Harapan Orang Tua vs Impian, Perjalanan Dimas Temukan Karier yang Puaskan Diri

Diperbarui 02 Okt 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Hampir semua orang mungkin pernah mengambil keputusan yang bukan didasari oleh keinginan sendiri.

    Hal yang sama juga dialami oleh Dimas Budi Wicaksono yang selama ini selalu mengikuti arahan orang tuanya, baik dalam memilih jurusan kuliah hingga pekerjaan setelah lulus.

    Setelah mencoba berusaha menjalaninya, Dimas sampai di suatu titik di mana ia merasa bahwa ini bukanlah jalan yang tepat.

    Namun, tantangan yang harus diatasi tidak sebatas mencari karier yang pas, tetapi juga konflik internal dengan diri sendiri dan kehilangan dukungan orang terdekat.

    Dimas Budi Wicaksono

    © Glints

    Berusaha Ikuti Kemauan Orang Tua

    Orang tua Dimas mengarahkan anaknya untuk memilih jurusan kuliah dengan prospek karier yang menurut mereka sudah jelas & pasti setelah lulus nanti.

    Maka, Dimas pun mengikuti keinginan orang tua untuk kuliah di bidang hukum.

    Sejalan dengan itu, mereka juga sebenarnya lebih mengharapkan agar Dimas bisa bekerja di BUMN, bank, atau sebagai PNS karena pertimbangan stabilitas dan kepastian karier.

    Meski tak sesuai dengan keinginan, Dimas tetap berusaha menyelesaikan perkuliahan dan lulus sebagai sarjana hukum, lalu bekerja di bidang yang sama sebagai legal officer.

    Setelah berusaha keras menjalaninya, ia merasa sangat kesulitan dan menyadari bahwa tipe pekerjaan yang teratur dan baku memang kurang cocok untuknya.

    “Ada satu momen di mana aku ngerasa disconnected banget sama kerjaanku, gak bisa ngikutin diskusi seperti rekan-rekan lain yang memang passionate di bidang ini.”

    Mulai Berani Ambil Keputusan Sendiri

    Di masa-masa sulitnya, Dimas mulai melihat titik terang saat ia mengikuti acara sebuah studio yoga dan bertemu dengan koneksi yang menawarkan peluang freelance social media.

    Tanpa berpikir panjang, ia memutuskan untuk mengambilnya meski tanpa mengantongi pengalaman yang relevan.

    Menyadari bahwa ia harus asah skill baru, Dimas memilih untuk belajar melalui bootcamp. Ternyata, inilah awal dari titik balik kehidupannya.

    Perlahan, Dimas mulai menyadari bahwa ia mungkin lebih cocok bekerja di lingkungan yang lebih fleksibel dan memerlukan kreativitas.

    Selain itu, ia sendiri mendambakan karier yang memberi dirinya fulfillment atau kepuasan diri.

    Dimas akhirnya memberanikan diri untuk switch career, meski di kepalanya masih berkecamuk banyak kebingungan dan kekhawatiran karena harus mulai berkarier dari nol.

    Mengetahui bahwa anaknya memutuskan untuk mengambil jalur karier berbeda, saat itu reaksi spontan orang tua Dimas tentu tidak sesuai dengan harapan.

    Dimas kemudian menerima penolakan dari orang tuanya hingga terjadi ketegangan di antara mereka selama beberapa waktu.

    “Pada saat itu, ya, memang cuma bisa dengerin mereka dan minta maaf aja. Tapi dari situ ada dorongan untuk membuktikan diri.”

    Mindfulness, Adaptasi, dan Lembaran Baru

    Beradaptasi dari pekerjaan di bidang hukum ke digital marketing sama sekali bukan perkara mudah.

    Sama seperti career switcher (orang yang memutuskan ganti karier) lainnya, Dimas sering merasa tertinggal dari mereka yang dari awal sudah menekuni bidang ini.

    Namun, ia menemukan sendiri coping mechanism atau kiat-kiat untuk mengatasi semua hambatan tersebut.

    “Banyak sharing sama mereka yang punya pengalaman serupa, teman-teman di bootcamp, konsultasi sama career coach, nyoba meditasi dan mindfulness dari yoga itu sendiri juga sangat membantu.”

    Semakin tekun mengembangkan diri, kini Dimas akhirnya menemukan karier yang sangat ia nikmati sebagai Senior Account Executive di Daehong Communications melalui Glints. 

    Perjalanan kariernya kali ini terasa lebih berkesan, mengingat Dimas hanya menunggu sekitar 4 hari sampai lamarannya direspons oleh rekruter.

    Dimas juga merasa terbantu berkat notifikasi progres lamaran plus tidak adanya bug atau error sama sekali. Ditambah lagi fitur-fitur Glints yang cukup memudahkan, seperti cover letter yang otomatis terlampir saat mengirim lamaran.

    Bekerja di agensi periklanan asal Korea Selatan ini memungkinkan Dimas untuk mengerjakan project di beberapa negara dan bertemu banyak orang baru, selaras dengan hal yang selalu ia sukai.

    Lama-kelamaan, Dimas berhasil mendapatkan kembali kepercayaan dan dukungan dari orang tua, bahkan membuat mereka terlihat bangga dengan pencapaian kariernya.

    “Mulai bangun komunikasi lagi sama orang tua, sampai di satu poin di mana Mama akhirnya bilang ‘yang penting Dimas happy’. Mereka tahu pencapaianku sekarang dan kelihatannya cukup bangga, ya.”

    Rahasia Sukses menurut Dimas

    Ganti karier sekaligus mendapat pertentangan dari orang terdekat memang salah satu tantangan yang sering dihadapi saat kita mengejar pekerjaan impian.

    Untuk teman-teman yang sedang menghadapi kesulitan serupa, pengalaman dan bukti nyata kesuksesan Dimas ini bisa jadi sumber inspirasi.

    Pernah dengar slogan Nike yang ‘Just Do It’? Nah, itu yang selalu aku ingat. Aku juga selalu berusaha fokus dengan apa yang bisa aku kontrol dan fokus di masa sekarang.

    Di masa-masa sulit, kita tidak bisa selalu mengandalkan bantuan orang lain. Oleh karenanya, satu pelajaran penting lain yang ingin Dimas bagikan adalah pentingnya bersahabat dengan diri sendiri. 

    Semoga cerita Dimas di atas bisa memberimu secercah harapan dan inspirasi cara terbaik menghadapi kesulitan dalam perjalanan kariermu.

    Kalau kamu mau mengenal Dimas lebih jauh, ayo ikuti akun media sosial LinkedIn Dimas di sini!

    Kamu juga bisa, lho, temukan peluang karier yang sesuai passion dan puaskan batin lewat Glints seperti Dimas.

    Caranya mudah, cukup cek lowongan kerja di Glints, lalu temukan dan lamar pekerjaan yang sesuai dengan impianmu. 

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 3.7 / 5. Jumlah vote: 6

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait