Perbedaan Jadi Programmer Freelance dan In House, Kamu Pilih yang Mana?

Diperbarui 29 Mar 2021 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Profesi sebagai seorang programmer memang bisa dilakukan secara freelance atau sebagai karyawan in house, tapi manakah yang lebih baik?

    Di era serba digital seperti saat ini, programmer menjadi salah satu profesi yang cukup berkembang.

    Namun, biasanya perusahaan tidak selalu membutuhkan programmer in house dan lebih memilih seorang freelance.

    Untuk mengetahui siapa yang lebih juara, maka kita harus membahas apa saja perbedaan menjadi seorang programmer freelance dan in house?

    Yuk, cari tahu jawabannya dari rangkuman yang Glints siapkan berikut ini.

    Baca Juga: Agar Dilirik, Ikuti Panduan Menyusun Portofolio Programmer Berikut Ini

    Gaji

    programmer freelance dan in house

    © Pexels.com

    Perbedaan pertama bisa dilihat dari segi gaji. Pastinya kamu juga cukup penasaran mengenai hal yang satu ini, kan?

    Apakah gaji seorang freelance programmer lebih banyak jika dibandingkan dengan programmer in house?

    Jawabannya tentu saja tergantung dengan kerja kerasmu. Jika kamu menjadi seorang freelancer dan memiliki banyak klien, tentunya gajimu akan lebih banyak.

    Quest News Group menyatakan bahwa bekerja secara freelance akan memiliki gaji yang sangat banyak karena bisa bekerja dengan klien dari mana saja.

    Semakin banyak proyek freelance yang kamu miliki, tentu gaji yang dihasilkan juga akan semakin melimpah.

    Namun, ada kalanya freelancer memiliki gaji yang kecil atau bahkan tidak mendapatkannya sama sekali. Jika memang tidak proyek yang dikerjakan, tentu tidak akan mendapatkan penghasilan.

    Memang bekerja sebagai seorang freelance sangat menantang karena besaran gaji yang diterima tidak akan tetap, bisa lebih banyak atau sedikit tiap bulannya.

    Hal itu akan sangat berbeda dengan gaji seorang programmer in house yang besaran gajinya akan tetap setiap bulan sesuai kesepakatan dengan perusahaan.

    Selain itu, seorang programmer in house tentunya mendapatkan beberapa keuntungan lain yang ditawarkan perusahaan, misalnya bonus kerja atau tunjangan lainnya.

    Baca Juga: Daftar 6 Bidang Pekerjaan yang Paling Membutuhkan Jasa Freelancer

    Fleksibilitas

    © Pexels.com

    Jika dilihat dari fleksibilitas, tentu saja programmer freelancer akan lebih fleksibel karena mereka bisa menentukan jam kerjanya sendiri.

    Misalnya, saat kamu sedang tidak mood untuk bekerja, maka bisa istirahat sebentar sesuai keinginanmu.

    Namun, bukan berarti freelancer bisa rebahan terus dan tidak bekerja, ya.

    Pasalnya, mereka tetap harus menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline yang sudah ditentukan.

    Bedanya, mereka dapat memilih jam kerja sesuka hati. Selain itu, saat mengerjakan tugasnya mereka juga bisa memilih tempat dengan bebas.

    Salah satu hal menarik dari menjadi seorang programmer freelance menurut Developers for Hire adalah mereka dapat memilih akan bekerja dengan siapa serta jenis proyek yang diinginkannya.

    Jadi, misalnya kamu paham dengan beberapa bahasa pemrograman, maka kesempatan untuk mengerjakan beberapa proyek sekaligus sangat terbuka lebar.

    Sementara itu, bagi seorang programmer in house tentu tidak bisa memilih jam kerja sesuka hati karena semua sudah diatur oleh perusahaan.

    Mereka tidak bisa memiliki fleksibilitas seperti freelancer karena harus patuh dengan jam kerja kantor misalnya dari pukul 8 pagi hingga 5 sore.

    Meski begitu, programmer in house juga memiliki kelebihan karena mereka bisa mendapatkan mentoring dari para senior atau sesama rekan kerja.

    Selain itu, saat mendapatkan kesulitan maka bisa langsung bertanya atau minta bantuan rekan kerja dengan lebih mudah.

    Kehidupan Kerja

    perbedaan programmer freelance dan in house

    © Pexels.com

    Sekarang kita akan membahas mengenai kehidupan kerja dari seorang programmer freelance dan in house.

    Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan kerja dari seorang freelancer akan lebih menarik jika dibandingkan dengan seorang karyawan kantoran.

    Hal itu disebabkan seorang freelancer bisa bekerja di mana pun dan kapan pun. Hari ini bekerja di rumah, besok bisa bekerja di luar kota sambil liburan.

    Saat merasa jenuh dengan pekerjaan, seorang freelancer bisa langsung mencari tempat yang nyaman untuk meneruskan kerjanya.

    Selain itu, menurut The Balance Careers freelancer juga memiliki kelebihan karena tidak perlu berurusan dengan politik kantor yang tidak sehat.

    Berbeda dengan seorang programmer in house yang pastinya harus selalu taat dengan birokrasi kantor.

    Karyawan yang bekerja di kantor juga harus berhadapan dengan orang yang bermacam-macam termasuk rekan kerja yang toxic dan merepotkan.

    Terkadang programmer juga tidak akan fokus mengerjakan tugasnya karena mendapatkan banyak distraksi dari orang sekitar di kantor.

    Meski begitu, bekerja sebagai karyawan kantoran juga sangat menyenangkan karena bisa memperluas networking.

    Kamu juga bisa bekerja sama dengan para profesional dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan jenjang karier yang lebih baik.

    Baca Juga: 6 Tips Membangun Networking untuk Para Freelancer

    Demikianlah perbedaan mendasar dari programmer freelance dan in house. Jadi, kira-kira kamu lebih tertarik menjadi freelancer atau karyawan kantoran?

    Jika ingin mencoba peluang baru menjadi seorang programmer baik itu freelance atau in house, bisa mencarinya di Glints, lho.

    Tunggu apa lagi? Segera temukan peluang kerja programmer yang kamu inginkan hanya di Glints. 

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait