Split Test: Metode Pengujian Materi yang Harus Diketahui Digital Marketer

Diperbarui 15 Mar 2021 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Jika kamu tertarik dalam digital marketing, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu split test.

    Dalam digital marketing, sering dikenal metode untuk mengetahui iklan yang efektif menggunakan A/B testing atau split test.

    Kedua metode ini terlihat sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan di antara keduanya.

    Pada artikel ini, Glints akan membahas mengenai split test dan beberapa hal yang perlu diperhatikan kala melakukannya.

    Agar tidak semakin penasaran, yuk langsung saja simak penjelasannya!

    Baca Juga: Tuntas Memahami Algoritma Google Search, Kunci Mahir di Bidang SEO

    Apa Itu Split Test?

    surat lamaran kerja

    © espresso.digital

    Mengacu kepada Abtasty, sebenarnya split test adalah bentuk lain dari A/B testing.

    Pada dasarnya, kedua tes ini digunakan untuk mengetahui konten/iklan seperti apa yang dapat mendatangkan leads lebih baik kepada pengiklan.

    Secara khusus, jika ditanya apa itu split test, berarti merujuk pada metode membedakan dua atau lebih konten iklan kepada beberapa pengguna atau audiens yang berbeda.

    Tak hanya membedakan penulisan, namun tes ini juga tata letak serta desain yang digunakan.

    Penggunaan hal ini memungkinkan sebuah website atau iklan menampilkan konten yang berbeda pada konsumen yang berbeda.

    Kemudian, diukur bagaimana performa dari kedua jenis konten tersebut.

    Hal yang Perlu Diperhatikan

    perbedaan email marketing dan automation

    © Picjumbo.com

    Jika kamu memutuskan untuk menggunakan split test bagi langkah marketing-mu, terdapat beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.

    Mengutip dari Instapage, beberapa hal tersebut adalah:

    1. Miliki alasan yang kuat

    Dalam menggunakan split test, kamu perlu memiliki alasan yang kuat terlebih dahulu mengapa kamu perlu menggunakannya.

    Alasan yang kamu gunakan haruslah berdasarkan data dari performa website atau iklanmu sebelumnya.

    Bisa saja dari data tersebut ternyata ditemukan perlu adanya optimisasi minor, sehingga penggunaan split test tidaklah diperlukan.

    2. Buat hipotesis

    Setelah mengetahui permasalahan berdasarkan data itu, mengetahui dugaan yang didapat dari data adalah apa yang harus kamu perhatikan berikutnya dalam split test

    Dengan membuat dugaan atau hipotesis, kamu akan lebih mengetahui perubahan apa yang diperlukan dari website atau iklanmu.

    3. Perhitungkan jumlah sampel

    Seperti metode penelitian pada umumnya, kamu perlu mengetahui jumlah sampel yang menjadi objek pengujianmu.

    Sampel seperti apa yang mendapatkan konten A, dan seperti apa yang mendapatkan konten B.

    Selain itu, kamu juga perlu memperhitungkan tingkat kesalahan dalam pengujian.

    Jika kamu tidak terlalu memahami statistika, terdapat berbagai tools yang dapat kamu gunakan untuk menghitung sampel tersebut.

    Baca Juga: Yuk, Pelajari 13 Istilah Penting dalam SEO Berikut Ini!

    4. Pastikan semua komponen bekerja

    Tentu terdapat perubahan-perubahan yang akan kamu lakukan terhadap website atau iklanmu.

    Dalam melakukan perubahan tersebut, kamu perlu memastikan semua komponen yang kamu ubah atau tambahkan bekerja.

    Merujuk pada hal itu, CTA, tombol-tombol, dan sebagainya adalah apa yang harus kamu pastikan pada langkah split test yang satu ini.

    5. Analisis hasil dan optimalisasi

    Setelah semua hal di atas telah kamu pastikan, kamu bisa menjalankan tes atau pengujian.

    Selanjutnya, kamu dapat menganalisis hasil dan mengoptimalisasikannya kembali jika ditemukan data-data yang mendukung perlunya hal tersebut.

    Kapan Melakukan Split Test?

    A/B test dan split test tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Namun, kedua tes ini dapat dilakukan beriringan. 

    Lakukanlah split test saat website atau kontenmu membutuhkan perubahan yang signifikan seperti perubahan desain, tema, dan sebagainya.

    Jika website atau konten tersebut telah mendapatkan hasil optimal, website tersebut bisa selanjutnya kamu lakukan A/B test untuk perubahan-perubahan minor di dalamnya.

    Baca Juga: Panduan Memaksimalkan Digital Marketing Funnel

    Itulah penjelasan singkat mengenai apa itu split test. Dengan mengetahui ini,  kamu dapat lebih optimal dalam menjalankan langkah marketing-mu.

    Jika kamu menginginkan informasi tentang marketing lainnya, kamu dapat berlangganan newsletter Glints.

    Dengan berlangganan, kamu akan mendapatkan beragam informasi menarik langsung ke inbox-mu.

    Yuk, daftarkan dirimu segera!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait