9 Jenis Risiko Finansial yang Perlu Kamu Waspadai

Diperbarui 02 Agu 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Dalam finansial, risiko adalah faktor yang dapat menyebabkan kerugian atau hilangnya nilai suatu investasi atau aset. Maka, ada beragam jenis risiko finansial yang perlu kamu tahu.

    Dengan memahami risiko-risiko finansial ini dapat membantumu mengantisipasi berbagai macam tantangan investasi yang mungkin dihadapi.

    Dengan begitu, kamu bisa membuat keputusan untuk investasi lebih efektif dan terhidar dari kerugian besar.

    Nah, di artikel ini Glints akan memberi penjelasan singkat seputar ragam jenis risiko dalam dunia finansial. Simak artikelnya berikut ini, yuk!

    1. Risiko spekulatif

    Mengutip BFI Finance, risiko spekulatif adalah jenis risiko yang terjadi ketika seorang investor membuat keputusan finansial secara prematur.

    Hal ini bisa terjadi ketika seorang investor memiliki informasi yang terbatas tentang investasi. Terutama terkait kemungkinan suatu investasi dapat membuahkan hasil.

    Investor juga tidak melakukan riset secara mendalam seputar nilai investasinya atau terlalu berkomitmen dengan langsung mengalokasikan seluruh dana ke instrumen investasi tersebut.

    Hal tersebut tentu dapat membuat mereka rentan kehilangan uang dalam jumlah besar.

    Nah, untuk meminimalisir risiko ini kamu bisa melakukan riset seputar perubahan suatu instrumen investasi di pasar yang dapat memengaruhi kesuksesan investasimu.

    2. Risiko umur panjang

    Jenis risiko finansial ini berlaku pada investor yang hampir atau sudah pensiun.

    Di mana, simpanan masa pensiun tersebut ternyata tidak cukup untuk menutupi berbagai biaya pasca-pensiun.

    Misalkan, ada seseorang yang telah bekerja selama 30 tahun, namun ia harus mengandalkan uang tabungan sepanjang kariernya karena tidak memiliki pendapatan stabil.

    Hal tersebut memperbesar kemungkinan terjadinya risiko ini karena simpanan pensiunnya tidak cukup untuk menutupi biaya pasca-pensiun.

    Untuk menanggulangi risiko ini, kamu bisa;

    • Menambah uang di tabungan pribadi untuk mempersiapkan kehidupan pasca-pensiun.
    • Membuat budget untuk memindahkan uang gaji ke simpanan pensiun yang hanya bisa diakses saat situasi genting.
    • Bekerja sama dengan perencana keuangan untuk memprediksi biaya di masa depan dengan lebih akurat. Sehingga kamu bisa menyiapkan uang pensiun sesuai kebutuhanmu.

    3. Risiko tingkat suku bunga

    Jenis risiko finansial selanjutnya adalah risiko tingkat suku bunga. Dalam risiko ini, obligasi adalah instrumen investasi yang paling terdampak.

    Sebab, mengutip Beginners Buck, jika tingkat suku bunga naik, maka nilai investasi obligasmu akan turun.

    Untuk membatasi dampak dari risiko ini, kamu bisa mengukur suku bunga dan memprediksi kenaikannya.

    Dengan begitu, kamu bisa membuat keputusan yang lebih tepat seputar obligasi apa yang bisa dimanfaatkan.

    Baca Juga: Financial Health: Arti, Cara Mengukur, Cara Meningkatkannya

    4. Risiko politik

    Jenis risiko finansial lainnya yang perlu diperhatikan adalah risiko politik. Pergerakan dalam dunia politik bisa memengaruhi investasi luar negeri dan domestik.

    Misalkan, perubahan seperti pergantian kepala pemerintahan bisa memengaruhi arah transaksi bisnis negara tersebut dengan negara lainnya.

    Risiko ini dapat menyebabkan investor di setiap negara mengalami kerugian secara finansial.

    Supaya meminimalisir dampak risiko ini, cobalah untuk memperhatikan aktivitas di berbagai negara yang kamu tertarik melakukan investasinya.

    Dengan begitu, kamu bisa mengidentifikasi potensi terjadinya pergerakan politik yang dapat berpengaruh buruk pada investasimu.

    Nantinya, kamu bisa langsung melakukan penyesuaian.

    5. Risiko bisnis

    Mengutip Simplilearn, risiko bisnis adalah salah satu jenis risiko finansial yang mengacu pada kemungkinan sebuah perusahaan tidak mampu menghasilkan revenue untuk membiayai kegiatan operasionalnya.

    Perusahaan yang baru biasanya meminta investasi dari investor perseorangan atau firma untuk membayar biaya-biaya bisnisnya seperti;

    • membayar gaji karyawan
    • membangun fasilitas
    • menjual produk atau layanannya

    Tentunya, memulai bisnis adalah suatu hal yang sangat berisiko dan ada kemungkinan tidak berjalan sukses.

    Sehingga, investor mengalami risiko ini karena mereka bisa kehilangan uang yang telah diinvestasikan untuk meluncurkan sebuah bisnis.

    Untuk meminimalisir risiko ini, kamu bisa berinvestasi di perusahaan yang memiliki misi dan rencana perkembangan yang jelas.

    6. Risiko inflasi

    Jenis risiko finansial lainnya yang perlu diperhatikan adalah risiko inflasi. Hal ini karena inflasi bisa menurunkan daya beli uang yang sedang kamu pegang.

    Misalkan, kamu bisa membeli 5 buah roti dengan uang Rp10.000. Setelah inflasi, kamu hanya bisa membeli 4 buah roti yang sama dengan uang Rp10.000.

    Untuk melindungi finansialmu dari inflasi, kamu bisa mencoba berinvestasi saham. Di mana, harga saham akan turut meningkat seiring inflasi terjadi.

    Hal tersebut secara tidak langsung akan mempertahakan daya belimu meski telah terjadi inflasi.

    Baca Juga: 7 Pengeluaran Tidak Terduga yang Harus Kamu Antisipasi dari Sekarang

    7. Risiko konsentrasi

    Risiko finansial ini bisa terjadi ketika kamu memfokuskan uangmu pada satu jenis investasi saja.

    Sering kali, jenis instrumen investasi yang saling terkait dapat memengaruhi harga antara satu sama lain.

    Sehingga, ketika harga salah satu aset turun, maka instrumen investasi yang lainnya pun akan mengikutinya.

    Misalkan, kamu memfokuskan 90% uangmu untuk investasi di bidang properti.

    Ketika pasar properti menurun, kamu akan kehilangan uang lebih banyak dari investor yang melakukan diversifikasi investasi.

    8. Risiko istimewa

    Mengutip Indeed, jenis risiko finansial ini adalah suatu hal yang unik dan hanya terjadi pada satu perusahaan atau industri tertentu.

    Misalkan, ada masalah internal perusahaan atau di lapangan yang dapat mengakibatkan bisnis kehilangan uang.

    Sebagai contoh, adanya perubahan dalam peraturan perundang-undangan menyebabkan perusahaan yang bergerak di bidang energi tak bisa mengambil bahan mentah seperti minyak dari beberapa area tertentu di satu negara.

    Investor yang memiliki investasi di industri tersebut akan melihat nilai investasinya berkurang karena perusahaan energi menjadi lebih sedikit menjual produknya.

    Cara meminimalisir risiko ini adalah dengan memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi industri atau perusahaan yang ingin kamu dukung melalui investasi.

    9. Risiko manajemen

    Jenis risiko finansial ini berasal dari kebijakan manajemen dan kepemimpinan perusahaan yang tidak efektif.

    Jika praktik yang dijalankan manajemen perusahaan tidak efektif, hal tersebut dapat memengaruhi sumber pendapatan perusahaan.

    Tentu, hal tersebut akan menurunkan nilai saham yang dipegang olehmu sebagai investor.

    Misalkan, jika pemimpin di sebuah startup teknologi tidak memiliki rencana perkembangan yang jelas, hal tersebut bisa menurunkan revenue perusahaan.

    Hal tersebut tentu bisa menurunkan dividen yang bisa investor dapatkan.

    Untuk menanggulangi hal ini, kamu bisa mencoba untuk memilih berinvestasi di perusahaan yang memiliki reputasi bagus di industrinya.

    Baca Juga: Compounding Effect: Arti, Rumus, Mengapa Penting, Contohnya

    Itu adalah beberapa jenis risiko finansial yang bisa kamu perhatikan dan pelajari. Dengan begitu, kamu bisa mengantisipasinya lalu membuat keputusan yang tepat bagi investasimu.

    Selain tentang risiko finansial, kamu bisa mendapatkan lebih banyak insight seputar keuangan dengan baca kumpulan artikel dari Glints, lho.

    Nah, kamu bisa mengakses seluruh artikelnya dengan klik di sini, lho. Yuk, klik sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 2 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait