Mempermudah Proses Akuisisi Pelanggan dengan Strategi Brand Architecture

Tayang 15 Mar 2021 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Seiring tumbuhnya penjualan, terdapat strategi yang harus diterapkan perusahaan untuk mendukung branding, salah satunya adalah brand architecture.

    Salah satu aspek dalam dunia branding ini bisa membuat brand perusahaan tampak segar dan tertata.

    Jika perusahaan tak segera mengadopsi strategi ini saat bisnis mulai berkembang, identitas brand bisa terlihat berantakan dan tampak tak senada dengan profil perusahaan, sesuai ujaran Branding For The People.

    Nah, melihat sifatnya yang cukup penting, di bawah ini Glints jelaskan serba-serbi brand architecture khusus untuk kamu.

    Baca Juga: Brand Story, Narasi yang Memperkuat Identitas Bisnismu

    Apa Itu Brand Architecture?

    brand architecture adalah

    © Pexels.com

    Perusahaan yang sudah lama berkecimpung dalam pasar secara bertahap akan menjadi sebuah campuran antara brand baru dan lama. 

    Masing-masing brand ini kelak akan memiliki identitasnya masing-masing.

    Bila tidak dikelola, banyaknya identitas brand dapat membingungkan konsumen dan mengurangi minat mereka untuk membeli produk perusahaan.

    Nah, menyadur laman Magneti, brand architecture adalah sebuah strategi yang dapat menjadi solusi untuk permasalahan tersebut.

    Istilah satu ini mengacu pada sistem yang dapat mengelola masing-masing wujud identitas brand di dalam perusahaan.

    Seiring berkembangnya bisnis, brand akan menarik minat audiens yang berbeda melalui lini produk atau akuisisi perusahaan yang beragam.

    Brand architecture dapat digunakan dalam situasi ini sebagai sistem yang memastikan bahwa pesan setiap brand ditujukan pada jenis audiens yang tepat.

    Jenis-Jenis Brand Architecture

    brand architecture adalah

    © Freepik.com

    Seperti yang sudah Glints jelaskan, brand architecture dapat dimanfaatkan perusahaan untuk mengelola alur komunikasi brand mereka dengan audiens.

    Kendati demikian, marketer tidak bisa menggunakan sistem ini secara sembarangan.

    Pasalnya, ada beberapa jenis brand architecture yang memiliki fungsinya masing-masing.

    Bila perusahaan menggunakan kategori sistem yang salah, mereka takkan bisa menyebarkan pesan pada target audiens yang tepat.

    Nah, kira-kira, apa saja jenis-jenis brand architecture yang perlu kamu ketahui? Berikut adalah penjelasannya.

    1. Branded house

    Salah satu jenis brand architecture yang harus kamu pahami adalah branded house.

    Melansir Ignyte Brands, branded house biasanya digunakan oleh perusahaan besar, di mana mereka akan menampilkan nama brand utama di samping semua deskripsi produk atau layanan dari sub-brand mereka.

    Strategi ini memanfaatkan customer loyalty para pelanggan yang akan membeli produk dengan nama brand tanpa mengetahui deskripsi fitur atau fungsi dari sub-brand.

    Manfaat dari jenis brand architecture ini mencakup pengeluaran untuk iklan yang lebih efisien serta trik kiat mengekspos sub-brand secara efektif.

    Baca Juga: Ketahui Perbedaan Brand Recall, Brand Recognition, dan Brand Awareness

    2. House of brands

    Jika kategori branded house memaparkan sub-brand yang berasal dari satu brand ternama, strategi house brand memiliki cara kerja yang sedikit berbeda.

    Dalam jenis brand architecture ini, pemilik nama brand utama akan berperan sebagai pemegang kepentingan dan investor.

    Nantinya, mereka akan menampung dan bekerja sama dengan berbagai brand yang semuanya akan beroperasi secara independen.

    Umumnya, pemilik nama brand utama yang bekerja dengan struktur seperti ini seringkali memiliki target audiens yang tersebar luas di berbagai sektor industri, tetapi, masih belum dikenal oleh konsumen lainnya.

    3. Endorsed brands

    Jenis brand architecture selanjutnya yang perlu kamu ketahui adalah endorsed brands.

    Strategi ini mendorong brand utama untuk mengiklankan sub-brand pada tiap platform komunikasi mereka.

    Metode ini memberikan fleksibilitas pada identitas sub-brand tanpa merenggut keuntungan dari endorsement brand utama.

    Pada dasarnya, sub-brand memiliki kesempatan untuk membesarkan bisnisnya sendiri sambil didukung oleh nama dari brand utama, sesuai kata Brand Master Academy.

    Manfaat Brand Architecture

    © Freepik.com

    Seperti yang sudah Glints paparkan sebelumnya, brand architecture adalah sebuah strategi jitu bagi perusahaan yang memiliki banyak sub-brand.

    Metode satu ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memasarkan semua brand mereka pada audiens yang tepat.

    Namun, bukan itu saja, lho, manfaat yang ditawarkan brand architecture. Menurut Element Three, berikut adalah keuntungan yang bisa diraih perusahaan bila menggunakan strategi brand architecture.

    • memberikan identitas yang tepat untuk semua brand perusahaan.
    • proses customer acquisition menjadi lebih terarah dan efisien.
    • meningkatkan pendapatan dari cross-selling.
    • strategi peluncuran brand baru perusahaan menjadi lebih efektif.

    Baca Juga: Kupas Tuntas Brand Community, Sekelompok Pelanggan yang Bisa Perkuat Bisnismu

    Itulah penjelasan Glints terkait serba-serbi brand architecture yang perlu kamu pahami.

    Sederhananya, brand architecture adalah sebuah strategi yang bisa digunakan perusahaan untuk memperkenalkan sub-brand mereka.

    Tak hanya itu, bila strategi ini diterapkan dengan baik, penjualan brand bisa meningkat karena seluruh pesan dan iklan akan disampaikan pada target audiens yang tepat.

    Nah, sejatinya, masih ada banyak strategi lainnya yang bisa tingkatkan strategi pemasaran perusahaan.

    Penasaran? Tenang saja, kamu bisa ketahui informasi lengkapnya di webinar Glints ExpertClass.

    Di sana, terdapat banyak kelas seputar dunia marketing yang dipandu secara langsung oleh para profesional.

    Menarik bukan? Jangan sampai ketinggalan, temukan kelas yang sesuai dengan minatmu sekarang. Kuotanya terbatas, lho!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait