah:

    1. Tepat untuk menulis web

    Kita cenderung buru-buru saat membaca tulisan secara online. Bukannya memperhatikan kata demi kata, banyak orang justru membaca tulisan secara cepat.

    Dengan alasan ini, kamu perlu membuat tulisan menjadi lebih seperti obrolan. 

    Lewat teknik menulis ini, kemungkinan besar, audiensmu menyimak tulisan dengan baik. Teknik membaca cepat mereka pun bisa dikurangi.

    2. Menunjukkan empati

    Dengan menulis ala pembaca, kamu terlihat memperhatikan mereka. Kamu pun bisa semakin dekat dengan audiens. 

    Ini tentu bisa jadi nilai plus untuk merekmu. Dengan mendekat, audiens bisa berubah menjadi leads, hingga akhirnya membeli produkmu.

    3. Dekat dengan audiens, sekalipun untuk perusahaan B2B

    Siapa bilang perusahaan B2B harus serbaresmi? Sejatinya, anggapan ini kurang tepat, lho.

    Dengan conversational copywriting, kamu bisa dekat dengan audiens. Tentu saja, kamu tetap harus menjaga penggunaan bahasa yang profesional.

    Cari celah penggunaan bahasa yang santai, namun tetap resmi. Jaga agar semuanya tetap sejalan dengan tone of voice-mu, ya!

    Baca Juga: Yuk Pahami Perbedaan antara Content Specialist dan Copywriter!

    Selesai sudah penjelasan Glints. Jangan lupa, gunakan teknik ini demi mendekatkan diri pada audiens, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait