8 Skill Wajib Quality Assurance agar Menjadi Andalan
Isi Artikel
Supaya kamu bisa menjadi seorang quality assurance yang andal, dibutuhkan beberapa skill khusus yang harus dikuasai terlebih dahulu.
Quality assurance bertugas untuk memastikan aplikasi atau software yang diciptakan oleh developer bisa berfungsi dengan baik.
Tak heran, saat ini quality assurance menjadi salah satu profesi dalam industri teknologi yang keberadaannya sangat penting.
Jadi, sebelum produk diluncurkan ke publik, seorang quality assurance akan memastikan bahwa produk tersebut bisa berfungsi dengan maksimal.
Dengan tanggung jawab besar tersebut, tentunya untuk menjadi seorang quality assurance yang andal dibutuhkan hard dan soft skill khusus.
Lewat artikel kali ini Glints akan menjabarkan apa saja jenis skill yang dibutuhkan oleh seorang quality assurance yang profesional. Simak terus, yuk!
Hard Skill
Hard skill atau kemampuan teknis tentu sangat dibutuhkan oleh seorang quality assurance. Berikut ini beberapa contohnya:
1. Coding
Skill utama yang dibutuhkan oleh seorang quality assurance adalah coding. Tanpa kemampuan ini tentunya akan sulit dalam mengerjakan tugas sehari-harinya.
Menurut BairesDev, quality assurance perlu memahami dasar-dasar dari bahasa pemrograman yang umum.
Hal itu diperlukan agar mereka bisa berkomunikasi dengan para pengembang tentang produk secara lebih efektif. Jadi, akan lebih mudah dalam memberikan masukan yang diperlukan untuk pengembangan produk.
Supaya kemampuan coding-mu bisa semakin mahir, kamu bisa mencoba beberapa tips yang sudah Glints siapkan. Yuk, klik tombol di bawah ini untuk membaca selengkapnya!
2. Proses memperbaiki bugs
Salah satu tugas quality assurance adalah menemukan dan memperbaiki bugs yang ditemukan dalam produk.
Karena itu diperlukan pengetahuan soal apa saja contoh tools untuk pengujian produk dan paham bagaimana memanfaatkannya.
3. Memahami data
Tak perlu disangkal bahwa kebutuhan akan data semakin tinggi. Karena itu, dibutuhkan orang-orang yang memahami soal data, termasuk profesi quality assurance, menurut Northeastern University.
Kemampuan untuk menganalisis data sangat dibutuhkan karena dari situlah seorang quality assurance dapat menemukan apa yang perlu ditingkatkan dari produk.
4. Pemahaman SDLC
SDLC (Software Development Life Cycle) merupakan proses pengubahan dan pembuatan sistem software yang berkualitas tinggi.
Menurut Stackify, metodologi SDLC berfokus pada beberapa fase pengembangan pada software, mulai dari:
- analisis kebutuhan
- perencanaan
- desain software
- pengembangan
- pengujian
- pendistribusian
- pemeliharaan
Soft Skill
Tak hanya membutuhkan kemampuan teknis, quality assurance juga harus memiliki beragam soft skill seperti di bawah ini:
1. Komunikasi
Kemampuan komunikasi dibutuhkan oleh setiap jenis profesi. Termasuk saat kamu ingin menjadi seorang quality assurance yang andal.
QA Madness menyebutkan skill komunikasi akan memudahkan profesi ini untuk menjelaskan apa saja kekurangan dari produk dengan lebih terperinci.
Saat mampu berkomunikasi dengan baik, tentu penjelasan yang disampaikan secara lisan atau tulisan akan lebih mudah dimengerti oleh tim developer.
2. Manajemen waktu
Seorang quality assurance juga harus pandai mengatur waktu agar tugasnya bisa diselesaikan sesuai dengan deadline yang sudah ditentukan.
Tanpa skill manajemen waktu yang baik, tentu akan kesulitan dalam membagi waktu dan memilah mana pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Padahal, melakukan analisis produk, mencari apa kekurangan dan bagaimana cara memperbaikinya tidaklah mudah dan membutuhkan banyak waktu. Karena itu, diperlukan skill manajemen waktu yang baik.
Selain itu, saat gagal menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline tentunya akan memengaruhi pekerjaan dari seluruh anggota tim.
3. Problem solving
Indeed menjelaskan bahwa problem solving adalah skill yang pasti harus dimiliki oleh semua quality assurance.
Dengan memiliki kemampuan tentu akan memudahkan proses pencarian solusi yang diperlukan untuk menyempurnakan produk yang dirancang.
Selain itu, saat melakukan testing produk dan ditemukan masalah, tentunya harus dicari jalan keluar agar produk bisa memenuhi ekspektasi dari konsumen.
Kemampuan yang satu ini juga harus didukung dengan kombinasi skill lain seperti kreativitas dan pemikiran yang kritis.
Jadi, bagaimana cara meningkatkan kemampuan problem solving? Tak perlu khawatir, Glints sudah menyiapkan panduannya untukmu di bawah ini!
4. Perhatian terhadap detail
Skill yang satu ini juga tak kalah pentingnya karena quality assurance harus mampu memperhatikan produk dengan cermat.
Hal itu dilakukan agar bisa menemukan masalah atau kekurangan dari produk yang sedang diuji kualitasnya.
Untuk mencari kelemahan dalam produk diperlukan kecermatan dan tentu saja keuletan. Pasalnya, pemeriksaan harus dilakukan berulang pada area-area produk yang rentan mengalami masalah.
Itulah deretan hard dan soft skill yang wajib dimiliki jika kamu ingin menjadi seorang quality assurance yang andal.
Ingin tahu lebih banyak soal quality assurance? Tenang, kamu bisa menambah wawasan dengan membaca artikel-artikel yang sudah Glints siapkan.
Yuk, klik tombol di bawah ini untuk membaca kumpulan artikel informatif dari Glints Blog!