Membuat Studi Kasus untuk Marketing, Kira-kira Penting Tidak, ya?

Tayang 16 Des 2020 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Dilansir dari Hubspot, 82% konsumen mencari ulasan online di internet saat mencari produk atau layanan. Terkait hal tersebut, studi kasus untuk marketing jadi sangat penting untuk diperhatikan oleh marketer atau pebisnis.

    Mengapa penting? Sebab, dengan membuat studi kasus yang tepat, konsumen akan percaya bahwa brand-mu dapat mengatasi masalah mereka.

    Nah, agar dapat mengetahui dengan jelas, sebenarnya apa sih pengertiannya? Kenapa kita harus menggunakannya dalam kegiatan marketing

    Menanggapi hal tersebut, di bawah ini Glints akan menjelaskannya kepadamu.

    Apa Itu Studi Kasus Marketing?

    studi kasus untuk marketing

    © Freepik.com

    Dilansir dari Alexa, studi kasus dalam marketing adalah salah satu cara terbaik untuk menunjukkan kualitas produk atau jasa.

    Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kebanyakan konsumen akan melihat ulasan online saat hendak memutuskan untuk membeli suatu produk atau layanan.

    Nah, melalui studi kasus ini, kamu dapat meyakinkan mereka dengan melakukan analisis yang dapat membantu memecahkan masalah pelanggan.

    Menurut Hubspot, studi kasus marketing mempunyai tujuan untuk meyakinkan bahwa suatu produk atau jasa dapat memberikan solusi bagi para pelanggan.

    Hampir kebanyakan marketer atau pebisnis mengorbankan waktunya untuk membuat studi kasus dengan baik.

    Pasalnya, studi kasus dapat memberikanmu gambaran mengenai seberapa banyak prospek pelanggan yang bisa didapatkan.

    Baca Juga: Hindari Kegagalan Content Marketing, Awali dengan Susun Content Strategy yang Tepat

    Mengapa Studi Kasus Itu Penting?

    studi kasus untuk marketing

    © Freepik.com

    Mungkin kamu bertanya-tanya, seberapa penting sih menerapkannya dalam pemasaran?

    Nah, agar kamu ada sedikit gambaran, berikut Glints akan memberikan pentingnya studi kasus untuk kamu terapkan dalam memaksimalkan pemasaran.

    Menurut laporan marketing Hubspot, 13%marketer menyebut studi kasus adalah salah satu media yang digunakan dalam strategi konten mereka.

    Bahkan, studi kasus menjadi salah satu konten terpopuler dengan urutan kelima dan hanya tertinggal dari konten-konten seperti konten visual, blog, dan e-book.

    Melihat statistik tersebut, peranan dari studi kasus untuk marketing tidak bisa diremehkan begitu saja.

    Cara yang Tepat untuk Memaksimalkan Studi Kasus

    studi kasus untuk marketing

    © Freepik.com

    Sekarang kamu sudah tahu bahwa studi kasus untuk marketing penting dibuat untuk memaksimalkan pemasaran.

    Lalu, bagaimana membuatnya agar terlihat meyakinkan dan mampu membuat pelanggan ataupun investor tertarik dengan hal tersebut?

    Berikut ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

    1. Membuatnya dalam bentuk PDF

    Salah satu cara yang tepat membuat studi kasus untuk memaksimalkan marketing adalah dengan membuatnya menjadi PDF.

    Studi kasus dalam format PDF dapat membuat marketer untuk melakukan penjualan dan pemasaran.

    Marketer dapat membuatnya bisa di-download di situs web atau melalui email marketing agar dapat dilihat oleh user.

    Baca Juga: 5 Tool Email Marketing Automation untuk Strategi Pemasaran yang Sukses

    2. Membuat halaman khusus di website

    Cara lainnya adalah dengan membuat halaman khusus di situs web yang berisikan analisis studi kasus yang telah kamu buat.

    Dengan begitu, orang-orang akan tahu seberapa meyakinkan produkmu dalam menangani masalah mereka.

    Untuk membuatnya lebih menarik, pastikan copy-nya terlihat terstruktur serta rangkuman analisisnya dibuat semaksimal mungkin.

    3. Membuat video

    Seperti yang kita tahu, di era sekarang kebanyakan lebih suka melihat konten video dibandingkan harus membaca artikel dengan tulisan yang sangat panjang.

    Jika memiliki sumber daya yang mumpuni serta anggaran yang banyak, kamu bisa membuat video studi kasus untuk marketing.

    Sebagai contoh, kamu dan rekanmu membuat video mengenai bagaimana produkmu menyelesaikan masalah pelanggan atau berdampak besar terhadap mereka.

    Dengan demikian, orang-orang yang melihatnya akan percaya bahwa produkmu memiliki kualitas yang bagus.

    4. Sebar di media sosial

    Jangan ragu untuk membagikan studi kasus yang telah kamu buat di media sosial untuk memaksimalkan marketing.

    Hal ini dilakukan supaya banyak followers-mu yang melihat dan mempelajarinya.

    Sebisa mungkin, sebar studi kasus di berbagai media sosial yang berbeda, seperti LinkedIn, Twitter, Instagram, dan lain-lain dengan format yang berbeda.

    Secara tidak langsung, kamu juga memaksimalkan studi kasus melalui social media marketing.

    Misalnya, di Instagram menggunakan format video, lalu di LinkedIn menggunakan format artikel, dan sebagainya.

    Baca Juga: Maksimalkan Live Streaming untuk Marketing dengan 5 Cara Ini!

    Itu dia penjelasan mengenai studi kasus untuk marketing beserta cara membingkainya agar dapat dinikmati oleh pelanggan.

    Ingat, komponen ini memiliki peran penting dalam memaksimalkan pemasaranmu. Jadi, sebisa mungkin dapat dimaksimalkan dengan baik.

    Kalau kamu ingin memperdalam pemahaman tentang dunia pemasaran, Glints punya solusinya. Di Glints ExpertClass, kamu bisa mendapatkan semua itu.

    © Glints.com

    Glints ExpertClass adalah seminar yang diisi oleh para profesional dengan segudang pengalaman. Di sana, kamu akan mendapat pemahaman baru dan bisa bertanya langsung dengan para ahli.

    Menarik, kan? Jadi, tunggu apa lagi, segera dapatkan kelas marketing yang kamu suka sebelum kehabisan tiket!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait