Gangguan Depresi atau Corona Blues? Ini Cara Membedakannya

Diperbarui 01 Des 2020 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Apakah kamu merasa emosimu tidak stabil semenjak pandemi? Apakah kamu sering merasa tidak bersemangat untuk melakukan hal-hal yang biasanya terasa menyenangkan? Hati-hati, bisa jadi kamu mengalami corona blues.

    Gejala-gejalanya cukup mirip dengan gejala yang umum muncul pada penderita depresi. Oleh sebab itu, banyak yang menyalah artikannya sebagai gangguan depresi.

    Lalu, gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan? Bagaimana membedakannya dengan gangguan depresi? Simak penjelasannya dalam artikel berikut.

    Baca Juga: WFH Berbulan-bulan, Waspada Cabin Fever!

    Apa Itu Corona Blues?

    Istilah corona blues pertama kali populer di Korea Selatan. Istilah ini digunakan pemerintah Korea Selatan untuk menjelaskan masalah mental yang muncul akibat pandemi COVID-19.

    Dilansir dari Korea Times, masalah mental ini mengandung unsur depresi, kelelahan, keputusasaan dan perasaan bahwa bekerja itu tidak menyenangkan tetapi tidak dapat dihindari.

    Menurut psikolog Vaile Wright dari American Psychological Association, gejala blues ini dapat muncul dan pergi.

    Ini yang membedakannya dengan gangguan depresi. Wright menyebutnya sebagai gangguan depresi situasional.

    Gejala dan Perbedaannya dengan Depresi

    © Unsplash

    Corona blues memiliki gejala yang hampir sama dengan gangguan depresi. Berikut beberapa gejala yang perlu kamu waspadai.

    • Suasana hati sedih, cemas, atau “kosong” yang terus-menerus.
    • Perasaan putus asa atau pesimis.
    • Mudah marah dan emosional.
    • Merasa bersalah, tidak berharga atau tidak berdaya.
    • Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan aktivitas.
    • Mengalami kelelahan.
    • Bergerak atau berbicara lebih lambat dari biasanya.
    • Merasa gelisah atau kesulitan untuk tenang.
    • Kesulitan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
    • Mengalami masalah tidur seperti insomnia atau tidur terlalu lama
    • Perubahan nafsu makan dan/atau berat badan
    • Memiliki tentang kematian atau bunuh diri, atau melakukan upaya bunuh diri.
    • Merasakan sakit atau nyeri, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan tanpa penyebab fisik yang jelas dan/atau yang tidak mereda bahkan dengan pengobatan.

    Lantas, apa yang membedakan corona blues dengan gangguan depresi? Daftar pertanyaan berikut dapat membantumu membedakannya.

    • Bagaimana perasaanmu sebelum situasi ini? Jika kamu baik-baik saja sebelum pandemi, kemungkinan besar depresi yang kamu alami bersifat situasional.
    • Apakah kamu sering merasa tertekan selama masa-masa stres? Jika depresi hilang saat stres mereda, mungkin kamu mengalami depresi situasional.
    • Selama masa sulit, apakah berita yang penuh harapan meningkatkan semangatmu? Depresi klinis sering kali tidak merasalebih baik dengan berita yang penuh harapan.
    • Apakah kamu mampu mengatasinya? Jika kamu mengalami berbagai gejala depresi selama lebih dari 14 hari secara berturut-turut, itu adalah saatnya untuk kamu mencari bantuan profesional.

    Baca Juga: 6 Tips Atasi Stres Karena Corona agar Tetap Produktif

    Cara Mengatasi Corona Blues

    © Forbes.com

    Eric Lewandowski, asisten profesor klinis di NYU Langone menyebutkan bahwa hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menyadari bahwa masalah ini normal terjadi pada saat pandemi.

    Kamu harus menyadari dan menerima bahwa sebagian besar aspek hidupmu berubah 180 derajat akibat pandemi.

    corona blues dapat diatasi dengan melakukan beberapa cara berikut.

    • Hubungi teman atau keluarga, termasuk kontak tatap muka virtual melalui Zoom atau Google Hangouts, bukan hanya teks atau telepon
    • Lakukan kegiatan yang produktif, seperti mengikuti webinar atau bahkan memberikan dukungan atau bantuan dengan aman kepada orang lain selama pandemi COVID-19.
    • Berolahraga untuk mengaktifkan tubuh.
    • Melakukan hobi atau kegiatan menyenangkan lainnya yang untuk meningkatkan mood.
    • Menjaga rutinitas tidur yang konsisten. Jadwal tidur dan waktu bangun yang teratur akan membantu menjaga kesehatan dan suasana hati.

    Lewadownski juga menyarankanmu untuk mengidentifikasi aktivitas atau tindakan yang berpotensi meningkatkan mood, meski sedikit.

    Cara lain yang bisa kamu lakukan menurut UT Health San Antonio adalah dengan menjaga pola makan.

    Pola makan yang sehat adalah makan buah-buahan dan sayuran, makanan utuh, makanan olahan minimal, menghindari makanan yang digoreng atau makanan yang sangat tinggi gula atau tinggi lemak.

    Menghindari gadget, berita, atau media sosial untuk sementara waktu juga dapat membantumu mengatasi corona blues.

    Cobalah untuk mengurangi penggunaan gadget dan konsumsi media sosial. Cobalah untuk bersantai.

    Maka kamu akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk tidur nyenyak.

    Tips-tips di atas dapat kamu lakukan untuk mengatasi bahkan menghindari gejala-gejala masalah mental yang muncul akibat pandemi.

    Baca Juga: Hati-hati Stress Eating selama Pandemi! Ikuti 4 Cara Ini untuk Mengatasinya

    Kamu bisa mendapatkan berbagai informasi bermanfaat lainnya melalui newsletter Glints, lho!

    Setiap minggunya, Glints akan mengirimkan berbagai artikel pilihan langsung ke inbox emailmu.

    Yuk, daftar sekarang untuk mendapatkan newsletter mingguan dari Glints!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 1 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait