Proof of Concept: Arti, Manfaat, Komponen Utama, plus Template

Diperbarui 11 Des 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Untuk mengembangkan produk atau layanan baru, kamu perlu membentuk tahapan atau langkah yang jelas. Salah satu caranya adalah dengan membuat proof of concept.

    Sering kali, ide yang didapatkan dari brainstorm hanya terlewat begitu saja.

    Saat ide sudah datang, selain butuh tekad untuk menjalankannya, kamu juga perlu persiapan yang matang.

    Dalam artikel ini, Glints akan membahas tentang proof of concept dan manfaatnya untuk proses pengembangan ide bisnismu.

    Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

    Definisi Proof of Concept

    Dikutip Zapier, proof of concept adalah sebuah proses untuk membuktikan sebuah ide bisa dilakukan. 

    Proof of concept atau POC adalah fase di mana kamu dan tim meninjau kembali suatu ide dan memutuskan apakah bisa dilakukan atau tidak.

    Bentuk dari proof of concept dapat berupa dokumen singkat maupun proposal yang berisi penjelasan terkait ide yang ingin dilakukan. 

    Dalam bisnis, Monday mengatakan bahwa proof of concept adalah dokumen yang menunjukkan kelayakan suatu ide produk, layanan, maupun rencana bisnis. 

    Dengan membuat proof of concept, kamu mendemonstrasikan bagaimana suatu ide bisnis dapat berjalan. 

    Tidak seperti prototype yang merupakan model dari produk yang diajukan, proof of concept lebih menitikberatkan pada teori dan penjabaran dari ide potensial. 

    Isinya mulai dari judul atau nama ide, target, produksi, permasalahan yang dihadapi, hingga penggunaannya.

    Baca Juga: 4 Perbedaan Skill dan Kompetensi yang Masih Sering Tertukar

    Manfaat Proof of Concept

    Fokus utama dari proof of concept adalah viability atau keberlangsungan dari suatu ide. Tujuannya, untuk memastikan ide tersebut layak dilakukan. 

    Tech Target melansir bahwa banyak industri termasuk manufaktur, sains, hingga teknik menggunakan proof of concept sebagai proses mengajukan ide sebelum akhirnya diterima dan dilakukan pengetesan untuk produksi.

    Beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan melakukan proof of concept adalah:

    • mengidentifikasi isu teknis terkait dengan parameter keberhasilan ide tersebut
    • mengumpulkan feedback internal untuk meyakinkan pihak-pihak terkait bahwa suatu ide layak dilakukan
    • lebih efektif waktu, tenaga, dan biaya karena hanya melakukan ide yang benar-benar layak
    • memiliki kesempatan pendanaan lebih besar karena kelayakan ide sudah bisa dibuktikan
    • perencanaan yang lebih sistematik sehingga memudahkan tahapan pelaksanaan
    • mengurangi kemungkinan produksi berhenti di tengah jalan
    • memastikan suatu ide berjalan ke arah tujuan yang benar dan sama

    Baca Juga: 4 Perbedaan Skill dan Kompetensi yang Masih Sering Tertukar

    Komponen Proof of Concept

    Masih dari Monday mengatakan bahwa proof of concept setidaknya harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

    • Apakah ide ini bisa direalisasikan dan diproduksi?
    • Bagaimana potensi market dari produk atau layanan ini?
    • Teknologi apa yang dibutuhkan untuk menjalankan dan mencapai tujuan dari ide ini?
    • Apakah ada feedback yang bisa digunakan untuk melengkapi ide ini?

    Berikut adalah komponen/outline dari proof of concept yang bisa kamu sertakan agar bisa menjawab pertanyaan di atas:

    1. Nama proyek/produk/ide yang kamu punya

    Dalam elemen ini, kamu hanya perlu menjelaskan apa nama proyek maupun produk yang ingin kamu kembangkan.

    Penamaan ini akan memudahkan kamu untuk menjelaskan tujuan dan brand dari idemu. 

    2. Permasalahan apa yang bisa diselesaikan

    Bagian ini adalah di mana kamu menjelaskan permasalahan atau latar belakang apa yang membuat kamu mengajukan ide ini.

    Kamu juga bisa menjelaskan cara ide tersebut bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. 

    3. Target audiens

    Selanjutnya, dalam proof of concept yang tidak kalah penting adalah menentukan target audiens atau konsumen.

    Dengan menyertakan target audiens dalam proof of concept, kamu juga memastikan bahwa idemu akan diterima oleh audiens dan memiliki pasarnya tersendiri.

    4. Sumber daya yang dibutuhkan

    Dalam penjelasan ini, kamu harus menyertakan sumber yang dibutuhkan.

    Baik dari segi bahan materi juga ketersediaan sumber daya manusia untuk menjalankan ide. 

    5. Indikator kesuksesan/KPI

    Kamu juga perlu menyertakan metrik keberhasilan secara spesifik.

    Hal ini akan mempermudah kamu dalam menjalankan ide saat POC diterima.

    6. Cakupan proyek

    Pada cakupan proyek kamu harus bisa menjelaskan secara detail apa saja rencana, langkah, serta usaha untuk mewujudkan idemu.

    Memiliki cakupan proyek yang jelas sejak awal membuat proof of concept-mu lebih meyakinkan. 

    7. Timeline pengerjaan

    Hal terakhir yang perlu kamu sertakan dalam proof of concept adalah timeline pengerjaan.

    Agar lebih mudah dipahami, kamu bisa membaginya ke dalam beberapa fase atau tahap pengerjaan proyek.

    Baca Juga: 4 Perbedaan Skill dan Kompetensi yang Masih Sering Tertukar

    Contoh dan Template Proof of Concept

    Bahasa Indonesia

    contoh proof of concept bahasa Indonesia


    Bahasa Inggris

    contoh proof of concept bahasa inggris


    Nah, untuk mempermudahmu membuat proof of concept, Glints sudah siapkan template gratis yang bisa kamu pakai sesuai kebutuhan.

    Jadi, kamu pun tak perlu membuatnya dari awal lagi, praktis dan mudah, bukan?

    Template proof of concept bisa kamu dapat secara cuma-cuma dengan mengikuti langkah berikut ini:

    1. isi form di bawah
    2. klik tombol “DOWNLOAD GRATIS”
    3. template proof of concept dari Glints akan otomatis ter-download ke perangkatmu

    Itu dia serba-serbi proof of concept agar kamu lebih mudah memahaminya. 

    Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu, ya!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 4.5 / 5. Jumlah vote: 8

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait