Benarkah Delirium Gejala Awal Virus Corona? Simak Selengkapnya di Sini!

Diperbarui 27 Jul 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Menjelang tahun baru 2021, WHO resmi menetapkan delirium sebagai gejala baru dari pandemi Covid-19.

    Penyakit yang umumnya dikaitkan dengan kesehatan mental ini tak hanya mengganggu psikis pengidap, tetapi juga kebugaran fisik mereka.

    Namun, karena efeknya yang samar dan tak nampak jelas, banyak pengidap yang meremehkannya.

    Oleh karena itu, Glints akan memaparkan serba-serbi delirium, mulai dari definisi, pemicu, hingga dampak membahayakannya bagi para pekerja. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

    Baca Juga: Gangguan Depresi atau Corona Blues? Ini Cara Membedakannya

    Apa Itu Delirium

    delirium

    © Freepik.com

    Diberitakan oleh CNN Indonesia, delirium merupakan sebuah kondisi di mana penderita mengalami rasa bingung karena kesadaran yang terus berkurang.

    Permasalahan ini bisa mengganggu konsentrasi hingga cara berperilaku dan berpikir pasien yang mengidapnya.

    Tak hanya itu, penyakit ini juga bisa menyebabkan berbagai permasalahan lainnya, seperti merusak pola tidur hingga gangguan ingatan.

    Menurut penelitian di Universitas Oberta de Catalunya, Spanyol, bila tak segera diperiksa, penyakit ini bisa menyebabkan kerusakan berlanjut pada mental dan otak pasien.

    Apa Hubungan Delirium dan Covid-19

    delirium

    © Freepik.com

    Mungkin kini kamu bertanya-tanya, apa hubungan penyakit yang berkaitan dengan neurologis dengan Covid-19?

    Nah, melansir laman Detik Health, delirium umumnya terjadi beriringan dengan gejala Covid-19 lainnya, seperti hilangnya indera penciuman dan sesak napas.

    Studi yang telah diterbitkan Journal of Clinical Immunology and Immunotherapy tersebut juga menekankan hubungan virus Corona dengan otak manusia sebagai sumber utama saraf.

    Para pakar dan peneliti mengungkapkan bahwa Covid-19 mengambil andil dalam perubahan neurokognitif dalam otak.

    Permasalahan inilah yang nantinya akan menyebabkan sakit kepala dan delirium.

    Apa yang Menjadi Pemicu Delirium?

    delirium

    © Freepik.com

    Menurut Mayo Clinic yang dikutip oleh Detik Health, gejala delirium bisa dimulai dengan pesat, dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari.

    Efeknya bisa fluktuatif selama sepanjang hari, tetapi, akan ada periode di mana tak nampak adanya gejala sama sekali.

    Nah, gejala-gejala yang timbul ini tentunya memiliki beragam pemicu. Mulai dari kondisi psikis hingga kesalahan-kesalahan kecil yang tak luput dilakukan manusia.

    Seperti apa, sih, penyebab timbulnya delirium pada pasien-pasien Covid-19? Berikut penjelasannya:

    1. Hypoxia

    Pemicu pertama penyakit delirium pada pengidap virus corona adalah hypoxia.

    Kondisi satu ini terjadi saat jaringan otak manusia kekurangan kadar oksigen untuk memroses seluruh tubuh.

    Hal ini dapat menyebabkan pembengkakan saraf dan edema. Bahkan, bila tak segera dirawat, hypoxia bisa merusak hingga mengubah fungsi otak penderitanya.

    Baca Juga: Jangan Panik, Ini yang Harus Kamu Lakukan jika Terkena Corona

    2. Peradangan

    Peradangan atau yang disebut juga dengan badai sitokin, merupakan sebuah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif.

    Hal ini bukanlah suatu kondisi yang baik, bila kekebalan tubuh terlalu sibuk, ia bisa merusak atau mengubah fungsi otak.

    3. Toksisitas neural

    Pemicu delirium berikutnya yang perlu kamu ketahui adalah toksisitas neural.

    Kondisi satu ini merupakan komplikasi yang terjadi saat Covid-19 secara langsung menyerang fungsi saraf hingga tingkat sel.

    Meskipun jarang terjadi, kamu tetap perlu waspada dengan gejala berbahaya ini.

    Nah, tak berhenti di sini, gejala corona yang kerap mengganggu pekerja dan lanjut usia ini juga memiliki penyebab lainnya, lho. Berikut pemaparannya menurut Kompas:

    • Malnutrisi, dehidrasi
    • Kurang tidur
    • Tekanan emosional yang besar
    • Demam atau infeksi akut 
    • Paparan toksin dalam tubuh, disebabkan oleh obat atau karbon dioksida
    • Penyakit parah lainnya

    Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Delirium

    © Unsplash.com

    Setelah melihat gejala serta penyebabnya, kini kamu perlu mengenal ciri-ciri yang kerap timbul saat seseorang mengalami delirium.

    Meskipun tak kentara seperti dampak pandemi Covid-19 pada kesehatan mental lainnya, beberapa gejala yang timbul masih dapat kamu kenali.

    Mengapa mengetahui ciri-ciri penderita penyakit ini penting? Agar sebagai pekerja, kamu dapat dengan segera mengantisipasinya bila terjadi pada diri sendiri.

    Nah, melansir Mayo Clinic, ciri-ciri orang dengan gejala delirium adalah seperti berikut ini:

    • Tidak bisa fokus, bahkan pada pekerjaan yang simpel dan praktis
    • Disorientasi, kerap merasa bingung dan tersesat
    • Konsentrasi dapat teralihkan dengan mudah
    • Menarik diri dari interaksi sosial yang terjadi di lingkungan hidup
    • Sulit berbicara atau merespon saat sedang berbincang

    Baca Juga: Penyebab Utama Stres saat WFH dan Cara Mengatasinya

    Itu dia serba-serbi delirium yang telah Glints rangkum khusus untuk kamu.

    Intinya, penyakit ini telah dinobatkan sebagai gejala awal saat seseorang terpapar virus Corona.

    Sebagai pekerja, tentunya kamu memiliki berbagai kewajiban yang harus kamu tunaikan.

    Tak hanya perihal pekerjaan, namun juga kesehatan yang penting untuk menunjang produktivitas.

    Oleh karena itu, bila kamu merasa memiliki gejala-gejala di atas, Glints menyarankanmu untuk beristirahat dan segera melaporkannya pada ahli medis.

    Jangan lupa untuk tetap di rumah, dan patuhi protokol kesehatan di daerahmu, ya!

    Tetap up to date dengan informasi kesehatan di tempat kerja, meskipun pandemi sudah mereda, jangan sampai lengah dan abai pada kesehatanmu.

    Yuk, baca artikel kesehatan lainnya dari Glints, temukan selengkapnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait