Apa Itu Saham Oversold? Bolehkah Ia Dibeli?

Diperbarui 20 Jan 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Saat akan membeli saham, tentu wajib untuk memperhatikan perkembangan yang terjadi di pasar. Di dunia saham, oversold adalah salah satu kondisi yang membutuhkan pertimbangan yang lebih hati-hati sebelum menanamkan dana.

    Pasalnya, jika tidak cermat, keputusan yang salah bisa dibuat dan kerugian mungkin terjadi.

    Kalau begitu, agar tidak melakukan kesalahan serupa ketika oversold terjadi, Glints akan jelaskan secara detail padamu tentang kondisi tersebut dalam artikel ini.

    Apa Itu Istilah Oversold dalam Saham?

    oversold adalah

    © Cdn.gobankingrates.com

    Berdasarkan deskripsi Investopedia, oversold adalah kondisi ketika sebuah aset diperdagangkan dengan harga yang lebih rendah dari wajar.

    Nah, pada saat saham mengalami kondisi ini, kemungkinan harganya akan melambung naik di waktu yang akan datang.

    Okezone menyampaikan bahwa orang-orang cenderung berlomba-lomba untuk membeli saham tersebut. 

    Oleh karena itu, ketika fenomena ini terjadi, para pegiat dunia saham biasa menyebutnya dengan oversold atau jenuh jual.

    Baca Juga: 10 Cara Baru dan Ampuh untuk Mendapatkan Passive Income

    Cara Menilai Apakah Suatu Saham Oversold

    oversold adalah

    © Moneycrashers.com

    Investor bisa memperkirakan apakah sebuah saham sedang ada dalam kondisi oversold atau tidak dengan pendekatan fundamental maupun teknikal.

    Meskipun cara menilainya berbeda, keduanya sama saja.

    Jadi, kamu bisa memilih untuk menggunakan yang mana pun untuk membantu membuat keputusan investasi.

    Akan tetapi, menggunakan keduanya adalah hal yang disarankan untuk memperkirakan oversold sebuah saham.

    Fundamentally oversold

    Dalam penilaian secara fundamental, pemahaman seorang investor tentang kondisi perusahaan yang menjual saham tersebut harus baik.

    Perusahaan yang fundamentalnya menurun atau jadi tidak baik merupakan tanda-tanda sahamnya akan menjadi oversold.

    Beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah munculnya berita kurang baik tentang perusahaan tersebut, penurunan kinerja hingga membuat kelanjutan bisnisnya terancam, dan lainnya.

    Untuk memudahkan penilaian secara fundamental, ada indikator price-to-earning ratio (P/E ratio).

    Semakin rendah P/E ratio-nya, semakin tidak baik kondisi suatu perusahaan.

    Otomatis, nilai sahamnya akan terganggu juga.

    Biasanya, investor akan menilai sahamnya undervalued dan overbought.

    Technically oversold

    Indikator teknikal yang bisa digunakan investor untuk mempertimbangkan kondisi oversold saham adalah RSI dan Bollinger Bands.

    Untuk menghitung RSI, kamu bisa menggunakan rumus di bawah ini:

    RSI = 100-100(1+RS)

    RS adalah nilai rata-rata pergerakan ke atas dibagi nilai rata-rata pergerakan ke bawah dalam periode tertentu.

    Hasil perhitungan RSI akan berkisar dari angka 0 sampai 100.

    Sebuah saham terbilang oversold ketika nilainya di bawah 30. 

    Pasalnya, ini berarti harga saham tersebut berada di 1/3 terbawah rentang harga pasar.

    Sementara, untuk Bollinger Bands, kita hanya perlu melihat sebuah grafik.

    Saat sebuah saham menyentuh batas bawah di grafik Bollinger Bands, saham itu sudah termasuk kategori oversold.

    Baca Juga: Google Finance, Tool Penting untuk Dampingi Keputusan Investasimu

    Strategi saat Saham Oversold

    oversold adalah

    © Thebalance.com

    Banyak pendapat yang setuju bahwa saat oversold, langkah terbaik yang dilakukan adalah membeli saham.

    Pasalnya, setelah harga turun, grafik akan cenderung kembali naik.

    Jadi, kamu akan membeli saham dengan harga murah dan mendapat keuntungan yang cenderung besar.

    Disarankan untuk menunggu hingga angka RSI mencapai paling tidak 40 sebelum membeli saham.

    Akan tetapi, investor tetap perlu berhati-hati karena ini tidak selalu terjadi.

    Kadang-kadang, harga saham hanya akan terus turun dan membuat investor rugi besar.

    Oleh karena itu, untuk saham oversold, penting untuk mempertimbangkan aspek fundamental perusahaan juga sebelum berinvestasi.

    Tentunya, kamu tidak mau portofoliomu anjlok.

    Jadi, bukannya sinyal untuk membeli saham besar-besaran, oversold adalah indikator bagi investor untuk berhati-hati sebelum membuat keputusan.

    Jangan sampai malah kalap membeli karena harga yang menurun, ya.

    Baca Juga: 6 Rekomendasi Buku Buat Kamu yang Tertarik dengan Dunia Saham

    Nah, bagaimana denganmu? Kalau terjadi overbought, apa yang akan kamu lakukan?

    Yuk, diskusikan soal saham overbought di Glints Komunitas.

    Di Glints Komunitas, ada kanal khusus untuk topik finansial di mana kamu bisa bebas berdiskusi soal saham bersama para pengguna Glints lainnya.

    Yuk, mulai obrolan serunya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait