7 Tantangan Wanita Pengusaha, dari Diskriminasi hingga Dianggap Emosional
Isi Artikel
Kesempatan wanita untuk menjadi seorang entrepreneur masih belum menemukan titik terang. Pasalnya, ada banyak tantangan yang harus dihadapi oleh wanita pengusaha.
Jenis tantangannya beragam, mulai dari anggapan masyarakat hingga tanggung jawab terhadap keluarga.
Hal-hal itulah yang sering jadi hambatan seorang wanita dalam memulai bisnis.
Sebenarnya, apa saja tantangan yang dimaksud? Berikut Glints jabarkan tujuh di antaranya!
Baca Juga: Profil 11 CEO Muda Indonesia yang Menginspirasi
1. Ketidaksetaraan gender
Ketidaksetaraan gender bukanlah isu baru. Umumnya, jumlah wanita yang bekerja di suatu perusahaan saja selalu lebih sedikit daripada pria.
Hal ini juga terjadi di antara para pengusaha dan menjadi salah satu tantangan terbesar bagi wanita.
Faktanya, hanya 36% pemilik bisnis yang merupakan seorang perempuan, seperti ditulis WhatToBecome. Adapun ketika wanita menjadi pengusaha, kebanyakan partner bisnis mereka adalah seorang pria.
Selain itu, menurut Inc, 94% pembuat keputusan di venture capital adalah pria.
2. Diskriminasi
Sejalan dengan poin sebelumnya, diskriminasi juga kerap menjadi tantangan wanita pengusaha.
Masyarakat menganggap bahwa laki-laki lebih layak menjadi pemimpin daripada perempuan. Alasannya, pria dianggap lebih kuat, bisa berpikir lebih rasional, dan sederet alasan lainnya.
Anggapan ini membuat wanita sulit dihargai ketika menjadi entrepreneur.
Alison Gutterman, CEO dan presiden Jelmar, memiliki pengalaman ini di awal karirnya.
Ia merasa sulit mendapat rasa hormat ketika menjadi wanita pengusaha di industri yang didominasi laki-laki, seperti dikutip Business News Daily.
3. Anggapan “perempuan lebih baik di dapur”
Masyarakat Indonesia kental dengan anggapan bahwa perempuan lebih baik berada di dapur daripada di kantor.
Wanita dianggap lebih cocok mengurusi rumah tangga daripada membangun sebuah bisnis.
Anggapan itu menjadi tantangan bagi sebagian besar wanita yang ingin menjadi pengusaha. Mereka terbayang-bayang oleh opini tersebut sehingga tidak berani melangkah lebih jauh.
4. Menyeimbangkan pekerjaan dengan urusan rumah
Sebagian besar wanita pengusaha tidak hanya berperan sebagai seorang owner, tetapi juga seorang ibu, istri, anak, sekaligus orang tua.
Banyaknya peran tersebut sering membuat wanita kewalahan dalam ‘membagi dirinya’.
Di kantor, ia harus berkomitmen untuk menjadi seorang pemimpin. Sementara itu, ia harus mengurus rumah tangga ketika berada di rumah, seperti ditulis Forbes.
Memang, seorang pria bisa saja mengalami hal yang sama.
Namun, banyak orang menganggap seorang ibu tidak boleh meninggalkan anaknya terlalu lama.
Sementara itu, seorang bapak yang banyak bekerja dianggap wajar karena merupakan tulang punggung keluarga.
Baca Juga: Pemimpin dan Manajer, Ini 5 Perbedaannya yang Wajib Kamu Tahu
5. Diberi ekspektasi tinggi
Jumlah wanita yang menjadi pengusaha terhitung masih lebih sedikit dibanding pria. Ketimpangan ini membuat banyak orang berekspektasi tinggi pada business woman.
Pasalnya, seperti dilansir dari Business News Daily, wanita diharapkan bisa menjadi seperti pria yang memiliki sikap kompetitif, agresif, dan tegas.
Ekspektasi ini tentu saja menjadi tantangan besar bagi wanita pengusaha.
Bagaimana pun, semua orang harus menjadi dirinya sendiri, apalagi dalam menjalankan sebuah bisnis.
6. Dianggap terlalu emosional
Stereotip lain yang beredar tentang perempuan adalah emosional, seperti kata The Muse. Wanita dianggap memiliki sifat alami yang terlalu emosional dan moody.
Hal ini tentu saja menjadi salah satu tantangan bagi wanita pengusaha. Mereka sering dianggap tidak logis ketika rapat atau mengambil keputusan.
Selain itu, stereotip ini juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak karyawan kurang memercayai wanita yang menjadi atasannya.
7. Mentalnya dianggap lemah
Serupa dengan poin sebelumnya, tantangan wanita pengusaha berikutnya adalah dianggap lemah secara mental.
Mereka dianggap tidak tahan banting, takut mengambil risiko, dan mudah down ketika menghadapi masalah.
Padahal, gender tidak memiliki hubungan dengan mental. Setiap orang bisa memiliki mental yang kuat, terlepas dari apa gendernya.
Baca Juga: Tipe Pemimpin Seperti Apakah Kamu? Simak 6 Tipe Pemimpin Ini
Tantangan untuk menjadi wanita pengusaha memang tidak sedikit. Mulai dari stereotip, ekspektasi masyarakat, hingga hubungan dengan keluarga bisa saja menjadi hambatan siapa pun untuk berkarya.
Namun, kamu tidak perlu memikirkan kata-kata tersebut. Percayalah pada diri sendiri. Sejatinya, semua orang berhak menjadi entrepreneur tanpa pandang bulu.
Sekarang, apakah kamu sudah siap berjuang untuk menjadi pengusaha yang sukses?
Jika sudah, yuk, perdalam ilmu dan pengetahuanmu soal bisnis! Glints sudah menyiapkan segudang informasi pentingnya untukmu, lho.
Cara mendapat informasinya mudah, kok. Kamu hanya perlu berlangganan newsletter blog Glints untuk mendapat artikelnya secara mingguan.
Tunggu apa lagi? Daftarkan emailmu segera untuk berlangganan, ya!
- Challenges Faced by Women Entrepreneurs and Some of the Most Successful Women to Follow
- 30 Surprising Facts About Female Founders
- 8 Major Challenges Women Face In Business
- 5 Challenges of Being a Female Entrepreneur—and How to Overcome Them, From Women Who Have Succeeded
- 22 Mind-Blowing Women Entrepreneurs Statistics