Perlukah Pencari Kerja Menulis Agama di CV? Ini Kata Praktisi HR

Diperbarui 14 Apr 2024 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Penulisan agama di CV selalu mengundang pro dan kontra. Ada yang menganggapnya perlu, tapi ada pula yang menganggapnya tidak penting untuk dicantumkan.

    Kedua pendapat ini mungkin membuatmu bingung. Apakah kamu perlu menulis data pribadi tersebut di CV? Apakah agama berhubungan dengan keputusan diterima atau tidaknya seseorang?

    Tak perlu khawatir, Glints telah menyiapkan penjelasan lengkapnya untukmu.

    Baca Juga: 4 Risiko Fatal Berbohong di CV dan Tips agar Kamu Tak Perlu Bohong

    Perlukah Menulis Agama di CV?

    agama di cv

    © Freepik.com

    Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan telah mengatur hak masyarakat dalam mencari kerja. Salah satunya tertuang dalam Pasal 5 yang berbunyi:

    Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan.

    Menurut Praktisi HR Samuel Ray, hal itu menjelaskan bahwa seharusnya agama, etnis, suku, dan jenis kelamin tidak menjadi halangan bagi siapa pun dalam melamar kerja.

    Namun, tak bisa dipungkiri, keempat hal tersebut dapat menimbulkan subjektivitas tertentu dari rekruter. 

    Ibaratnya, kamu sudah dibukakan pintu lebar-lebar untuk mendapat kerja. Namun, kamu menyempitkan pintu itu sendiri dengan menuliskan informasi subjektif yang tidak relevan di CV-mu. ― Samuel Ray

    Lantas, bagaimana cara menghindari subjektivitas tersebut?

    Perhatikan kembali informasi yang kamu lampirkan di CV. Sebagai sebuah ‘brosur’ yang memperlihatkan dirimu, kamu harus menimbang kembali apakah agama, yang sejatinya hal pribadi, perlu dicantumkan di dalam CV.

    Sebagai contoh, bila kamu melamar sebagai graphic designer, maka fokuslah pada pengalaman dan prestasimu di bidang desain grafis.

    Kamu tidak perlu menuliskan agama, jenis kelamin, dan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan bidang tersebut.

    Dalam kondisi tertentu, jika memang diminta oleh perusahaan, tentu mau tidak mau kamu harus mencantumkannya. Mungkin perusahaan punya pertimbangan tertentu.

    Baca Juga: Menuliskan Alamat di CV, Kira-kira Perlu Tidak, Ya?

    Pengaruh Agama terhadap Diterimanya Kandidat

    agama di cv

    © Unsplash.com

    Dengan adanya agama di CV, apakah rekruter bisa tidak menerimamu? Ya, bisa saja.

    Samuel mengatakan, akan selalu ada oknum yang merekrut dan mendiskriminasi kandidat berdasarkan agama, suku, dan golongan tertentu.

    Ada juga pekerjaan yang memang mengharuskan kandidatnya berasal dari golongan tertentu, seperti profesi sebagai guru agama maupun pemuka agama. 

    Di luar itu, perusahaan yang dijalankan dengan prinsip agama tertentu juga bisa mensyaratkan karyawannya memeluk agama tertentu.

    Baca Juga: Mencantumkan IPK di CV, Perlu atau Tidak, Ya?

    Data Pribadi yang Tak Perlu Ditulis

    agama di cv

    © Freepik.com

    Agama bukan satu-satunya data pribadi yang tak perlu ditulis di CV, lho. 

    Ternyata, menurut Samuel, ada tiga hal lain yang sebaiknya tidak ditulis dalam CV. Berikut penjabarannya.

    1. Motto hidup

    Banyak orang menulis kutipan idola mereka di CV, kutipan dari buku yang mereka sukai, kata-kata bijak dari film favorit, maupun motto hidup pribadinya.

    Nyatanya, hal-hal itu bisa jadi sesuatu yang subjektif di mata rekruter. 

    Misalnya, kamu menulis:

    Don’t let the noise of others’ opinions drown out your own inner voice. (Jangan biarkan opini orang lain menenggelamkan suara hatimu sendiri.) ― Steve Jobs

    Ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi jika kamu menulis kutipan tersebut.

    Pertama, rekruter bisa beranggapan bahwa kamu tidak ingin mendengar opini orang lain, termasuk rekan kerja dan atasan.

    Kedua, rekruter mungkin saja tidak suka dengan Steve Jobs karena alasan tertentu.

    2. Energy bar

    cv

    © Glints

    Apakah kamu memuat energy bar atau grafik skill di CV? 

    Pada dasarnya, energy bar hanyalah penilaian subjektif kandidat terhadap kemampuannya sendiri. Tidak ada kualifikasi yang jelas dari lembaga pemeringkat yang kredibel.

    Bayangkan, bagaimana menyetarakan satu kandidat yang nilai bahasa Inggrisnya ‘4/5 bintang dengan kandidat yang menilai ‘very good’?

    Jika memang ingin menuliskan skill bahasa Inggris, cantumkanlah hasil tes TOEFL atau TOEIC yang sudah dikenal banyak orang.

    3. Foto

    Selain agama, pencantuman foto di CV juga bisa menjadi satu penilaian paling subjektif. Menyukai atau tidak menyukai wajah seseorang kembali ke selera masing-masing.

    Nantinya, kamu sendiri yang rugi jika rekruter tidak jadi memanggilmu hanya karena tidak suka warna dasi atau kemejamu di foto.

    Baca Juga: Intip Tips Membuat CV Menarik beserta Contohnya untuk Mencuri Perhatian Rekruter

    CV adalah brosur yang hanya akan dilihat sekilas. Pastikan semua informasi yang kamu tuliskan di dalamnya tepat guna dan menonjolkan sisi positif yang ingin kamu tunjukkan.

    Jangan sampai penulisan agama dan hal-hal lain di CV justru menimbulkan subjektivitas negatif dari rekruter.

    Kamu adalah seorang profesional yang sedang mencari kerja. Maka, tuliskanlah keunggulanmu. Jangan merangkum sebuah biodata semata.

    Nah, jika butuh tips lain dalam menulis CV, ada webinar Glints ExpertClass yang siap membantumu.

    Glints ExpertClass adalah kelas online yang dipandu oleh para profesional di bidangnya. 

    Mereka sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun. Jadi, ilmu yang dibagikan pasti berguna bagi kariermu.

    Tunggu apa lagi? Daftarkan dirimu sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait