Six Sigma: Pengertian, Prinsip, Metode, dan Tekniknya

Diperbarui 07 Jan 2022 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Six Sigma adalah sebuah metodologi yang populer di seluruh dunia.

    Biasanya, Six Sigma digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan proses serta pengendalian kualitas secara terus menerus.

    Jika perusahaan tempatmu bekerja menguasai Six Sigma dengan baik, kualitas produk akan semakin baik.

    Tentunya, metodologi ini sangat bermanfaat dan juga penting untuk pengembangan bisnis.

    Nah, untuk memahami lebih lanjut tentang Six Sigma, yuk, simak artikel dari Glints berikut ini.

    Baca Juga: Tertarik Tumbuhkan Bisnis? Pahami Riset Konsumen dan Cara Melakukannya

    Apa Itu Six Sigma?

    six sigma

    © Freepik.com

    Menurut American Society of Quality, Six Sigma adalah sebuah tool atau cara perusahaan dapat mengembangkan kapasitas proses bisnis.

    Tujuan metode ini adalah meningkatkan performa dan menurunkan kemungkinan kesalahan.

    Pada akhirnya, Six Sigma mampu mewujudkan proses sebuah perusahaan yang kualitas produksinya lebih baik, meningkatkan keuntungan, dan bahkan meningkatkan semangat karyawan.

    Six Sigma mendapatkan namanya dari kata “six” yang berarti enam (6) dan “sigma” yang berarti standar deviasi, yaitu salah satu ukuran sebaran data dalam ilmu statistika.

    Metodologi ini berasal dari kurva lonceng dalam statistika, di mana satu sigma melambangkan satu standar deviasi dari mean atau rata-rata.

    Jika suatu proses memiliki enam sigma yang terdiri dari tiga sigma di atas dan di bawah, tingkat  kegagalannya dinilai rendah.

    Secara sederhana, semakin tinggi nilai sigma, semakin kecil kemungkinan cacat sebuah proses.

    5 Prinsip Six Sigma

    six sigma

    © Freepik.es

    Untuk mengerti bagaimana mengimplementasikan metodologi Six Sigma dalam bisnis, kamu harus memahami lima konsep dasarnya.

    Konsep Six Sigma memiliki tujuan yang sederhana, yaitu menghasilkan proses yang mendekati sempurna semaksimal mungkin.

    Hal ini dilakukan untuk melakukan transformasi bisnis agar kepuasan konsumen bisa optimal.

    Nah, berikut adalah 5 prinsip dasar metodologi ini:

    1. Fokus pada konsumen

    Pasti kamu pernah mendengar istilah “konsumen adalah raja”.

    Hal ini pun berlaku dalam metodologi ini, dan sifatnya sangat penting.

    Six Sigma harus berhasil memaksimalkan manfaat bagi konsumen.

    Oleh karena itu, bisnis yang berusaha menggunakan metode Six Sigma harus memahami konsumennya dengan baik dan mengetahui apa yang memuaskan mereka.

    2. Mengukur value stream dan mengidentifikasi masalah

    Melakukan pemetaan proses adalah hal yang wajib dilakukan untuk mengetahui potensi masalah yang mungkin terjadi.

    Data harus dikumpulkan untuk mengidetifikasi masalah yang perlu diselesaikan.

    Untuk implementasi Six Sigma yang efektif, penting untuk menentukan tujuan yang jelas agar pengumpulan data dapat dilakukan dengan tepat.

    3. Eliminasi proses yang tidak perlu

    Setelah masalah ditemukan, lakukan perubahan proses untuk mengurangi aktivitas atau proses yang tidak memberikan manfaat bagi produk akhir.

    Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses dengan membuatnya lebih lancar.

    4. Partisipasi semua pihak

    Agar strategi yang disusun berhasil, libatkanlah para stakeholder agar permasalahan dan penyelesaiannya dapat diidentifikasi secara maksimal.

    Six Sigma dapat berdampak besar bagi perusahaan.

    Oleh karena itu, semua orang yang terlibat harus benar-benar memahami konsep dan aplikasinya dalam bisnis untuk mengurangi risiko kegagalan dan melancarkan proses.

    5. Ekosistem yang fleksibel dan responsif

    Dalam konsep Six Sigma, segala bentuk inefisiensi atau pemborosan harus disingkirkan.

    Oleh karena itu, perusahaan harus membangun budaya perusahaan yang fleksibel dan responsif khususnya dalam melakukan perubahan dalam prosedur agar lebih efektif.

    Semua karyawan harus siap melakukan perubahan dengan cepat.

    Baca Juga: Perilaku Konsumen: Definisi, Faktor, Jenis, dan Manfaatnya untuk Bisnis

    Jabatan dalam Six Sigma

    six sigma

    © Freepik.com

    Sejatinya, supaya strategi Six Sigma bisa berjalan dengan lancar, ia memerlukan lapisan infrastruktur yang kuat.

    Selain itu, pada lapisan-lapisan infrastruktur tersebut, dibutuhkan juga pekerja yang akan memegang jabatan tertentu.

    Pemegang jabatan ini bertugas untuk memastikan bahwa setiap departemen dalam perusahaan sudah menerima sumber daya yang mereka butuhkan.

    Nah, memangnya, apa saja jabatan yang terdapat dalam infrastruktur Six Sigma? Berikut adalah daftar dan penjelasannya.

    1. Champion/sponsor

    Jabatan paling tinggi dalam infrastruktur Six Sigma adalah champion atau sponsor.

    Para pemegang jabatan ini berada di puncak hierarki manajemen dan bertugas untuk mengkoordinasikan roadmap bisnis.

    Tak hanya itu, champion juga bertanggung jawab untuk memilih rencana proyek, menjalankan pengawasan, dan mengurangi berbagai hambatan serta risiko dalam proyek .

    2. Master black belt

    Jabatan berikutnya yang terdapat dalam lapisan infrastruktur Six Sigma merupakan para master black belt.

    Sebagai pemegang gelar master, mereka yang menyandang posisi ini umumnya bertugas sebagai mentor.

    Tujuan utama mereka adalah untuk membawa organisasi menjadi lebih sukses dan meraih kompetensi serta cita-cita yang sudah ditetapkan.

    Perlu diketahui juga bahwa jabatan master black belt harus diisi oleh pekerja yang memiliki tingkat kemahiran teknis dan kepimimpinan tinggi.

    Pasalnya, sebagai mentor, mereka harus melatih jabatan yang berada di bawahnya serta mengevaluasi kinerja para anggotan tim.

    3. Black belt

    Menurut laman Sixsigmastudy, posisi selanjutnya yang berada di dalam hierarki Six Sigma adalah para black belt.

    Mereka adalah para pemimpin tim yang harus menerapkan metodologi bisnis dan Six Sigma di dalam proyeknya.

    Pemegang jabatan ini juga harus memperkenalkan alat dan sumber daya yang akan digunakan kepada setiap anggota tim dalam proyek.

    4. Green belt

    Green belt merupakan jabatan lainnya yang terdapat di dalam infrastruktur metodologi Six Sigma.

    Mereka ini adalah para pekerja yang bertanggung jawab atas seluruh proses kerja dan produktivitas di dalam sbeuah departemen.

    Pemegang jabatan ini juga bertugas untuk menyelesaikan semua paket kerja yang sebelumnya sudah ditargetkan oleh para black belt.

    5. Anggota tim/white dan yellow belt

    Jabatan terakhir yang terdapat di dalam hierarki Six Sigma adalah para anggota tim.

    Mereka bertanggung jawab untuk menyelesaikan fokus pekerjaan yang tergolong kecil dan menerima pelatihan dari para mentor.

    Posisi ini juga terkadang disebut sebagai pemegang white dan yellow belt.

    Metode Six Sigma

    © Freepik.com

    Dua metode utama yang digunakan untuk Six Sigma adalah DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dan DMADV (Define, Measure, Analyze, Design, Validate).

    DMAIC

    DMAIC merupakan metode yang bersifat data-driven. 

    Tujuannya adalah untuk mengembangkan produk atau jasa yang sudah ada untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

    Biasanya, DMAIC digunakan untuk manufaktur produk atau pengiriman sebuah jasa.

    DMAIC terdiri atas 5 proses yaitu:

    • Define: penentuan masalah, tujuan, dan proses.
    • Measure: pengukuran masalah, performa yardstick, dan evaluasi sistem pengukuran.
    • Analyze: analisis efektivitas dan efisiensi proses untuk mencapai tujuan.
    • Improve: identifikasi cara perbaikan atau pengembangan suatu proses.
    • Control: proses penilaian performa implementasi strategi tahap-tahap sebelumnya.

    DMADV

    DMADV merupakan metode yang bisa kamu gunakan untuk membuat desain atau mendesain ulang proses manufaktur produk baru.

    Ini adalah metode yang cocok dipilih jika proses atau produksi yang saat ini dilakukan perusahaan tidak memuaskan pelanggan meskipun sudah dilakukan optimisasi.

    Teknik Six Sigma

    © lawofficesofjamesmoore.com

    Ada delapan teknik yang merupakan campuran ilmu statistika dan analisis data untuk mencapai hasil yang diinginkan. 

    1. Brainstorming

    Brainstorming merupakan langkah pertama sebelum menggunakan tool dalam Six Sigma.

    Tahapan ini adalah saat melakukan pembuatan ide dan cara kreatif untuk menyelesaikan masalah.

    2. Root cause analysis

    Root cause analysis atau analisis akar masalah menggunakan 5W (why, who, when, what, where) untuk menganalisis dan menemukan akar permasalahan.

    3. Suara konsumen

    Langkah ini dilakukan dengan mendengarkan suara konsumen atau pendapat mereka baik secara eksternal maupun internal.

    Dengan melakukan hal ini, kita dapat mengetahui apa yang bisa dikembangkan atau diperbaiki berdasarkan keinginan konsumen.

    4. Sistem 5R

    Sistem 5R adalah ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin.

    Lima langkah ini bertujuan untuk mengeliminasi hal-hal yang tidak perlu dan menurunkan tingkat bottleneck atau hambatan dalam proses.

    5. Kaizen

    Teknik Kaizen merupakan strategi untuk meningkatkan bisnis dengan terus memantau, mengidentifikasi, dan melakukan pengembangan secara berkelanjutan.

    Jika ada sedikit saja inefisiensi, harus segera dilakukan perubahan untuk membuatnya menjadi lebih baik.

    6. Benchmarking

    Benchmarking atau menentukan patokan adalah proses menentukan standar pengukuran.

    Bandingkanlah bisnismu dengan kompetitor atau bisnis lain yang serupa untuk mengetahui apa kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.

    7. Poka-yoke

    Poka-yoke adalah teknik yang dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan dan penyusunan strategi untuk melakukannya.

    Dalam teknik poka-yoke, karyawan harus mampu mengidentifikasi dan membuang hal-hal yang menyebabkan inefisiensi serta kesalahan dalam proses.

    8. Value stream mapping

    Value stream mapping merupakan teknik pengukuran alur material dan informasi untuk mendesain proyek yang akan datang.

    Tujuan value stream mapping adalah memaksimalkan pengurangan inefisiensi dalam value stream dan membuat operasi yang lebih sederhana.

    Baca Juga: Memahami Test Engineer, Profesi yang Bertugas dalam Menguji Produk

    Nah, demikianlah penjelasan Glints mengenai seluk-beluk Six Sigma yang penting untuk diketahui.

    Sudahkah lebih paham mengenai metode proses bisnis ini? Apakah justru kamu masih penasaran dengan metode lainnya? Bila ya, kamu tinggal kunjungi laman Business Dev di Glints Blog.

    Di sana, tersedia banyak pembahasan seputar istilah dan strategi pengembangan bisnis lainnya yang sudah Glints siapkan untukmu.

    Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, baca berbagai artikelnya sekarang juga. Gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 81

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait