Content Pillar: Pengertian, Manfaat, dan Cara Membuatnya

Diperbarui 03 Jan 2024 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Bagi kamu yang pekerjaannya tidak jauh dari dunia konten, content pillar adalah hal yang harus kamu kuasai dan tidak boleh disepelekan.

    Untuk bisa mengembangkan akun media sosial maupun website perusahaan, diperlukan adanya perencanaan konten yang matang.

    Nah, content pillar ini adalah pedoman yang bisa kamu gunakan untuk memastikan bahwa konten yang dibuat sesuai dengan branding perusahaan dan tentunya sesuai dengan target audiens kamu.

    Lalu, apa saja, sih, manfaat content pillar dan bagaimana cara membuatnya?

    Yuk, simak pembahasan dari Glints berikut ini!

    Baca Juga: YouTube Community Management: Definisi dan 5 Tips Efektif Menjalankannya

    Apa Itu Content Pillar?

    laptop betuliskan 'content' yang sedang ditopang oleh seseorang

    © Freepik.com

    Mengutip Semrushcontent pillar adalah panduan atau halaman yang memuat informasi penting dari strategi konten.

    Tujuan dari content pillar ini adalah untuk menyediakan informasi yang komprehensif agar pembaca bisa menemukan semua informasi yang mereka cari di satu tempat saja.

    Lebih sederhananya lagi, Sendible menulis bahwa content pillar bisa dipahami sebagai kumpulan tema yang bisa digunakan perusahaan untuk membuat konten.

    Content pillar ini juga biasa disebut sebagai bucket, atau dalam konteks dan media sosial adalah kumpulan kategori konten yang paling relevan dengan audiens.

    Jadi, pada dasarnya content pillar adalah bagian penting dari strategi content marketing berisi kumpulan tema, kategori, atau cluster yang berfungsi sebagai panduan untuk membuat konten.

    Manfaat Content Pillar

    Meski terlihat sepele, ternyata ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan adanya content pillar, di antaranya adalah:

    1. Pembuatan konten lebih terencana

    Meskipun sudah ada content planning, keberadaan content pillar bisa bantu kamu mencari ide konten selanjutnya.

    Jika sudah kehabisan ide, kamu bisa dengan mudah mengingat kembali apa saja tema atau kategori konten yang bisa dibuat, lalu riset topik baru.

    2. Sesuai dengan kebutuhan audiens

    Content pillar tentunya dibuat tidak semata-mata berdasarkan apa yang ingin dibuat oleh brand. Jangan sampai konten yang kamu buat tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya target market kamu butuhkan.

    Bersifat fleksibel, content pillar juga bisa kamu sesuaikan apabila tren kebutuhan atau minat pelanggan mulai berubah.

    3. Mengoptimalkan SEO

    Ternyata, content pillar juga memiliki peran yang cukup besar dalam megoptimalkan SEO. Dengan adanya content pillar, struktur website bisa menjadi lebih rapi susunan hierarki dan navigasinya.

    Semakin mudah pengunjung dalam menavigasi website perusahaan, maka mesin pencari semakin memberikan skor SEO yang baik.

    Hal ini dikarenakan mesin pencari memindai suatu situs secara keseluruhan, bukan satu per satu melalui halaman.

    Baca Juga: 5 Cara untuk Mengoptimalkan SEO Website dengan Tags

    4. Meningkatkan konversi

    Jenis konten yang dibuat berdasarkan pilar tertentu berpotensi untuk meningkatkan konversi. Apalagi jika didukung oleh CTA yang tepat dan menarik.

    Apabila content pillar dibuat dengan benar, strategi content marketing juga bisa direncanakan dan dijalankan dengan lebih efektif.

    5. Identitas brand menjadi lebih kuat & konsisten

    Content pillar adalah pegangan agar konten yang dibuat tidak terlalu sering berubah-ubah. Audiens memutuskan untuk mengikuti akun media sosialmu karena suatu alasan, salah satunya identitas yang kuat.

    Jika konten yang kamu buat tidak konsisten, mereka akan berpotensi meninggalkan brand kamu. Selain itu, mereka juga akan lebih sulit mengingat brand kamu nantinya.

    Cara Membuat Content Pillar

    post it berwarna oranye betuliskan 'ideas'

    © Freepik.com

    1. Riset pasar

    Untuk dapat memahami kebutuhan target pasarmu, lakukan riset pasar dengan cara yang benar terlebih dahulu.

    Riset ini bisa dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari survei atau hanya memanfaatkan tools market research yang tersedia secara gratis.

    2. Riset tren industri

    Kamu tidak mau, kan, jika konten yang dibuat ternyata sudah ketinggalan zaman dan tidak diminati lagi oleh orang-orang?

    Jadi, setelah mendapatkan data mengenai kebutuhan target audiensmu, melakukan riset tren industri juga penting karena pada akhirnya, orang-orang otomatis pasti akan mengikuti perubahan tren.

    Perusahaan juga tentu harus mengikuti perubahan tersebut supaya tidak kalah dengan kompetitor. Nah, content pillar adalah senjata utama sebagai pembeda antara brand kamu dengan para pesaing lainnya.

    3. Riset kompetitor

    Nah, sudah riset pasar dan tren industri, tapi lupa melihat apa yang sudah dilakukan oleh kompetitor?

    Ada kemungkinan content pillar yang kamu buat nantinya tidak unik, kurang menarik, dan sudah pernah dibuat oleh kompetitor sebelumnya.

    Dengan melakukan riset ini, kamu bisa mempelajari kelebihan dan kekurangan kompetitor dan merumuskannya ke dalam content pillar yang lebih baik.

    Baca Juga: Competitive Analysis, Strategi yang Dilakukan untuk Mengenali Kompetitor

    4. Audit media sosial

    Social media audit adalah kegiatan yang penting untuk mengevaluasi akun-akun media sosial kamu.

    Analisislah konten seperti apa yang selama ini perfomanya bagus dan kurang bagus. Sangat penting bagi kamu untuk mengetahui sebenarnya apa yang followers sukai.

    Setelah itu, kamu bisa langsung sesuaikan temuanmu ke dalam content pillar yang akan kamu buat.

    5. Mulai menyusun content pillar

    Menurut Content Marketing Institute, setidaknya ada 3 jenis konten dalam content pillar:

    • Head term, topik paling umum dalam kategori konten. Contoh: penyakit gigi.
    • Core topic, topik inti yang membantu memperjelas konteks head term. Contoh: cara mencegah penyakit gigi.
    • Subtopic, berisi kumpulan aset topik yang bisa menjadikan konten website atau media sosial sebagai sumber referensi lengkap. Contoh: cara merawat gigi, makanan yang merusak gigi, dan lain-lain.

    Sebenarnya, tidak ada aturan baku mengenai bentuk content pillar yang harus kamu buat. Yang penting, isinya lengkap dan mudah digunakan sebagai acuan.

    Selain itu, selalu pastikan bahwa pilar yang dibuat sesuai dengan brand kamu dan kebutuhan target audiensnya.

    Content pillar adalah bagian penting dalam pembuatan strategi konten. Maka dari itu, jika brand kamu belum memilikinya, segera buat sekarang juga, ya.

    Demikian serba-serbi content pillar yang telah Glints bahas. Jika kamu tertarik untuk belajar lebih banyak mengenai content marketing, segera cek kategori blog Glints sekarang!

    Di kategori blog Marketing, kamu bisa menemukan banyak sekali bahan belajar untuk mendalami skill dan pengetahuan di bidang marketing, mulai dari content marketing, social media, advertising, dan masih banyak lagi!

    Temukan kumpulan artikelnya di sini, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.3 / 5. Jumlah vote: 14

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait