Astroturfing dalam Marketing: Kenapa Kerap Tidak Disarankan, ya?

Diperbarui 28 Feb 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Ada begitu banyak strategi marketing yang digunakan perusahaan saat ini, terlebih dengan adanya teknologi internet. Salah satunya adalah astroturfing atau astroturf marketing.

    Meskipun tak jarang berhasil, astroturf marketing dinilai sebagai strategi marketing yang dinilai berisiko dan bisa membahayakan brand itu sendiri.

    Mengapa demikian? Yuk, temukan jawabannya dan pelajari lebih lanjut tentang hal tersebut dalam artikel Glints berikut ini!

    Baca Juga: 5 Cara Kembangkan Brand Voice untuk Bangun Kepercayaan Pelanggan

    Apa Itu Astroturfing?

    astroturfing

    © Rawpixel.com

    Astroturfing adalah usaha perusahaan atau brand membuat kesan dukungan dari berbagai kalangan yang tersebar luas terhadap suatu hal, misalnya kebijakan, pemerintahan, dan lain-lain.

    Nah, hal ini juga kadang dilakukan sebagai strategi marketing.

    Menurut Big Commerce, astroturf marketing merupakan kampanye yang dilakukan untuk membuat kesan sebuah produk atau jasa dicari banyak orang atas keinginannya sendiri.

    Namun, sebenarnya hal ini didorong oleh sebuah perusahaan atau brand dan tidaklah jauh berbeda dari konten bersponsor.

    Perusahaan menyembunyikan partisipasi atau sponsorship-nya untuk membuat sebuah gerakan terlihat organik.

    Astroturfing kini hal yang cukup lumrah dalam internet marketing.

    Hal itu dilakukan dengan mengerahkan sekelompok orang untuk menyampaikan pesan bersponsor atau konten secara meyakinkan lewat kanal-kanal tertentu seperti media sosial, blog, dan lain-lain.

    Tidak hanya untuk mempromosikan produk atau jasa, astroturf marketing adalah salah satu cara untuk menciptakan kesan atau citra brand tertentu.

    Taktik Umum Astroturfing

    astroturf marketing

    © Freepik.com

    Hal yang paling sering dilakukan untuk upaya astroturfing dalam marketing adalah meninggalkan komentar menggunakan identitas yang berbeda-beda.

    Taktik ini dapat dilakukan di berbagai platform media sosial.

    Selain itu, respons yang diberikan biasanya sangat cepat, misalnya untuk membangun trending topic di Twitter dan membuat orang-orang merasa ini adalah hal yang penting dan patut disimak.

    Untuk upaya astroturf yang digunakan dalam hal-hal politis, beberapa taktik lainnya dikerahkan,

    Hal itu seperti mengundang orang dengan latar belakang relevan dan kredibel untuk menyampaikan opininya mengenai suatu topik yang sedang berusaha digencarkan, dan lain-lain.

    Astroturfing untuk marketing biasanya bersifat lebih santai, meskipun tujuannya juga untuk menciptakan perbincangan yang viral sehingga awareness atau kesadaran calon konsumen bisa ditingkatkan.

    Menurut Study.com, astroturfing merupakan salah satu taktik marketing yang kurang disarankan untuk dilakukan.

    Jika tidak disadari oleh para konsumen, hal ini tentu membuat pesan kampanye yang disebarkan terasa lebih kredibel dan otentik dibanding menggunakan iklan. 

    Selain itu, astroturf marketing juga bisa meningkatkan brand image dan keuntungan perusahaan.

    Namun, jika kenyataannya terkuak, hal ini bisa berbalik menjadi hal yang merugikan bisnis.

    Baca Juga: Ketahui 6 Tools Social Media Monitoring, Strategi Wajib dalam Digital Marketing

    Bentuk Astroturfing

    astroturfing

    © Unsplash.com

    Beberapa bentuk astroturfing di internet yang kini sering ditemukan untuk mempromosikan suatu barang atau jasa adalah:

    • Blogger membuat artikel tentang review produk. Post ini seakan-akan jujur dan tidak memihak brand tersebut.
    • Menciptakan persona palsu di internet untuk membagikan post serupa sehingga menimbulkan kesan ide populis.
    • Membayar sebuah akun media sosial di Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain untuk fokus pada suatu brand atau produk tertentu.
    • Pemasangan iklan di situs-situs khusus yang mengarahkan pengunjung pada situs brand atau produk.

    Jika hal-hal ini dilakukan untuk mengalahkan perusahaan saingan, hal itu pun dianggap sebagai astroturfing.

    Kenapa Umumnya Tidak Disarankan?

    astroturfing

    © Freepik.com

    Sebagaimana disebut di atas, praktik ini adalah teknik marketing yang kurang disarankan. Memang, untuk beberapa kasus di internet, langkah ini mungkin memiliki garis pembeda tipis dengan langkah lain.

    Meski demikian, jika praktik ini terbongkar, akan jadi bencana besar bagi perusahaan. Tak hanya membuat malu, hal ini berisiko menimbulkan public relations crisis bagi perusahaan.

    Di beberapa negara, praktik ini bahkan bisa menimbulkan jerat hukum bagi para pelakunya.

    Baca Juga: 5 Tips Memilih Influencer yang Tepat untuk Keperluan Branding

    Nah, sudah lebih paham, kan, mengenai astroturfing? Apakah menurutmu strategi marketing ini baik? Atau justru tidak?

    Yuk, baca artikel seputar dunia marketing lainnya di Glints Blog. Dapatkan insight dan inforamasi menarik lainnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait