Amortisasi: Definisi, Metode, Cara Menghitung, dan Manfaatnya

Tayang 06 Feb 2022 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Bagi kamu yang hendak terjun ke dunia bisnis, amortisasi adalah suatu hal yang wajib dipelajari.

    Mengapa demikian? Sebab, istilah ini sering digunakan dalam dunia finansial, khususnya bidang keuangan dan akuntansi bisnis. 

    Amortisasi pun sifatnya cukup penting. Sebab, dengan proses bisnis ini, perusahaan bisa memprediksi kondisi serta laporan keuangan bisnis mereka.

    Tak hanya itu, amortisasi juga bisa membantu perusahaan dan investor untuk lebih memahami kondisi utang dan tabungan yang mereka miliki.

    Nah, agar lebih jelas, kali ini Glints akan paparkan serba-serbi amortisasi untukmu, mulai dari metode hingga cara menghitungnya.

    Yuk, simak pemaparan lengkapnya di bawah ini!

    Baca Juga: Jadi Penentu Nilai Utama Produk Perusahaan, Apa Itu North Star Metrics?

    Apa Itu Amortisasi?

    amortisasi adalah

    © Pexels.com

    Sebelum mengulas metode serta cara menghitungnya, pertama-tama kita perlu membahas definisi dari amortisasi.

    Melansir Investopedia, amortisasi adalah teknik akuntansi yang digunakan secara berkala untuk menurunkan book value pinjaman atau aset tidak berwujud selama periode waktu tertentu.

    Ia bisa dikatakan sebagai proses penurunan maupun pengurangan aktiva tidak berwujud untuk setiap periode akuntansi yang sudah dilewati perusahaan.

    Contoh sederhana dari amortisasi merupakan proses pembayaran tagihan bulanan terhadap kredit kendaraan, pinjaman kartu kredit, dan lain-lain

    Prosedur amortisasi sejatinya mempunyai cara perhitungannya sendiri. 

    Namun, ciri khas dari perhitungannya adalah angka cicilan harus lebih besar daripada pokok pinjaman serta beban bunga yang ditanggung pihak peminjam. 

    Dengan rumus tersebut, secara perlahan nilai amortisasi akan terlunasi pada setiap pembayaran cicilan.

    Metode dalam Amortisasi

    amortisasi adalah

    © Pexels.com

    Seperti yang sudah Glints paparkan, amortisasi adalah cara jitu untuk menurunkan aktiva tidak berwujud pada setiap periode akuntansi perusahaan.

    Namun, proses bisnis ini tak bisa dieksekusi secara sembarangan. Ada beberapa metode khusus yang harus diikuti perusahaan dalam proses amortisasi.

    Metode-metodenya pun tertera pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 mengenai Pajak Penghasilan.

    Masing-masing metode memiliki tahap kerja dan manfaat yang berbeda-beda.

    Maka dari itu, tugas perusahaan dan PIC adalah untuk memahami kebutuhan dan sumber daya keuangan yang mereka miliki terlebih dahulu.

    Nah, berikut adalah penjelasan mengenai metode dalam amortisasi. Jangan lupa dicatat, ya!

    1.  Metode garis lurus

    Melansir Corporate Finance Institute, metode garis lurus adalah salah satu teknik utama dalam perhitungan amortisasi.

    Metode ini mendorong sistem alokasi beban biaya yang totalnya selalu dianggarkan setiap tahun dengan jumlah nilai serupa. 

    Bahkan, dapat dikatakan bahwa metode garis lurus adalah nilai biaya yang jumlah penyusutannya selalu stabil setiap periode akuntansi.

    2. Metode saldo menurun

    Metode amortisasi berikutnya yang bisa digunakan oleh perusahaan adalah metode saldo menurun.

    Dalam metode ini, sistem alokasi beban biaya yang jumlahnya dianggarkan justru semakin menurun setiap tahun seiring dengan bertambahnya masa manfaat aset tersebut. 

    Lalu,  pada tahun akhir dari masa manfaat tersebut akan dilakukan penurunan secara sekaligus atas nilai dari sisa buku yang ada.

    Selain itu, pada metode saldo menurun, tahun perolehan biaya penyusutan akan menjadi jauh lebih besar dan di tahun berikutnya biaya justru mengecil.

    Cara Menghitung Amortisasi

    amortisasi adalah

    © Freepik.com

    Pada dasarnya, amortisasi adalah sebuah kegiatan yang mengharuskan perusahaan untuk membayar utang.

    Utang-utang ini mencakup pembayaran pokok pinjaman dan pembayaran bunga. 

    Maksud dari pokok pinjaman sendiri merupakan saldo utang yang harus beredar dan dilunasi oleh pihak manajerial perusahaan.

    Seperti yang sudah Glints jelaskan, pembayaran bunga akan terus menurun bila nominal pokok yang harus dibayar menjadi semakin banyak. 

    Lama-kelamaan, jumlah bunga yang harus dibayar tersebut akan habis. Akan tetapi, jumlah pembayaran pokoknya dapat bertambah.

    Nah, supaya efektif, berikut ini adalah enam tahap menghitung amortisasi yang bisa dimanfaatkan perusahaan.

    Baca Juga: Memahami Biaya Overhead: Arti, Jenis, Cara Menghitung, dan Manfaatnya

    1. Mengumpulkan data

    Hal pertama yang harus dilakukan perusahaan saat menghitung amortisasi adalah mengumpulkan data.

    Data-data ini dibutuhkan agar perusahaan bisa menghitung amortisasi pertama mereka.

    Beberapa data yang mereka bisa kumpulkan antara lain, suku bunga, tenor pinjaman, dan pokok pinjaman.

    2. Persiapkan kertas kerja

    Hal berikutnya yang harus dilakukan perusahaan untuk menghitung amortisasi adalah mempersiapkan kertas kerja.

    Tahapan ini diperlukan proses perhitungan amortisasi menjadi lebih untuk dieksekusi. 

    Agar lebih simpel, perusahaan bisa memanfaatkan Microsoft Excel.

    Mereka hanya perlu mengisi tabel dengan bulan, bunga angsuran pokok, angsuran bunga, jumlah angsuran, dan saldo pinjaman.

    3. Menentukan pinjaman

    Menurut The Balance, untuk menghitung amortisasi, yang perlu dilakukan perusahaan adalah menentukan pinjaman.

    Di sini, perusahaan wajib menentukan pinjaman pada bulan sebelumnya dan menghitung jumlah angsuran. 

    Rumus yang bisa digunakan untuk menghitung jumlah angsuran perusahaan adalah seperti berikut ini 

    Jumlah Angsuran = P x (i/12) / 1 – (1+(i/12)-t)

    P adalah pokok pinjaman, i merupakan suku bunga, dan t melambangkan tenor pinjaman.

    Contoh sederhana perhitungannya adalah perusahaan XYZ memiliki pokok pinjaman sebanyak 10 juta rupiah, dengan suku bunga sebesar 6%, dan tenor waktu 12 bulan. 

    Bila demikian, cara menghitung jumlah angsuran perusahaan adalah 10.000.000 x (6%/12) / 1 – (1+(6%/12)-12) = 860.664.

    4. Hitung angsuran bunga

    Selanjutnya, tahap yang harus dilewati perusahaan guna menghitung amortisasi adalah menjumlahkan angsuran bunga.

    Untuk menghitung angsuran bunga, berikut merupakan rumus yang dapat dimanfaatkan perusahaan.

    Pokok pinjaman pada bulan sebelumnya dikurang suku bunga dikali 30/360

    Apabila kita menerapkan rumus tersebut pada contoh sebelumnya, diketahui bahwa angsuran bunga perusahaan pada bulan pertama adalah sebesar 10.000.000 x 6% x (30/360) = 50.000.

    5. Mengidentifikasi angsuran yang wajib dibayar

    Proses berikutnya yang harus dilakukan perusahaan untuk menghitung amortisasi adalah mendapatkan informasi seputar angsuran pokok yang perlu mereka bayar. 

    Sejatinya, jumlah angsuran pokok bisa dipelajari dengan mudah menggunakan rumus berikut.

    jumlah angsuran – angsuran bunga

    Bila menggunakan contoh sebelumnya, dapat dipelajari bahwa angsuran pokok perusahaan adalah 860.664 -50.000 = 810.664.

    6. Hitung saldo pinjaman

    Tahap terakhir yang wajib dilewati perusahaan untuk mengidentifikasi jumlah amortisasi adalah dengan menghitung saldo pinjaman mereka.

    Menurut The Balance, hal ini bisa dilakukan dengan cara berikut.

     nilai pokok pinjaman pada bulan sebelumnya – jumlah angsuran pokok

    Bila kita kembali dengan contoh sebelumnya, saldo pinjaman perusahaan adalah 10.000.000 – 810.664 = 9.189.336.

    Manfaat Amortisasi

    © Pexels.com

    Amortisasi menjadi salah satu aspek terpenting dalam akuntansi bisnis bukan karena sembarang hal.

    Sebagai contoh, menghitung amortisasi adalah cara jitu bagi perusahaan untuk memprediksi kondisi laporan keuangan mereka.

    Selain itu, ia juga dapat menginformasikan perusahaan mengenai utang yang mereka miliki.

    Nah, selain kedua hal tersebut, berikut adalah manfaat lain dari amortisasi yang bisa diraih perusahaan, sesuai diungkapkan oleh Chron.

    • jumlah pembayaran yang jelas mencakup bunga dan pinjaman pokok
    • jadwal pembayaran utang dan bunga yang lebih terstruktur
    • pengurangan pajak dalam tahun pajak berjalan
    • laporan keuangan yang lebih jelas dan terstruktur
    • mengurangi risiko penumpukan utang bisnis

    Baca Juga: Memahami Balanced Scoreboard: Arti, Sejarah, Perspektif, dan Manfaatnya

    Itulah pemaparan singkat Glints mengenai amortisasi, mulai dari definisi, cara menghitung, dan manfaatnya.

    Intinya, amortisasi adalah teknik yang bisa dimanfaatkan untuk menurunkan book value pinjaman atau aset tidak berwujud selama periode akuntansi tertentu.

    Ia sering dimanfaatkan karena perannya cukup penting untuk memprediksi laporan keuangan perusahaan.

    Maka dari itu, sebelum kamu terjun ke dunia bisnis, pelajari dulu rumus dan cara menghitung amortisasi secara mendalam, ya.

    Nah, selain penjelasan ini, kamu bisa dapatkan informasi serupa yang tidak kalah penting pada kanal Business Dev Glints Blog.

    Di sana, tersedia pembahasan mengenai istilah dan rumus perhitungan bisnis lainnya yang wajib kamu pelajari.

    Menarik bukan? Jangan sampai ketinggalan informasi. Yuk, langsung baca kumpulan artikelnya sekarang juga. Gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.1 / 5. Jumlah vote: 9

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait