Bisa Berdampak Buruk, Hati-hati dengan Penggunaan False Advertising
Isi Artikel
False advertising adalah sebuah permasalahan yang sudah lama mengancam masyarakat di dunia maya.
Namun, sekarang ini, di era yang semakin modern, bentuk iklan yang tak berbeda jauh dari hoax ini kian menjamur dan dapat ditemukan di mana-mana.
Tak hanya merugikan masyarakat, nyatanya, iklan palsu seperti ini juga bisa berdampak buruk, lho, untuk perusahaan.
Nah, agar terhindar dari risiko berbahaya iklan palsu, Glints akan paparkan serba-serbinya, mulai dari definisi hingga ciri-ciri khusus untuk kamu. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Buat Calon Pembeli Makin Yakin dengan Produkmu dengan Comparative Advertising
Apa Itu False Advertising?
Disari dari laman DCBA, false advertising adalah sebuah iklan yang terbentuk dari kumpulan informasi dan petunjuk yang salah.
Tujuan dari format iklan ini adalah untuk menggambarkan kualitas produk atau layanan yang baik supaya pelanggan sepakat untuk membelinya.
Umumnya, hal ini terjadi karena pasar dan kompetisi yang semakin ketat, sedangkan produk atau layanan yang ditawarkan tidak mampu bersaing.
Nah, supaya bisa tetap relevan meskipun sedang dalam posisi yang tidak menguntungkan, perusahaan mulai membentuk false advertising.
Dengan jargon-jargon seperti ‘produk terbaik’ atau ‘kualitas nomor satu’, pelanggan yang kurang jeli bisa menjadi korban.
Jenis-Jenis False Advertising
Seperti yang sudah Glints jelaskan, false advertising terbentuk dari kumpulan informasi yang tidak benar.
Kendati demikian, iklan palsu bisa dirancang menjadi berbagai tipe, sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang melakukannya.
Kira-kira, apa saja, sih, jenis-jenis false advertising yang perlu kamu kenali? Berikut adalah penjelasannya:
1. Bait and switch
Melansir laman Forrest Lamothe, jenis false advertising yang sering dimanfaatkan adalah bait and switch.
Bait and switch biasanya diciptakan saat perusahaan mengiklankan produk yang sebenarnya tak akan mereka jual.
Tujuan dari iklan palsu ini adalah agar pelanggan datang ke toko retail mereka dan membeli produk-produk lainnya.
Sebagai contoh, perusahaan perabotan mengiklankan produk meja lipat yang persediaannya terbatas.
Namun, saat pelanggan tiba di toko untuk membelinya, karyawan akan mengungkapkan bahwa meja lipatnya sudah habis
2. Foto yang tak serupa
False advertising berikutnya dapat kamu lihat dalam kehidupan sehari-hari, biasanya saat sedang memesan makanan atau membeli barang di toko serbaguna.
Ya, terkadang, perusahaan tak ragu untuk menempatkan foto produk yang tak serupa dengan deskripsi aslinya.
Tujuannya sederhana, yakni agar produk yang mereka iklankan terlihat lebih menggiurkan.
Baca Juga: Audience Retention, Metrik YouTube Analytics untuk Ketahui Persentase Kepuasan Penonton
3. Pemalsuan harga
Menyadur Justia, jenis false advertising berikutnya adalah iklan yang memalsukan harga produk atau layanan.
Umumnya, jenis iklan palsu ini dapat ditemukan pada perusahaan telekomunikasi.
Sebagai contoh, perusahaan mengiklankan kartu perdana dengan harga yang murah.
Namun, untuk mendapatkan fitur yang seharusnya terdapat dalam paket umum, perusahaan akan mengajukan biaya tambahan yang tak ditempatkan dalam iklan.
4. Klaim yang tak pernah terbukti
Selanjutnya adalah iklan dengan jargon-jargon klaim yang sebenarnya tak pernah mereka dapatkan.
Jenis iklan palsu ini ditujukan agar pelanggan merasa bahwa mereka telah membeli produk terbaik yang tak bisa mereka dapatkan di perusahaan lain.
Nyatanya, manfaat dan kualitas tersebut tak akan mereka dapatkan. Klaim-klaim kualitas terbaik ini tidak pernah diraih produk.
Yang ingin perusahaan lakukan hanyalah untuk menggiur pelanggan agar membeli produk tersebut.
Dampak False Advertising Bagi Perusahaan
Mungkin, menyebarkan iklan palsu adalah suatu hal yang menggiurkan, terutama karena adanya jaminan pelanggan yang banyak.
Kendati demikian, jenis pemasaran seperti ini bisa membawa dampak yang sangat buruk bagi perusahaan.
Kira-kira, seperti apa pengaruh false advertising untuk perusahaan yang menyebarkannya? Menurut Chron, berikut adalah pemaparannya:
- Bisnis perusahaan terancam hukuman pidana
- Perusahaan bisa mengalami penurunan dalam bidang sales
- Customer loyalty akan menghilang
- Perusahaan memiliki reputasi yang buruk
- Perusahaan akan sulit untuk berkembang
Baca Juga: Advertising Campaign: Kunci Sukses Marketer untuk Meningkatkan Penjualan
Intinya, false advertising adalah sebuah iklan dengan sajian informasi yang salah dan menyesatkan.
Iklan palsu ini bisa membahayakan bagi pelanggan, akan tetapi, bisa menjadi lebih fatal bagi bisnis perusahaan.
Maka dari itu, jenis iklan ini harus dihindari, baik sebagai seorang pelanggan ataupun advertiser.
Nah, setelah memahami informasi di atas, kamu tertarik untuk terjun dalam dunia periklanan? Yuk cari lowongan pekerjaan dalam industri ini di Glints.
Daftarkan dirimu di Glints sekarang untuk mengetahui lowongan pekerjaan kekinian dalam industri periklanan.