Captive Market: Apa itu, Manfaat, dan Contohnya di Dunia Marketing

Tayang 08 Jun 2022 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Dalam ilmu ekonomi, captive market melengkapi istilah lainnya untuk menggambarkan struktur pasar. Dari monopoly market, oligopoly market, hingga perfect competitive market.

    Jika kamu berencana terjun secara profesional di ranah marketing, memahami konsep ini boleh jadi akan membantu pekerjaan kamu ke depannya.

    Apa sih yang dimaksud dengan captive market? Lalu, seperti apa contohnya serta manfaatnya untuk diketahui oleh seorang marketer?

    Artikel ini akan memberikan penjelasannya untuk kamu, Jadi, langsung saja baca rangkumannya di bawah ini, yuk.

    Baca Juga: 6 Digital Marketing Hacks yang Ampuh Dongkrak Penjualan

    Apa Itu Captive Market?

    Melansir The Business Professor, captive market adalah sebuah kondisi pasar di mana supply barang dikontrol oleh satu atau sejumlah supplier saja.

    Skenario tersebut menghasilkan kondisi demand (permintaan) barang yang tinggi di pasar. Diikuti dengan ketersediaan supply (pasokan) barang yang terbatas.

    Para konsumen di pasar tersebut tidak memiliki pilihan selain membeli supply barang yang ada. Sementara, di area luar pasar itu, ada kemungkinan konsumen menemukan produk pembanding.

    Hal-hal di atas menyebabkan tingginya harga suatu atau sejumlah produk di area pasar captive.

    Dilansir dari sumber Marketing91, captive market atau pasar khusus dapat terjadi karena tiga hal, yaitu:

    • Area pasar kekurangan pasokan produk.
    • Di area pasar, hanya ada satu penjual yang memiliki keleluassan untuk menjual produknya.
    • Suatu produk punya kualitas atau manfaat yang berbeda dengan produk lain, sehingga produsen dapat membebankan harga yang lebih tinggi.

    Sekilas, kondisi pasar khusus punya kemiripan dengan monopoly market (pasar monopoli).  Jika kamu berpikir demikian, hal tersebut tidaklah salah.

    Yang menjadi pembeda antara pasar monopoli dan pasar khusus adalah spesifik fokusnya.

    Melansir Marketing Business News, monopoli adalah kondisi di mana supplier dari sebuah produk tidak memiliki kompetitor di sebuah area pasar.

    Sementara, menurut Collins Dictionary, captive market (pasar khusus) adalah sebuah kelompok konsumen yang terpaksa untuk membeli produk tertentu karena minimnya pilihan. Kondisi itu membuat penjual memonopoli area pasar.

    Manfaat Captive Market

    captive market

    © Freepik.com

    Dalam bidang marketing, captive market atau pasar khusus bisa digunakan sebagai strategi pemasaran dan penjualan.

    Dengan memahami konsep ini, seorang marketing strategist akan punya kapasitas untuk menganalisa apakah suatu area pasar berpotensi untuk dirancang skenario monopolinya.

    Jika area itu memiliki potensi besar untuk diskenariokan, produk yang mereka jual tidak akan memiliki pesaing di area pasar tersebut. Mungkin, hanya akan memiliki sedikit pesaing.

    Strategi pasar khusus akan membuat penjual memiliki kebebasan untuk menentukkan harga. Selain itu, konsumen juga tidak dapat menawar harga yang sudah ditetapkan.

    Di situasi tertentu, aturan khusus bisa diberlakukan supaya satu area pasar di kuasai oleh segelintir penjual atau bahkan satu penjual saja.

    Baca Juga: Crowdsourcing Marketing: Definisi, Jenis, dan Manfaatnya bagi Perusahaan

    Contoh Captive Market

    Agar penggambaran kondisi captive market semakin komplit, Glints akan memberikan sejumlah contoh untuk kamu. Berikut ini merupakan contoh-contoh yang dimaksudkan.

    1. Penjualan makanan dan minuman di bioskop

    captive market

    © Pexels.com

    Di Indonesia, bioskop-bioskop ternama umumnya menutup akses masuknya penjual makanan dan minuman lain di area mereka.

    Di samping itu, ada larangan juga bagi penonton untuk membawa masuk makanan yang di bawa dari luar bioskop.

    Hal tersebut menciptakan kondisi pasar khusus bagi pengunjung bioskop. Mau tidak mau, mereka harus membeli makanan dan minuman yang tersedia di sana.

    Biasanya, harga dari produk-produk yang ditawarkan akan lebih tinggi daripada produk sejenis yang dijual di area luar bioskop.

    2. Toko alat tulis di sekolah

    captive market

    © Pexels.com

    Setiap sekolah umumnya memiliki satu koperasi yang berperan untuk memenuhi berbagai keperluan sekolah. Misalkan, buku, dasi, baju olahraga, atau badge sekolah.

    Di sisi lain, koperasi sekolah umumnya juga diberikan kebebasan dan aturan pendukung untuk menjadi satu-satunya penjual alat tulis di dalam sekolah.

    Jadi, ketika berada di dalam sekolah, murid akan hanya dihadapkan dengan satu penjual alat tulis saja.

    3. Food court dan pujasera di mal

    captive market

    © Pexels.com

    Food court dan pujasera di mal menjadi salah satu contoh lain dari penerapan pasar khusus.

    Pemilik atau pengelola food court biasanya menyewakan beberapa stan atau tempat bagi penjual makanan dan minuman agar mereka dapat memenuhi supply dan demand di area tersebut.

    Dengan begitu, para pengunjung mal yang datang hanya akan punya pilihan terbatas ketika mereka ingin makan atau minum di lokasi.

    4. Provider telekomunikasi di area pedesaan

    captive market

    © Pexels.com

    Pemukiman penduduk di area pedesaan terbilang sedikit dan jumlah populasinya lebih minim daripada area perkotaan atau pinggir kota.

    Di samping itu, aspek pembangunan di area ini cenderung tidak secepat area kota dan sekitarnya.

    Begitu juga ketika bicara soal pembangunan akses provider telekomunikasi di area rural. Hanya ada sejumlah provider yang bersedia dan mampu untuk menjangkau pasar area rural tertentu.

    Kondisi di atas menciptakan ceruk pasar khusus bagi provider yang berhasil menyediakan layanan di area tersebut.

    Baca Juga: Apa Itu Call-to-Value dalam Marketing dan Kapan Menggunakannya?

    Penjelasan di atas menjadi akhir dari artikel tentang captive market. Semoga informasi tadi bisa membantu kamu, ya!

    Memahami istilah-istilah khusus di bidang pemasaran dapat membantu seorang marketer untuk lebih jeli dalam perencanaan strategi dan penerapan aksi marketing.

    Oh ya, buat yang tertarik menambah insight dan glossary marketing, kamu bisa membaca artikel-artikel menarik lainnya hanya di Glints Blog.

    Di kategori Marketing, ada banyak info tepercaya yang bisa bikin kamu jadi marketer andal, lho!

    Langsung saja, klik link ini untuk mencari topik artikel yang menarik minatmu!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait