Merasa Burn Out saat WFH? Pelajari di Sini, Yuk!

Diperbarui 11 Nov 2021 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Sudahkah kamu mengetahui penyakit akibat kerja, termasuk burn out saat WFH?

    Jangan salah, meski kamu berada di rumah dan bekerja tanpa perlu keluar rumah, kamu tetap dapat mengalami gangguan kerja yang satu ini.

    Kok bisa? Glints sudah menyiapkan informasi mengenai burn out saat WFH, cara mencegah, dan cara mengatasinya.

    Burn Out

    burn out

    © Freepik

    Sebelumnya, agar kamu tidak bingung, kita mulai dari definisi, ya.

    Dilansir dari Hello Sehatburn out adalah kondisi stres yang berhubungan dengan pekerjaan.

    Nama lain dari burn out adalah occupational burn out atau job burn out.

    WHO mengatakan bahwa burn out bukan sebuah kondisi medis, namun salah satu kondisi stres kronis alias stres yang datang terus-menerus hingga terkumpul dan besar.

    Medical News Today mengatakan, burn out bisa muncul karena:

    • beban kerja terlalu besar
    • tekanan finansial
    • tekanan atau bully dari rekan kerja
    • dan lain-lain

    Terdapat beberapa ciri-ciri apabila kamu mengalami burn out:

    • sering mengalami sakit
    • malas bekerja dan melakukan hobi
    • sulit tidur
    • terus-menerus memikirkan pekerjaan, namun tidak bisa melakukannya
    • dan lain-lain

    Nah, setelah mengetahui apa itu, penyebab, dan ciri-ciri dari burn out, mari kita fokus dalam pembahasan mengenai burn out yang terjadi saat WFH.

    Baca Juga: 5 Tips Ampuh Mengatasi Kesepian Karena WFH

    WFH Rentan Burn Out

    wfh rentan burnout stres

    © Unsplash

    AnnaMarie Houlis, seorang pekerja lepas dan digital nomad, menceritakan kisahnya selama “work from home” setiap hari pada The Ladders.

    Beberapa kali, ia bekerja di sofa sambil makan beragam camilan.

    Menurutnya, bekerja di rumah jauh lebih produktif, tidak perlu menghabiskan waktu untuk commuting, minim gangguan, dan jarak ke dapur sangat dekat hingga ia tak perlu khawatir soal makan.

    Namun, tentu ada kekurangan dalam bekerja di rumah. Ia sering kali kesepian, cenderung menunda-nunda pekerjaan, dan sering kali merasa bersalah saat sedang beristirahat, karena merasa harus kerja lebih keras.

    Bekerja di rumah ternyata tak seindah yang dibayangkan banyak orang. Kamu menjadi rentan mengalami burn out.

    Menurut Harvard Business Review, ini adalah alasan kenapa burn out saat WFH adalah hal yang lumrah:

    • tidak merasakan waktu berjalan karena fokus bekerja, karena tempat bekerja dan beristirahat sama (dalam rumah)
    • perasaan harus memberi lebih dan menunjukkan produktivitas, sehingga waktu istirahat terganggu
    • tidak ada garis batas antara kehidupan profesional dan personal (work-life balance)

    Mencegah Burn Out saat WFH

    jam kerja wfh

    © Pexels

    Nah, sebelum kamu terlanjur merasakan burn out saat WFH, kamu bisa mencegahnya, lho!

    Dikutip dari Independent, sesungguhnya, kamu tidak bisa menghindari stres karena pekerjaan. Tekanan dari streslah yang akan memicu kamu untuk semangat dalam bekerja.

    Yang menjadi masalah adalah bila stres ini muncul dengan frekuensi dan beban yang besar dalam waktu yang lama.

    Untuk mengantisipasinya, ada beberapa cara untuk melakukan manajemen stres agar tidak terlalu besar. Inilah beberapa hal yang sebaiknya kamu lakukan:

    1. Rileks

    Penelitian yang dilakukan oleh Siltaloppi dan tim menunjukkan bahwa kesehatan mental saat bekerja bisa didapatkan melalui psychologocal detachment.

    Maksud dari psychological detachment adalah “melupakan” tanggung jawab pekerjaan untuk sementara di luar jam kerja.

    Burn out saat WFH bisa muncul saat stres kerjamu tidak dilepas seharian. Jadi, lupakan tanggung jawab pekerjaanmu saat kamu sedang beristirahat, ya!

    2. Mengambil jeda istirahat

    Saat jam kerja, di antara banyak tugas, kamu bisa mengambil sedikit jeda selama beberapa menit untuk bernapas. Hal ini dapat membuat badan dan pikiranmu rileks sejenak.

    Jangan gunakan jeda ini untuk mengecek email, atau menggunakan media sosial, ya! Kedua hal itu juga bisa memicu stres lain, dan akan membuatmu merasa makin tertekan.

    3. Lakukan hal lainnya

    Setelah kamu selesai bekerja, jangan merasa perlu untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Lakukanlah hal yang kamu senangi: menonton video YouTube, menonton drama, atau membaca buku.

    Kamu juga bisa menelepon teman-temanmu di luar teman kerja. Beberapa orang malah dapat merasa senang ketika berolahraga setelah bekerja.

    Kalau membuka media sosial atau aktivitas lainnya malah menambah energi negatif bagimu, jauhi juga, ya!

    Intinya, isi waktu ini untuk melakukan aktivitas apapun yang dapat membuatmu “jauh” dari pekerjaan untuk sementara waktu.

    Baca Juga: 4 Tips Mengatur Keuangan Saat Wabah Virus Corona

    Mengatasi Burn Out saat WFH

    wfh di kos

    © Freepik

    Kalau kamu sudah terlanjur mengalami burn out saat WFH, apa langkah yang harus kamu ambil?

    Dilansir dari The Balance Careers, ini dia langkah-langkah yang bisa kamu ambil:

    • ambil cuti dan istirahat
    • bercerita pada seseorang, ini akan membuatmu lega
    • cari aktivitas selain bekerja untuk menyalurkan stres
    • kurangi konsumsi alkohol dan kafein, karena dapat memicu hormon yang menyebabkanmu semakin “berenergi”, padahal kamu butuh istirahat
    • minta tanggung jawab baru yang berbeda
    • atur jadwal tidur, olahraga, dan makan makanan bergizi

    Baca Juga: 5 Tips Jaga Kesehatan Saat Kerja di Rumah Agar Tetap Fit

    Setelah membaca informasi lengkap mengenai burn out saat WFH, semoga kamu bisa mencegahnya sebelum terjadi, ya!

    Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut soal burn out saat WFH, atau kondisi-kondisi lainnya, kamu bisa berdiskusi sesama profesional di Glints komunitas. Daftar sekarang ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait