• Blog
    • Bidang Profesi
      • Marketing
      • Tech & Data
      • Media & Communications
      • Business Dev & Sales
      • Product
      • Design
    • Tips Karier
      • Mengawali Karier
      • Dunia Kerja
    • Konten Eksklusif
      • Artikel Expert
      • Panduan
      • Laporan
    • Dari Glints
      • Panduan Komunitas & Konten
      • Campaign Berlangsung
      • Kabar Produk
      • Kabar Glints
  • Lowongan Kerja
  • Glints ExpertClass
  • Glints Community
  • Dunia Kerja
  • Tips Karier
  • Tips Tempat Kerja

7 Hal yang Perlu Kamu Tahu sebelum Kerja di Perusahaan Startup

Diperbarui 05 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt
Shely Napitupulu Bukan penggemar nasi Padang.

Isi Artikel

    Hari-hari ini bekerja di startup jadi pilihan para pencari kerja. Imej perusahaan startup yang dipeolopori oleh banyak generasi muda semakin membuat sarjana di luar sana tambah semangat melamar kerja di perusahaan startup. Sekitar tahun 2009-2010 lalu, perjalanan perusahaan startup Indonesia semakin nyaring terdengar terutama sejak dua pionir e-commerce Indonesia beroperasi di tahun tersebut. Sejak saat itu, perusahaan startup di Indonesia semakin meningkat popularitasnya bahkan mulai menyaingi perusahaan besar pelopor bisnis yang sudah jauh lebih dulu berdiri.

    Mengacu pada data yang ditampilkan Tirto.id pada salah satu artikelnya, beberapa perusahaan startup di Indonesia mendapatkan aliran dana yang cukup besar untuk modal perusahaannya. Traveloka, GO-JEK, dan Bukalapak adalah tiga di antaranya yang mendapatkan aliran modal tersebut dan masuk kategori unicorn alias perusahaan dengan valuasi lebih dari $1 milyar. Tambah lagi gambaran lingkungan kerja yang fun, dinamis, dan serba canggih semakin membuat kamu ingin bergabung dengan perusahaan startup. Tapi sebelum kamu masuk dan menyebar lamaran ke berbagai perusahaan startup, cari tahu dulu hal-hal penting yang bisa jadi memengaruhi niat kamu tadi.

    Baca Juga: 9 Startup Indonesia yang Sukses di Skala Internasional, Apa Saja, ya?

    1. Proses wawancara yang fleksibel

    perusahaan startup

    © emergencysupport.com.au

    Proses wawancara di perusahaan startup tidak selalu harus datang dan bertatap muka langsung di kantor perusahaan tempat kamu melamar. Wawancara bisa saja dilakukan di kedai kopi, atau di salah satu restoran di mall yang suasananya kondusif alias tidak terlalu berisik supaya pewawancara dan calon karyawan juga bisa berinteraksi dengan nyaman. Waktu yang ditentukan juga cenderung fleksibel, kalau kamu sedang beruntung bisa negosiasi untuk bertemunya setelah jam pulang kantor atau di jam makan siang, dengan begitu kamu tidak perlu pakai 1001 alasan izin tidak masuk kerja ke bos di kantor.

    Saat wawancara, kamu juga harus siap dengan berbagai pertanyaan yang mungkin dilakukan. Berbeda dengan perusahaan yang masih konvensional, pertanyaan seperti “Apa target kamu dalam 5 tahun ke depan?” bukan lagi pertanyaan yang wajib ada di sesi wawancara. Siapkan saja diri kamu sebaik-baiknya jika akan ikut seleksi wawancara di perusahaan startup.

    2. Lupakan pulang “teng-Go!”

    perusahaan startup

    © lifehacker.com.au

    Bayangan kamu tentang kerja di perusahaan startup yang serba santai perlu dihapuskan perlahan. Kenyataannya, masuk ke perusahaan startup akan membuat jam kerja kamu lebih tidak teratur. Bagi si morning person, kerja dengan jam masuk bebas atau paling pagi jam 10 pun akan jadi hal baru yang cukup menantang. Terbiasa berangkat sebelum matahari naik lalu kamu harus memundurkan jam berangkat kantor, karena toh baru bisa mulai efektif bekerja sekitar jam 10–11 siang.

    Sejalan dengan jam masuk yang semakin siang, jam pulang kerja juga biasanya mundur dan hampir bisa dipastikan akan sulit untuk pulang “teng-Go! “. Perusahaan startup punya segudang pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu cepat untuk mencapai target yang sangat agresif, jadi pulang larut akan sangat wajar dilalui. Belum lagi email yang masuk tengah malam dan konfirmasi yang harus segera kamu kirimkan sekalipun sedang akhir pekan. Baik klien ataupun kamu tentunya sama-sama akan diganggu dengan sistem kerja seperti ini di berbagai perusahaan startup.

    3. Jangan jadikan perusahaan startup sebagai pelarian

    perusahaan startup

    © freepik.com

    Bagi yang sudah bekerja di perusahaan besar, kadang ada saja masa jenuh dan semakin jenuh lagi saat melihat nyamannya kantor teman di perusahaan startup yang dikengkapi dengan meja ping pong, pojok ruangan dengan kursi goyang atau ayunan, bahkan sudut kantor dengan bean bags warna-warni untuk tempat bersantai. Rasanya kamu ingin segera mencari referensi dari teman yang sudah lama kerja di perusahaan startup agar bisa masuk dan bergabung di sana.

    Jangan buru-buru mengambil keputusan untuk resign sekalipun rumput tetangga jauh lebih hijau dan segar. Meskipun proses rekrutmen dan wawancara di perusahaan cepat, tidak menjamin kamu akan betah bekerja di sana apalagi jam kerja dan tuntutan yang ada jauh lebih berat dibanding kerja di perusahaan besar yang memang sudah well-established. Memang sih, ada unsur hiburan yang banyak ditemukan di perusahaan startup, tapi sesungguhnya akan lebih banyak work hard dibanding play hard. Jadi, jangan pindah ke perusahaan startup kalau untuk pelarian semata.

    Baca Juga: 7 Alasan Kamu perlu Kerja di Startup Minimal Sekali Seumur Hidup

    4. Mau berdamai dengan perubahan

    perusahaan startup

    © pbs.org

    Hal yang juga sulit dipisahkan dari perusahaan startup adalah perubahan yang cepat dan bisa jadi signifikan. Biasanya perubahan terjadi untuk mengikuti tren kebutuhan dan minat pasar. Ditambah lagi kompetitor yang cukup gesit untuk memperbarui fasilitas dan produk akan semakin meningkatkan semangat para pimpinan di perusahaan startup untuk terus berkreasi dan menciptakan inovasi yang baru. Dampaknya, akan selalu ada perubahan yang terjadi di internal perusahaan, entah itu penugasan, titel jabatan, ataupun kebijakan kerja sama.

    Berbeda dengan perusahaan pionir yang sudah puluhan tahun berdiri dan punya alur atau proses yang sudah tertata rapi dan punya SOP yang tidak mengalami banyak perubahan dalam waktu singkat (per bulan, atau per tahun). Makanya, harus sabar dan menikmati tiap perubahan yang mungkin terjadi.

    5. Adaptasi kultur perusahaan

    perusahaan startup

    © under30ceo.com

    Perusahaan startup juga dikenal sebagai ruang keberagaman, mulai dari latar belakang pendidikan, budaya, kewarganegaraan, dan latar sosial tiap karyawannya. Jika kamu punya kesempatan untuk kerja di perusahaan startup, manfaatkan untuk bisa belajar banyak karakter dan budaya. IPK dan skill yang kamu punya tidak akan jadi istimewa kalau kamu tidak bisa erbaur dengan rekan kerja di kantor.

    Kerja sama di tim ataupun rekan yang tidak satu tim adalah hal wajar dan harus bisa kamu lakukan karena di perusahaan startup semua orang harus belajar untuk melakukan lebih dari yang menjadi deskripsi kerjanya. Prosesnya mungkin tidak mudah di awal, tapi kalau kamu mau belajar sedikit lebih fleksibel, seharusnya adaptasi kultur perusahaan tidak perlu menakuti kamu yang ingin masuk startup.

    6. Pensiunan yang jadi mentor, bukan lawan

    perusahaan startup

    © tampabay.com

    Banyak perusahaan startup didirikan oleh beberapa orang muda yang punya ide brilian dan terobosan baru tentang hal yang bahkan belum terpikir oleh banyak orang di waktu tersebut. Tapi seiring berjalannya perusahaan, perkembangan terus terjadi dan banyak investor yang mulai memercayakan modal pada startup. Untuk meningkatkan kualitas karyawan, biasanya ada beberapa pensiunan atau senior dari perusahaan besar yang diundang untuk jadi mentor atau pembicara di kelas pelatihan.

    Kadang, ada rasa tidak suka karena harus mendengar pengajaran dari pensiunan atau senior tadi, tapi seharusnya kamu memaksimalkan kesempatan belajar tersebut karena tidak mudah bisa berinteraksi dengan orang-orang penting di dunia bisnis jika bukan karena mereka diundang untuk membagi penagalamannya. Proses belajar ini akan terus berjalan karena perusahaan startup terus haus akan ilmu baru untuk membuat inovasi.

    7. Perusahaan yang memberi, perusahaan yang mengambil

    perusahaan startup

    © hackernoon.com

    Satu hal lagi yang perlu kamu tahu tentang perusahaan startup adalah segala benefit yang diberikan bisa kapan saja ditarik atau tidak lagi kamu dapatkan. Biasanya perusahaan startup yang masih baru dengan jumlah staf minim sesekali bisa mengajak seluruh isi kantornya untuk makan malam bersama. Outing 3 bulan sekali sambil melakukan meeting evaluasi juga masih sangat memungkinkan terjadi. Tapi jika perusahaan sudah makin besar dan berkembang, kemungkinan kegiatan dikurangi akan semakin besar karena target kerja yang lebih tinggi membuat jadwal pun semakin padat.

    Jangan bersedih dulu, biasanya akan ada benefit yang lebih praktikal akan mengganti kesenangan tadi, misalnya bonus per 4 bulan ataupun tambahan asuransi di luar BPJS.

    Dari 7 hal yang sudah saya jelaskan di atas, adakah yang membuat kamu urung untuk bekerja di perusahaan startup? Atau justru makin semangat untuk melamar? Intinya, kerja di perusahaan jenis apapun pasti punya tantangan masing-masing, kalau kamu semangat dan berpikir positif pasti pekerjaan lebih menyenangkan untuk diselesaikan.

    Baca Juga: 8 Tokoh Inspiratif Indonesia yang Mendominasi Dunia Startup

    Glints adalah platform yang membantu kamu untuk mengembangkan dirimu di dunia kerja. Sign up untuk mendapatkan update terbaru mengenai kesempatan bekerja sebagai full-time, part-time, hingga internship!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      kerja di startup perusahaan startup startup

      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait

      • Dunia Kerja 10 Cara Berpikir Positif saat Menghadapi Tekanan di Kantor

        Shely Napitupulu 30 Jun 2018
      • Dunia Kerja 6 Tips Menghadapi Keberagaman Kultur di Kantor

        Shely Napitupulu 26 Jun 2018
      • Dunia Kerja 8 Hal yang Bisa Kamu Lakukan untuk Meringankan Beban Kerja di Startup

        Shely Napitupulu 25 Jun 2018
      • Dunia Kerja Berbagai Tips Manajemen Keuangan di Usia 20-an

        Shely Napitupulu 20 Jun 2018
      Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
      Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
      Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
      Kategori Topik
      • Tips Karier
      • Bidang Profesi
      • Konten Eksklusif
      • Kabar Glints
      Media Sosial
      • Facebook
      • Twitter
      • Instagram
      • LinkedIn
      Solusi Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community

      • Blog
        • Bidang Profesi
          • Marketing
          • Tech & Data
          • Media & Communications
          • Business Dev & Sales
          • Product
          • Design
        • Tips Karier
          • Mengawali Karier
          • Dunia Kerja
        • Konten Eksklusif
          • Artikel Expert
          • Panduan
          • Laporan
        • Dari Glints
          • Panduan Komunitas & Konten
          • Campaign Berlangsung
          • Kabar Produk
          • Kabar Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community



      • Dunia Kerja
      • Tips Karier
      • Tips Tempat Kerja

      7 Hal yang Perlu Kamu Tahu sebelum Kerja di Perusahaan Startup

      Diperbarui 05 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt
      Shely Napitupulu Bukan penggemar nasi Padang.

      Isi Artikel

        Hari-hari ini bekerja di startup jadi pilihan para pencari kerja. Imej perusahaan startup yang dipeolopori oleh banyak generasi muda semakin membuat sarjana di luar sana tambah semangat melamar kerja di perusahaan startup. Sekitar tahun 2009-2010 lalu, perjalanan perusahaan startup Indonesia semakin nyaring terdengar terutama sejak dua pionir e-commerce Indonesia beroperasi di tahun tersebut. Sejak saat itu, perusahaan startup di Indonesia semakin meningkat popularitasnya bahkan mulai menyaingi perusahaan besar pelopor bisnis yang sudah jauh lebih dulu berdiri.

        Mengacu pada data yang ditampilkan Tirto.id pada salah satu artikelnya, beberapa perusahaan startup di Indonesia mendapatkan aliran dana yang cukup besar untuk modal perusahaannya. Traveloka, GO-JEK, dan Bukalapak adalah tiga di antaranya yang mendapatkan aliran modal tersebut dan masuk kategori unicorn alias perusahaan dengan valuasi lebih dari $1 milyar. Tambah lagi gambaran lingkungan kerja yang fun, dinamis, dan serba canggih semakin membuat kamu ingin bergabung dengan perusahaan startup. Tapi sebelum kamu masuk dan menyebar lamaran ke berbagai perusahaan startup, cari tahu dulu hal-hal penting yang bisa jadi memengaruhi niat kamu tadi.

        Baca Juga: 9 Startup Indonesia yang Sukses di Skala Internasional, Apa Saja, ya?

        1. Proses wawancara yang fleksibel

        perusahaan startup

        © emergencysupport.com.au

        Proses wawancara di perusahaan startup tidak selalu harus datang dan bertatap muka langsung di kantor perusahaan tempat kamu melamar. Wawancara bisa saja dilakukan di kedai kopi, atau di salah satu restoran di mall yang suasananya kondusif alias tidak terlalu berisik supaya pewawancara dan calon karyawan juga bisa berinteraksi dengan nyaman. Waktu yang ditentukan juga cenderung fleksibel, kalau kamu sedang beruntung bisa negosiasi untuk bertemunya setelah jam pulang kantor atau di jam makan siang, dengan begitu kamu tidak perlu pakai 1001 alasan izin tidak masuk kerja ke bos di kantor.

        Saat wawancara, kamu juga harus siap dengan berbagai pertanyaan yang mungkin dilakukan. Berbeda dengan perusahaan yang masih konvensional, pertanyaan seperti “Apa target kamu dalam 5 tahun ke depan?” bukan lagi pertanyaan yang wajib ada di sesi wawancara. Siapkan saja diri kamu sebaik-baiknya jika akan ikut seleksi wawancara di perusahaan startup.

        2. Lupakan pulang “teng-Go!”

        perusahaan startup

        © lifehacker.com.au

        Bayangan kamu tentang kerja di perusahaan startup yang serba santai perlu dihapuskan perlahan. Kenyataannya, masuk ke perusahaan startup akan membuat jam kerja kamu lebih tidak teratur. Bagi si morning person, kerja dengan jam masuk bebas atau paling pagi jam 10 pun akan jadi hal baru yang cukup menantang. Terbiasa berangkat sebelum matahari naik lalu kamu harus memundurkan jam berangkat kantor, karena toh baru bisa mulai efektif bekerja sekitar jam 10–11 siang.

        Sejalan dengan jam masuk yang semakin siang, jam pulang kerja juga biasanya mundur dan hampir bisa dipastikan akan sulit untuk pulang “teng-Go! “. Perusahaan startup punya segudang pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu cepat untuk mencapai target yang sangat agresif, jadi pulang larut akan sangat wajar dilalui. Belum lagi email yang masuk tengah malam dan konfirmasi yang harus segera kamu kirimkan sekalipun sedang akhir pekan. Baik klien ataupun kamu tentunya sama-sama akan diganggu dengan sistem kerja seperti ini di berbagai perusahaan startup.

        3. Jangan jadikan perusahaan startup sebagai pelarian

        perusahaan startup

        © freepik.com

        Bagi yang sudah bekerja di perusahaan besar, kadang ada saja masa jenuh dan semakin jenuh lagi saat melihat nyamannya kantor teman di perusahaan startup yang dikengkapi dengan meja ping pong, pojok ruangan dengan kursi goyang atau ayunan, bahkan sudut kantor dengan bean bags warna-warni untuk tempat bersantai. Rasanya kamu ingin segera mencari referensi dari teman yang sudah lama kerja di perusahaan startup agar bisa masuk dan bergabung di sana.

        Jangan buru-buru mengambil keputusan untuk resign sekalipun rumput tetangga jauh lebih hijau dan segar. Meskipun proses rekrutmen dan wawancara di perusahaan cepat, tidak menjamin kamu akan betah bekerja di sana apalagi jam kerja dan tuntutan yang ada jauh lebih berat dibanding kerja di perusahaan besar yang memang sudah well-established. Memang sih, ada unsur hiburan yang banyak ditemukan di perusahaan startup, tapi sesungguhnya akan lebih banyak work hard dibanding play hard. Jadi, jangan pindah ke perusahaan startup kalau untuk pelarian semata.

        Baca Juga: 7 Alasan Kamu perlu Kerja di Startup Minimal Sekali Seumur Hidup

        4. Mau berdamai dengan perubahan

        perusahaan startup

        © pbs.org

        Hal yang juga sulit dipisahkan dari perusahaan startup adalah perubahan yang cepat dan bisa jadi signifikan. Biasanya perubahan terjadi untuk mengikuti tren kebutuhan dan minat pasar. Ditambah lagi kompetitor yang cukup gesit untuk memperbarui fasilitas dan produk akan semakin meningkatkan semangat para pimpinan di perusahaan startup untuk terus berkreasi dan menciptakan inovasi yang baru. Dampaknya, akan selalu ada perubahan yang terjadi di internal perusahaan, entah itu penugasan, titel jabatan, ataupun kebijakan kerja sama.

        Berbeda dengan perusahaan pionir yang sudah puluhan tahun berdiri dan punya alur atau proses yang sudah tertata rapi dan punya SOP yang tidak mengalami banyak perubahan dalam waktu singkat (per bulan, atau per tahun). Makanya, harus sabar dan menikmati tiap perubahan yang mungkin terjadi.

        5. Adaptasi kultur perusahaan

        perusahaan startup

        © under30ceo.com

        Perusahaan startup juga dikenal sebagai ruang keberagaman, mulai dari latar belakang pendidikan, budaya, kewarganegaraan, dan latar sosial tiap karyawannya. Jika kamu punya kesempatan untuk kerja di perusahaan startup, manfaatkan untuk bisa belajar banyak karakter dan budaya. IPK dan skill yang kamu punya tidak akan jadi istimewa kalau kamu tidak bisa erbaur dengan rekan kerja di kantor.

        Kerja sama di tim ataupun rekan yang tidak satu tim adalah hal wajar dan harus bisa kamu lakukan karena di perusahaan startup semua orang harus belajar untuk melakukan lebih dari yang menjadi deskripsi kerjanya. Prosesnya mungkin tidak mudah di awal, tapi kalau kamu mau belajar sedikit lebih fleksibel, seharusnya adaptasi kultur perusahaan tidak perlu menakuti kamu yang ingin masuk startup.

        6. Pensiunan yang jadi mentor, bukan lawan

        perusahaan startup

        © tampabay.com

        Banyak perusahaan startup didirikan oleh beberapa orang muda yang punya ide brilian dan terobosan baru tentang hal yang bahkan belum terpikir oleh banyak orang di waktu tersebut. Tapi seiring berjalannya perusahaan, perkembangan terus terjadi dan banyak investor yang mulai memercayakan modal pada startup. Untuk meningkatkan kualitas karyawan, biasanya ada beberapa pensiunan atau senior dari perusahaan besar yang diundang untuk jadi mentor atau pembicara di kelas pelatihan.

        Kadang, ada rasa tidak suka karena harus mendengar pengajaran dari pensiunan atau senior tadi, tapi seharusnya kamu memaksimalkan kesempatan belajar tersebut karena tidak mudah bisa berinteraksi dengan orang-orang penting di dunia bisnis jika bukan karena mereka diundang untuk membagi penagalamannya. Proses belajar ini akan terus berjalan karena perusahaan startup terus haus akan ilmu baru untuk membuat inovasi.

        7. Perusahaan yang memberi, perusahaan yang mengambil

        perusahaan startup

        © hackernoon.com

        Satu hal lagi yang perlu kamu tahu tentang perusahaan startup adalah segala benefit yang diberikan bisa kapan saja ditarik atau tidak lagi kamu dapatkan. Biasanya perusahaan startup yang masih baru dengan jumlah staf minim sesekali bisa mengajak seluruh isi kantornya untuk makan malam bersama. Outing 3 bulan sekali sambil melakukan meeting evaluasi juga masih sangat memungkinkan terjadi. Tapi jika perusahaan sudah makin besar dan berkembang, kemungkinan kegiatan dikurangi akan semakin besar karena target kerja yang lebih tinggi membuat jadwal pun semakin padat.

        Jangan bersedih dulu, biasanya akan ada benefit yang lebih praktikal akan mengganti kesenangan tadi, misalnya bonus per 4 bulan ataupun tambahan asuransi di luar BPJS.

        Dari 7 hal yang sudah saya jelaskan di atas, adakah yang membuat kamu urung untuk bekerja di perusahaan startup? Atau justru makin semangat untuk melamar? Intinya, kerja di perusahaan jenis apapun pasti punya tantangan masing-masing, kalau kamu semangat dan berpikir positif pasti pekerjaan lebih menyenangkan untuk diselesaikan.

        Baca Juga: 8 Tokoh Inspiratif Indonesia yang Mendominasi Dunia Startup

        Glints adalah platform yang membantu kamu untuk mengembangkan dirimu di dunia kerja. Sign up untuk mendapatkan update terbaru mengenai kesempatan bekerja sebagai full-time, part-time, hingga internship!

          Seberapa bermanfaat artikel ini?

          Klik salah satu bintang untuk menilai.

          Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

          Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

          We are sorry that this post was not useful for you!

          Let us improve this post!

          Tell us how we can improve this post?


          kerja di startup perusahaan startup startup

          Leave a Reply

          Your email address will not be published. Required fields are marked *

          Artikel Terkait

          • Dunia Kerja 10 Cara Berpikir Positif saat Menghadapi Tekanan di Kantor

            Shely Napitupulu 30 Jun 2018
          • Dunia Kerja 6 Tips Menghadapi Keberagaman Kultur di Kantor

            Shely Napitupulu 26 Jun 2018
          • Dunia Kerja 8 Hal yang Bisa Kamu Lakukan untuk Meringankan Beban Kerja di Startup

            Shely Napitupulu 25 Jun 2018
          • Dunia Kerja Berbagai Tips Manajemen Keuangan di Usia 20-an

            Shely Napitupulu 20 Jun 2018
          Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
          Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
          Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
          Kategori Topik
          • Tips Karier
          • Bidang Profesi
          • Konten Eksklusif
          • Kabar Glints
          Media Sosial
          • Facebook
          • Twitter
          • Instagram
          • LinkedIn
          Solusi Glints
          • Lowongan Kerja
          • Glints ExpertClass
          • Glints Community

          • Blog
            • Bidang Profesi
              • Marketing
              • Tech & Data
              • Media & Communications
              • Business Dev & Sales
              • Product
              • Design
            • Tips Karier
              • Mengawali Karier
              • Dunia Kerja
            • Konten Eksklusif
              • Artikel Expert
              • Panduan
              • Laporan
            • Dari Glints
              • Panduan Komunitas & Konten
              • Campaign Berlangsung
              • Kabar Produk
              • Kabar Glints
          • Lowongan Kerja
          • Glints ExpertClass
          • Glints Community



          • Dunia Kerja
          • Tips Karier
          • Tips Tempat Kerja

          7 Hal yang Perlu Kamu Tahu sebelum Kerja di Perusahaan Startup

          Diperbarui 05 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt
          Shely Napitupulu Bukan penggemar nasi Padang.

          Isi Artikel

            Hari-hari ini bekerja di startup jadi pilihan para pencari kerja. Imej perusahaan startup yang dipeolopori oleh banyak generasi muda semakin membuat sarjana di luar sana tambah semangat melamar kerja di perusahaan startup. Sekitar tahun 2009-2010 lalu, perjalanan perusahaan startup Indonesia semakin nyaring terdengar terutama sejak dua pionir e-commerce Indonesia beroperasi di tahun tersebut. Sejak saat itu, perusahaan startup di Indonesia semakin meningkat popularitasnya bahkan mulai menyaingi perusahaan besar pelopor bisnis yang sudah jauh lebih dulu berdiri.

            Mengacu pada data yang ditampilkan Tirto.id pada salah satu artikelnya, beberapa perusahaan startup di Indonesia mendapatkan aliran dana yang cukup besar untuk modal perusahaannya. Traveloka, GO-JEK, dan Bukalapak adalah tiga di antaranya yang mendapatkan aliran modal tersebut dan masuk kategori unicorn alias perusahaan dengan valuasi lebih dari $1 milyar. Tambah lagi gambaran lingkungan kerja yang fun, dinamis, dan serba canggih semakin membuat kamu ingin bergabung dengan perusahaan startup. Tapi sebelum kamu masuk dan menyebar lamaran ke berbagai perusahaan startup, cari tahu dulu hal-hal penting yang bisa jadi memengaruhi niat kamu tadi.

            Baca Juga: 9 Startup Indonesia yang Sukses di Skala Internasional, Apa Saja, ya?

            1. Proses wawancara yang fleksibel

            perusahaan startup

            © emergencysupport.com.au

            Proses wawancara di perusahaan startup tidak selalu harus datang dan bertatap muka langsung di kantor perusahaan tempat kamu melamar. Wawancara bisa saja dilakukan di kedai kopi, atau di salah satu restoran di mall yang suasananya kondusif alias tidak terlalu berisik supaya pewawancara dan calon karyawan juga bisa berinteraksi dengan nyaman. Waktu yang ditentukan juga cenderung fleksibel, kalau kamu sedang beruntung bisa negosiasi untuk bertemunya setelah jam pulang kantor atau di jam makan siang, dengan begitu kamu tidak perlu pakai 1001 alasan izin tidak masuk kerja ke bos di kantor.

            Saat wawancara, kamu juga harus siap dengan berbagai pertanyaan yang mungkin dilakukan. Berbeda dengan perusahaan yang masih konvensional, pertanyaan seperti “Apa target kamu dalam 5 tahun ke depan?” bukan lagi pertanyaan yang wajib ada di sesi wawancara. Siapkan saja diri kamu sebaik-baiknya jika akan ikut seleksi wawancara di perusahaan startup.

            2. Lupakan pulang “teng-Go!”

            perusahaan startup

            © lifehacker.com.au

            Bayangan kamu tentang kerja di perusahaan startup yang serba santai perlu dihapuskan perlahan. Kenyataannya, masuk ke perusahaan startup akan membuat jam kerja kamu lebih tidak teratur. Bagi si morning person, kerja dengan jam masuk bebas atau paling pagi jam 10 pun akan jadi hal baru yang cukup menantang. Terbiasa berangkat sebelum matahari naik lalu kamu harus memundurkan jam berangkat kantor, karena toh baru bisa mulai efektif bekerja sekitar jam 10–11 siang.

            Sejalan dengan jam masuk yang semakin siang, jam pulang kerja juga biasanya mundur dan hampir bisa dipastikan akan sulit untuk pulang “teng-Go! “. Perusahaan startup punya segudang pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu cepat untuk mencapai target yang sangat agresif, jadi pulang larut akan sangat wajar dilalui. Belum lagi email yang masuk tengah malam dan konfirmasi yang harus segera kamu kirimkan sekalipun sedang akhir pekan. Baik klien ataupun kamu tentunya sama-sama akan diganggu dengan sistem kerja seperti ini di berbagai perusahaan startup.

            3. Jangan jadikan perusahaan startup sebagai pelarian

            perusahaan startup

            © freepik.com

            Bagi yang sudah bekerja di perusahaan besar, kadang ada saja masa jenuh dan semakin jenuh lagi saat melihat nyamannya kantor teman di perusahaan startup yang dikengkapi dengan meja ping pong, pojok ruangan dengan kursi goyang atau ayunan, bahkan sudut kantor dengan bean bags warna-warni untuk tempat bersantai. Rasanya kamu ingin segera mencari referensi dari teman yang sudah lama kerja di perusahaan startup agar bisa masuk dan bergabung di sana.

            Jangan buru-buru mengambil keputusan untuk resign sekalipun rumput tetangga jauh lebih hijau dan segar. Meskipun proses rekrutmen dan wawancara di perusahaan cepat, tidak menjamin kamu akan betah bekerja di sana apalagi jam kerja dan tuntutan yang ada jauh lebih berat dibanding kerja di perusahaan besar yang memang sudah well-established. Memang sih, ada unsur hiburan yang banyak ditemukan di perusahaan startup, tapi sesungguhnya akan lebih banyak work hard dibanding play hard. Jadi, jangan pindah ke perusahaan startup kalau untuk pelarian semata.

            Baca Juga: 7 Alasan Kamu perlu Kerja di Startup Minimal Sekali Seumur Hidup

            4. Mau berdamai dengan perubahan

            perusahaan startup

            © pbs.org

            Hal yang juga sulit dipisahkan dari perusahaan startup adalah perubahan yang cepat dan bisa jadi signifikan. Biasanya perubahan terjadi untuk mengikuti tren kebutuhan dan minat pasar. Ditambah lagi kompetitor yang cukup gesit untuk memperbarui fasilitas dan produk akan semakin meningkatkan semangat para pimpinan di perusahaan startup untuk terus berkreasi dan menciptakan inovasi yang baru. Dampaknya, akan selalu ada perubahan yang terjadi di internal perusahaan, entah itu penugasan, titel jabatan, ataupun kebijakan kerja sama.

            Berbeda dengan perusahaan pionir yang sudah puluhan tahun berdiri dan punya alur atau proses yang sudah tertata rapi dan punya SOP yang tidak mengalami banyak perubahan dalam waktu singkat (per bulan, atau per tahun). Makanya, harus sabar dan menikmati tiap perubahan yang mungkin terjadi.

            5. Adaptasi kultur perusahaan

            perusahaan startup

            © under30ceo.com

            Perusahaan startup juga dikenal sebagai ruang keberagaman, mulai dari latar belakang pendidikan, budaya, kewarganegaraan, dan latar sosial tiap karyawannya. Jika kamu punya kesempatan untuk kerja di perusahaan startup, manfaatkan untuk bisa belajar banyak karakter dan budaya. IPK dan skill yang kamu punya tidak akan jadi istimewa kalau kamu tidak bisa erbaur dengan rekan kerja di kantor.

            Kerja sama di tim ataupun rekan yang tidak satu tim adalah hal wajar dan harus bisa kamu lakukan karena di perusahaan startup semua orang harus belajar untuk melakukan lebih dari yang menjadi deskripsi kerjanya. Prosesnya mungkin tidak mudah di awal, tapi kalau kamu mau belajar sedikit lebih fleksibel, seharusnya adaptasi kultur perusahaan tidak perlu menakuti kamu yang ingin masuk startup.

            6. Pensiunan yang jadi mentor, bukan lawan

            perusahaan startup

            © tampabay.com

            Banyak perusahaan startup didirikan oleh beberapa orang muda yang punya ide brilian dan terobosan baru tentang hal yang bahkan belum terpikir oleh banyak orang di waktu tersebut. Tapi seiring berjalannya perusahaan, perkembangan terus terjadi dan banyak investor yang mulai memercayakan modal pada startup. Untuk meningkatkan kualitas karyawan, biasanya ada beberapa pensiunan atau senior dari perusahaan besar yang diundang untuk jadi mentor atau pembicara di kelas pelatihan.

            Kadang, ada rasa tidak suka karena harus mendengar pengajaran dari pensiunan atau senior tadi, tapi seharusnya kamu memaksimalkan kesempatan belajar tersebut karena tidak mudah bisa berinteraksi dengan orang-orang penting di dunia bisnis jika bukan karena mereka diundang untuk membagi penagalamannya. Proses belajar ini akan terus berjalan karena perusahaan startup terus haus akan ilmu baru untuk membuat inovasi.

            7. Perusahaan yang memberi, perusahaan yang mengambil

            perusahaan startup

            © hackernoon.com

            Satu hal lagi yang perlu kamu tahu tentang perusahaan startup adalah segala benefit yang diberikan bisa kapan saja ditarik atau tidak lagi kamu dapatkan. Biasanya perusahaan startup yang masih baru dengan jumlah staf minim sesekali bisa mengajak seluruh isi kantornya untuk makan malam bersama. Outing 3 bulan sekali sambil melakukan meeting evaluasi juga masih sangat memungkinkan terjadi. Tapi jika perusahaan sudah makin besar dan berkembang, kemungkinan kegiatan dikurangi akan semakin besar karena target kerja yang lebih tinggi membuat jadwal pun semakin padat.

            Jangan bersedih dulu, biasanya akan ada benefit yang lebih praktikal akan mengganti kesenangan tadi, misalnya bonus per 4 bulan ataupun tambahan asuransi di luar BPJS.

            Dari 7 hal yang sudah saya jelaskan di atas, adakah yang membuat kamu urung untuk bekerja di perusahaan startup? Atau justru makin semangat untuk melamar? Intinya, kerja di perusahaan jenis apapun pasti punya tantangan masing-masing, kalau kamu semangat dan berpikir positif pasti pekerjaan lebih menyenangkan untuk diselesaikan.

            Baca Juga: 8 Tokoh Inspiratif Indonesia yang Mendominasi Dunia Startup

            Glints adalah platform yang membantu kamu untuk mengembangkan dirimu di dunia kerja. Sign up untuk mendapatkan update terbaru mengenai kesempatan bekerja sebagai full-time, part-time, hingga internship!

              Seberapa bermanfaat artikel ini?

              Klik salah satu bintang untuk menilai.

              Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

              Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

              We are sorry that this post was not useful for you!

              Let us improve this post!

              Tell us how we can improve this post?


              kerja di startup perusahaan startup startup

              Leave a Reply

              Your email address will not be published. Required fields are marked *

              Artikel Terkait

              • Dunia Kerja 10 Cara Berpikir Positif saat Menghadapi Tekanan di Kantor

                Shely Napitupulu 30 Jun 2018
              • Dunia Kerja 6 Tips Menghadapi Keberagaman Kultur di Kantor

                Shely Napitupulu 26 Jun 2018
              • Dunia Kerja 8 Hal yang Bisa Kamu Lakukan untuk Meringankan Beban Kerja di Startup

                Shely Napitupulu 25 Jun 2018
              • Dunia Kerja Berbagai Tips Manajemen Keuangan di Usia 20-an

                Shely Napitupulu 20 Jun 2018
              Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
              Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
              Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
              Kategori Topik
              • Tips Karier
              • Bidang Profesi
              • Konten Eksklusif
              • Kabar Glints
              Media Sosial
              • Facebook
              • Twitter
              • Instagram
              • LinkedIn
              Solusi Glints
              • Lowongan Kerja
              • Glints ExpertClass
              • Glints Community
              Scroll Up