7 Etiket dalam Jabat Tangan ini Jangan Dianggap Remeh!

Diperbarui 07 Apr 2022 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Pertemuan pertama dalam berjejaring adalah momen krusial dalam meninggalkan kesan baik pada hubungan bisnis dan profesional. Banyak hal yang bisa kamu dapatkan dari pertemuan pertama dalam berjejaring seperti calon klien, calon atasan, calon karyawan, calon investor, atau bahkan calon mertua. Salah satu elemen penting dalam pertemuan pertama adalah jabat tangan.

    Bila kamu menganggap jabat tangan adalah hal yang sederhana, sebaiknya kamu perlu berpikir ulang. Baca artikel ini dan kamu akan mendapat insight baru tentang jabat tangan. Berikut saya sajikan 7 hal yang penting diperhatikan dalam etiket jabat tangan dengan seseorang, terutama dalam pertemuan profesional.

    Baca Juga: 6 Hal yang Harus Dilakukan Saat ke Acara Networking

    1. Bagaimana memulainya?

    © Freepik.com

    Hal pertama yang harus kamu perhatikan dalam jabat tangan adalah bagaimana memulai jabat tangan itu sendiri, atau lebih tepatnya, siapa yang harusnya terlebih dahulu memulai jabat tangan. Yang jelas, gender seseorang tidak mempengaruhi urutan, karena dalam situasi bisnis, jenis kelamin dianggap tidak relevan. Hal yang paling berpengaruh dalam urutan jabat tangan adalah pangkat seseorang di suatu organisasi. Biasanya, jabat tangan ditawarkan oleh orang yang memiliki otoritas lebih tinggi kepada orang yang statusnya lebih rendah. Sebagai contoh, dalam sebuah wawancara kerja, jabat tangan harusnya ditawarkan oleh si pewawancara. Contoh lainnya, dalam pertemuan keluarga pertama, calon mertua yang harusnya mengawali jabat tangan kepada calon menantu.

    Bila dalam suatu kesempatan kamu memiliki status yang lebih rendah namun sudah terlanjur menawarkan jabat tangan terlebih dahulu, jangan sekali-kali menarik tanganmu kembali karena sikap tersebut dianggap kasar di mata orang lain. Kamu juga tidak perlu meminta maaf. Tersenyumlah dan lanjutkan dengan perkenalan diri. Selain itu, menurut anggapan pribadi seorang CEO, orang yang mengulurkan tangan terlebih dahulu untuk berjabat tangan memberi kesan percaya diri dan kepastian.

    2. Berdiri dan lihat matanya

    jabat tangan

    © Thebalance.com

    Jika kamu sedang duduk dan secara fisik mungkin untuk berdiri, berdirilah sebelum berjabat tangan. Selain untuk menyetarakan posisi tubuh dan tangan dengan orang yang mengajak atau kamu ajak berjabat tangan, sikap berdiri juga menunjukkan penghormatan. Kemudian tatap wajah orang tersebut dan lakukan kontak mata. Berikan senyuman yang tulus agar rasa bahagia terpancar dari dirimu. Usahakan posisi tubuh yang diam dan stabil saat berjabat tangan agar kamu tidak terkesan terburu-buru pergi. Bila sebelum jabat tangan kamu sedang berjalan, cobalah berhenti dan hadapkan tubuhmu pada orang tersebut.

    3. Sapa dengan namanya

    jabat tangan

    © Money.usnews.com

    Setelah kamu mengulurkan tangan, berkenalanlah dengan orang tersebut. Begitu kamu mengetahui namanya, berilah kalimat penghormatan seperti, “Senang bertemu dengan Anda, Pak Budi.” Jika kamu punya kalimat baik lain yang sesuai dengan situasi, kamu bisa menambahkannya, tapi jangan terlalu berlebihan. Berkenalanlah dengan wajar namun tetap memberikan suasana yang menyenangkan.

    Seringkali, kita lupa nama orang yang baru saja kita ajak berkenalan. Jangan sampai hal ini terjadi padamu. Tips untuk menghindarinya, ulang-ulangi nama orang tersebut selama perbincangan. Satu kali saat pertama kali berjabat tangan, kemudian beberapa saat setelahnya, kemudian saat berjabat tangan yang kedua kali sebelum kamu dan orang tersebut berpisah. Selain membantumu mengingat, cara mengulang-ulang nama tersebut bisa memberi kesan yang kuat pada orang lain bahwa kamu berusaha untuk mengingat namanya.

    4. Perhatikan genggamanmu

    jabat tangan

    © Businessadvice.co.uk

    Sebelum mengulurkannya untuk berjabat tangan, pastikan telapak tanganmu kering dan bersih. Jika telapak tanganmu basah atau berkeringan, kamu bisa menggunakan sisi celana atau bawahanmu untuk mengeringkannya. Jangan sepelekan hal ini! Bahkan menurut para eksekutif perusahaan Fortune 500, bersalaman dengan orang yang telapak tangannya berkeringat menempati urutan kedua dalam daftar hal yang memberi kesan negatif dari seseorang. Selain itu perhatikan juga apakah kamu sedang memakai cincin di jari tangan kananmu yang kamu pakai untuk bersalaman. Hati-hati, cincin yang besar bisa menekan kulit telapak tangan lawan jabat tanganmu. Jika kamu memakainya kamu mungkin perlu menyesuaikan genggaman tanganmu nanti.

    Setelah itu, mulailah mengulurkan tanganmu dengan lembut namun tetap terkesan tegas. Pastikan sudut antara jempol dan jari telunjukmu bertemu dengan bagian yang sama milik lawan bicaramu. Genggam telapak tangannya dengan mantap namun tidak sampai meremukkannya. Apabila ia memberikan genggaman yang terlalu lemah, kamu mungkin perlu sedikit memberi tekanan sebagai kode baginya untuk memantapkan genggaman tangan. Namun bila lawan bicaramu terlihat kurang sehat, sedang sakit, atau berusia lanjut, kamu juga tidak perlu memaksakannya.

    Baca Juga: 6 Hal yang Perlu Dilakukan Mahasiswa saat Konferensi Internasional

    5. Durasi tak kalah penting

    jabat tangan

    © Asiaspeakers.org

    Banyak orang memilih jabat tangan yang singkat. Jika statusmu lebih rendah daripada lawan jabat tanganmu, amati dan ikuti gerakan tangannya, jangan melepas sebelum ia melepas genggaman tangannya. Jika jabat tangan sudah melewati sekitar lima detik, kamu bisa mulai melepas genggaman tangan dengan sopan dan halus. Sekali lagi, jangan lupa untuk tetap menjaga kontak mata dan ekspresi ramah untuk memberikan kesan perkenalan pertama yang positif.

    6. Jangan remehkan bahasa tubuh

    jabat tangan

    © Unleashingyourbrand.com

    Biasanya orang menggunakan tangan kanan untuk bersalaman. Di Indonesia sendiri, tangan kanan secara umum dianggap lebih sopan dibanding tangan kiri sehingga selalu digunakan untuk berjabat tangan. Namun, jangan lupakan peran tangan kirimu. Idealnya, tangan kiri harus terlihat oleh lawan bicara dan tidak sedang menggenggam. Selain itu, jangan masukkan tangan kiri ke dalam kantong celana atau jas agar tidak terkesan defensif dan tertutup.

    Di sisi lain, dalam situasi bisnis yang umum, jangan libatkan tangan kiri dalam berjabat tangan dengan menyentuh lengan lawan bicaramu atau menutup telapak tangannya. Tapi apabila situasinya lebih personal, misal saat bersalaman dengan keluarga atau teman dekat, kamu baru boleh melakukannya.

    7. Gerakkan tangan

    jabat tangan

    © Forbes.com

    Setelah telapak tanganmu dan orang tersebut sudah menempel, goyangkan ke atas dan bawah sambil tetap menjaga kontak mata. Jangan menggoyangkan jabatan tangan lebih dari tiga kali agar jabatan tanganmu tetap nyaman bagi lawan bicaramu.

    Latih cara genggaman jabat tangan saat berjumpa dengan teman atau saudaramu agar begitu kamu mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan orang baru, kamu sudah terbiasa. Memang nampak rumit dan penuh dengan detail. Namun dengan latihan dan kebiasaan jabatan tanganmu akan memberi dampak yang luar biasa pada pertemuan pertama. Di sisi lain, mungkin kamu menganggap cara berjabat tangan adalah hal yang sepele. Faktanya, para profesional pun banyak yang melupakannya. Hal ini sangat berpengaruh negatif pada kesan yang diberikan pada orang yang baru mengenalnya.

    Baca Juga: Tetap Perhatikan 6 Gerak Tubuh Berikut Ini saat Video Conference

    Tertarik mencari tahu tentang tips-tips seputar etiket di dunia profesional seperti ini? Atau kamu masih merasa kurang percaya diri dalam memasuki dunia kerja? Di Glints, kamu bisa mendapatkan tips dan trik serta informasi lengkap seputar karier di dunia profesional. Kamu juga bisa mulai mencari lowongan kerja sesuai bidang yang kamu tekuni, mulai dari magang, full-time, part-time, hingga project-based. Segera sign up sekarang dan dapatkan semua informasinya!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 4.3 / 5. Jumlah vote: 34

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait