Amortisasi dan Depresiasi: Yuk, Kenali 3 Perbedaan Utamanya di Sini

Tayang 19 Feb 2022 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Dalam dunia akuntansi bisnis, amortisasi dan depresiasi adalah dua istilah yang perannya cukup penting bagi perusahaan.

    Masing-masing istilah merujuk pada kemampuan fundamental yang sama-sama menimbulkan efek penyusutan terhadap nilai aset.

    Memiliki pengetahuan tentang kedua istilah ini dapat membantu perusahaan untuk membuat keputusan keuangan yang lebih baik.

    Kedua hal tersebut pun dijamin bisa mengurangi beban pajak perusahaan setiap periode akuntansi berakhir.

    Nah, meskipun sama-sama berperan menyusutkan nilai aset, kedua istilah ini sejatinya memiliki konsep dan cara kerja yang berbeda.

    Namun, hal tersebut terkadang tidak diketahui oleh yang hendak terjun ke dunia akuntansi bisnis.

    Maka dari itu, berikut Glints paparkan perbedaan amortisasi dan depresiasi khusus buat kamu. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

    Baca Juga: EBITDA: Apa Itu, Komponen, Rumus Perhitungan, dan Manfaatnya

    Definisi Amortisasi dan Depresiasi

    amortisasi dan depresiasi

    © Pexels.com

    Sebelum membahas perbedaannya, pertama-tama Glints paparkan terlebih dahulu definisi dari amortisasi dan depresiasi.

    Menurut Corporate Finance Institute, amortisasi mengacu pada proses pelunasan utang melalui angsuran terjadwal yang sudah disepakati perusahaan.

    Pada hampir setiap aspek di mana istilah amortisasi berlaku, pembayaran utang ini biasanya dilakukan dalam bentuk pokok dan bunga.

    Penggunaan istilah tersebut berkaitan dengan utang atau pinjaman.

    Akan tetapi, ia kini juga digunakan dalam proses penyusutan nilai dari aset tidak berwujud secara berkala.

    Di sisi lain, menurut Investopedia, depresiasi merujuk pada proses pengurangan total biaya dari aset-aset tetap yang dibeli oleh perusahaan.

    Nah, daripada mengurangi total biaya dalam satu tahun pajak, perusahaan bisa melaksanakan depresiasi dan menghapus sebagian biaya secara bertahap.

    Beberapa contoh dari aset tetap yang dimiliki perusahaan adalah bangunan, perabotan, peralatan kantor, mesin pabrik, dan lain-lain.

    Tanah merupakan satu-satunya aset tetap yang tidak dapat didepresiasi karena nilainya akan terus meningkat seiring berjalannya waktu.

    Baca Juga: Memahami Biaya Overhead: Arti, Jenis, Cara Menghitung, dan Manfaatnya

    Perbedaan Amortisasi dan Depresiasi

    amortisasi dan depresiasi

    © Pexels.com

    Seperti yang sudah Glints paparkan, amortisasi dan depresiasi berperan dalam proses penyusutan aset perusahaan.

    Keduanya pun sering digunakan untuk keperluan penyeimbangan laporan laba rugi bisnis.

    Kendati demikian, kedua istilah akuntansi ini mempunyai perbedaan dalam bentuk konsep dan cara kerja.

    Bahkan, masing-masing perhitungan hanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang berbeda.

    Nah, agar lebih jelas, berikut adalah beberapa perbedaan utama dari amortisasi serta depresiasi.

    1. Aset yang dihitung

    Menurut laman Accounting Tools, perbedaan utama dari amortisasi dan depresiasi adalah jenis aset yang akan dihitung.

    Pada dasarnya, amortisasi hanya diterapkan dan membebankan biaya perolehan dari aset tidak berwujud, layaknya copyright dan hak paten.

    Di sisi lain, depresiasi bisa digunakan perusahaan untuk menghitung biaya dari aset tetap mereka, seperti gedung, mesin, dan peralatan kantor.

    2. Metode perhitungan

    Menurut EDUCBA, perbedaan selanjutnya dari amortisasi dan depresiasi terletak pada metode perhitungan mereka.

    Amortisasi hampir selalu dilakukan dengan metode dasar garis lurus atau straight line basis.

    Metode ini mendorong sistem alokasi beban biaya yang totalnya selalu dianggarkan setiap tahun dengan jumlah nilai serupa. 

    Hasilnya, jumlah amortisasi yang sama dibebankan ke kolom pengeluaran pada setiap periode pelaporan.

    Sebaliknya, proses kerja depresiasi lebih umum diakui dengan basis perhitungan yang dipercepat atau accelerated basis method.

    Sehingga, akan terdapat lebih banyak penyusutan yang diakui selama periode pelaporan sebelumnya daripada periode pelaporan mendatang.

    3. Proses perhitungan

    Perbedaan terakhir dari amortisasi dan depresiasi adalah pada proses perhitungannya.

    Menurut laman Fool, perhitungan amortisasi biasanya tidak memasukkan nilai sisa atau salvage value.

    Hal ini berlaku karena aset tidak berwujud biasanya tidak dianggap memiliki nilai jual kembali setelah masa manfaatnya berakhir.

    Sebaliknya, aset tetap memiliki beberapa nilai sisa, sehingga jumlahnya lebih memungkinkan untuk dimasukkan dalam perhitungan penyusutan.

    Baca Juga: Petty Cash: Apa Itu, Metode, Manfaat, dan Dokumen yang Dibutuhkan

    Itulah pembahasan Glints mengenai amortisasi dan depresiasi, mulai dari definisi dan perbedaan utamanya.

    Intinya, kedua istilah ini sering dipergunakan khususnya dalam dunia akuntansi dan manajemen bisnis.

    Namun, masing-masing metode memiliki perbedaan, terutama dalam hal konsep dan cara kerja.

    Maka dari itu, bila kamu ingin terjun ke dunia akuntansi, pahami masing-masing istilah sebaik mungkin, ya.

    Nah, selain penjelasan di atas, kamu bisa dapatkan ragam informasi serupa pada kanal Business Dev Glints Blog.

    Di sana, terdapat pembahasan lain mengenai istilah dan metode perhitungan bisnis lain yang sudah Glints sediakan untukmu.

    Maka dari itu, tunggu apa lagi? Yuk, langsung simak kumpulan artikelnya sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait