Rebalancing: Definisi, Tujuan, Waktu hingga Jenis-jenisnya

Tayang 12 Jul 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Rebalancing adalah salah satu strategi yang dapat kamu lakukan dalam berinvestasi.

    Dengan kondisi pasar yang tidak menentu, tentunya kamu ingin investasi yang dimiliki tetap bertumbuh. 

    Maka dari itu untuk mencapai tujuan investasi, seperti sebagai tabungan jangka panjang atau tabungan pendidikan, kamu perlu melakukan rebalancing

    Namun, bagaimana rebalancing bisa menjadi strategi yang tepat?

    Yuk cari tahu jawabannya pada artikel di bawah ini!

    Definisi Rebalancing

    Rebalancing adalah strategi investasi untuk memastikan bahwa portofolio investasi dapat mempertahankan alokasi aset yang diinginkan dari waktu ke waktu.

    Disadur dari Investopedia, rebalancing melibatkan proses penyesuaian bobot alokasi berbagai  aset dalam portofolio ke tingkat yang ditentukan oleh rencana investasi

    Tingkatan tersebut disusun sesuai dengan toleransi risiko yang kamu miliki serta besar imbalan yang diinginkan.

    Seiring berjalannya waktu, alokasi aset dapat berubah karena kinerja pasar yang mengubah nilai dari aset tersebut.

    Dengan begitu, sebagai seorang investor, selain memantau pergerakan pasar secara rutin juga perlu menyeimbangkan portofolio yang dimiliki secara berkala.

    Baca Juga: Portofolio Investasi: Definisi, Manfaat, dan Cara Membuatnya

    Tujuan Rebalancing

    Mengutip Finance Strategist, tujuan utama dari rebalancing adalah untuk mengelola risiko portofolio investasi. 

    Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mencegah portofoliomu terbebani dalam satu kelas aset tertentu.

    Pasalnya, berinvestasi dalam jenis aset tertentu dapat meningkatkan paparan terhadap fluktuasi pasar dan risiko lainnya.

    Melalui rebalancing secara berkala, kamu dapat memastikan bahwa portofoliomu tetap sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko.

    Berbeda dengan strategi lainnya, strategi ini tidak berfokus pada memaksimalkan keuntungan seperti strategi market timing atau stock picking.

    Waktu yang Tepat untuk Rebalancing

    Tidak ada jadwal khusus yang ditetapkan untuk melakukan rebalancing.

    Forbes menyebutkan, ada dua hal yang dapat dipertimbangkan kapan kamu harus melakukan rebalancing yaitu:

    1. Waktu

    Pendekatan strategi ini dapat kamu lakukan dengan membuat jadwal rebalancing portofolio secara rutin. 

    Waktu yang ditentukan dapat secara berkala seperti setiap sekali dalam sebulan, enam bulan, atau mungkin sekali dalam setahun. 

    Pendekatan ini juga dapat mempengaruhi psikologis investor, lho.

    Pasalnya, melakukan rebalancing yang terlalu sering dapat memicu investor dalam membuat keputusan yang emosional daripada tetap pada tujuan jangka panjang. 

    Studi menunjukkan bahwa investor dapat mengubah alokasi aset berdasarkan fluktuasi pasar yang ekstrem, bukan tujuan akhir investasi.

    2. Batas toleransi

    Kamu dapat menggunakan strategi ini dengan menentukan ambang batas toleransi dari investasi yang kamu miliki.

    Melansir Dimensional, tolerance thresholds adalah rentang persentase di sekitar alokasi target portofolio investasi yang menjadi batas bagi investor.

    Batas ini menentukan kapan harus menyeimbangkan kembali portofolio investasi yang dimiliki.

    Contohnya, jika rentang toleransi yang dimiliki sebesar 5% dengan target dari portofolio investasi sebesar 60% dalam ekuitas dan 40% dalam pendapatan tetap. 

    Rebalancing akan dilakukan jika bobot portofolio investasi ekuitas jatuh di bawah 55% atau melebihi 65%. 

    Penyeimbangan kembali terjadi jika bobot komponen portofolio menyimpang dari bobot targetnya lebih dari toleransi yang ditentukan.

    Tolerance threshold merupakan standar objektif yang dapat membantu kamu terhindar dari pengambilan keputusan secara emosional dalam melakukan rebalancing.

    Baca Juga: 5 Tips yang Harus Kamu Ketahui dalam Diversifikasi Portofolio Investasi

    Jenis-Jenis Rebalancing

    1. Kalender

    Metode ini memiliki pendekatan penyeimbangan portofolio yang sederhana.

    Strategi ini melibatkan analisis dan penyesuaian investasi pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. 

    Bagi investor jangka panjang, rebalancing biasa dilakukan setahun sekali.

    Sementara investor lainnya mungkin melakukannya setiap tiga bulan atau sebulan sekali. 

    Bagaimana cara menentukan frekuensi penyeimbangan kembali yang ideal?

    Kamu dapat memperhatikan beberapa hal seperti:

    • keterbatasan waktu investor
    • batas biaya transaksi
    • toleransi terhadap pergeseran nilai

    Rebalancing yang terlalu sering, contohnya satu minggu sekali, memiliki biaya yang mahal.

    Keuntungan dari metode ini adalah memakan waktu dan biaya yang lebih sedikit.

    Namun, kelemahannya adalah kamu jadi tidak bisa melakukan rebalancing pada tanggal lain meskipun pasar sedang bergerak secara signifikan.

    2. Constant-mix rebalancing

    Menurut Investopedia, strategi ini bertujuan untuk mengatur kembali rasio aset berdasarkan toleransi risiko investor dibandingkan waktu yang telah ditentukan.

    Strategi ini berfokus pada komposisi persentase yang ditentukan dari suatu aset dalam portofolio dan rentang toleransi yang sesuai. 

    Contohnya, sebuah portofolio memiliki batas toleransi 5% untuk setiap aset dengan target alokasi sebagai berikut:

    • 30% untuk ekuitas pasar negara berkembang
    • 30% untuk saham unggulan domestik
    • 40% untuk obligasi pemerintah

    Dengan pendekatan ini, masing-masing aset dapat berfluktuasi dengan batas toleransi 5% dari alokasi yang dimiliki.

    Ketika bobot dari salah satu aset melewati batas yang diizinkan, seluruh portofolio akan disesuaikan kembali untuk mencapai komposisi target awal

    3. Smart beta 

    Tujuan penyeimbangan kembali jenis ini serupa dengan jenis reguler, yaitu untuk menyesuaikan perubahan nilai saham dan kapitalisasi pasar.

    Namun, smart beta menggunakan data tambahan dalam analisanya.

    Data tambahan tersebut adalah kinerja perusahaan yang dilihat dari book value atau return on capital.

    Mengapa demikian? 

    Strategi ini memiliki pendekatan berbasis aturan untuk menghindari ketidaksempurnaan pasar dalam investasi indeks. 

    Maka dari itu, rebalancing smart beta dapat meningkatkan efisiensi investasi dengan pendekatan yang lebih terukur dan sistematis.

    Baca Juga: Refinancing: Pengertian, Jenis, Kelebihan, dan Kekurangannya

    Demikian informasi seputar rebalancing dalam berinvestasi dari kami. 

    Berinvestasi dapat membantu kamu untuk mencapai tujuan finansial yang lebih cepat.

    Yuk mulai belajar berinvestasi di Glints Blog!

    Kamu dapat menemukan informasi bermanfaat seperti cara memilih instrumen investasi hingga tips investasi bagi pemula.

    Yuk, temukan artikelnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait