Cara Membuat Footnote di Word & GDocs serta Contohnya
Artikel berikut adalah rangkuman lengkap Glints tentang contoh dan cara membuat footnote, baik di Microsoft Word maupun Google Docs.
Cara membuat footnote atau catatan kaki sedikit berbeda dengan cara menulis daftar pustaka.
Sebab, letak penulisan dan format keduanya juga berbeda.
Supaya penelitian atau makalah kamu tidak banyak direvisi, yuk, segera pelajari bagaimana membuat catatan kaki yang baik dan benar!
Isi Artikel
Cara Membuat Footnote di Microsoft Word
Berikut adalah langkah-langkah membuat footnote di Microsoft Word yang bisa kamu ikuti, dilansir dari Microsoft.
- Klik atau ketuk di bagian dokumen tempat kamu ingin memasukkan catatan kaki.
- Pada tab References, pilih Insert Footnote.
- Perhatikan catatan kaki yang baru dibuat yang terletak pada bagian bawah halaman.
- Tulis catatan kaki yang ingin kamu masukkan, sesuai format yang benar.
- Jangan lupa untuk memasukkan catatan kaki setelah tanda titik (.) di akhir kalimat, bukan sebelumnya.
- Jika sudah selesai menulis catatan kaki, klik di mana saja di bagian dokumen, lalu catatan kakimu sudah selesia dibuat.
- Kalau kamu ingin mengubahnya, klik dua kali pada catatan kaki di dalam dokumen dan ubah sesuai kebutuhan.
Cara Membuat Footnote di Google Docs
Apabila kamu sedang menyusun dokumen di Google Docs, berikut adalah cara efektif untuk membuat footnote, dilansir dari Google Docs Editor Help:
- Klik bar Insert, pilih Headers & Footers.
- Pilih Footer.
- Masukkan teks footer sesuai kebutuhanmu.
- Jangan lupa untuk memasukkan catatan kaki setelah tanda titik (.) di akhir kalimat, bukan sebelumnya.
- Jika ingin mengeditnya, klik dua kali pada catatan kaki di dalam dokumen lalu ubah sesuai kebutuhan.
- Untuk menghapus footnote, klik Options.
- Pilih Remove footer.
Cara Menulis Footnote dengan Berbagai Style
Sama seperti daftar pustaka, format atau style footnote juga cukup beragam, mulai dari Chicago Style, APA, atau MLA.
Bagi kamu yang belum tahu seperti apa format footnote, simak rangkuman di bawah ini yang dikutip dari Grammarly.
1. Chicago Style
Di bawah ini adalah format dan contoh catatan kaki dengan style Chicago.
Format: Nama depan Nama belakang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun), halaman.
Contoh footnote:
John Smith, The Impact of Social Media (New York: Academic Press, 2020), 45.
2. MLA Style
Cara membuat footnote dengan style MLA tidak jauh berbeda dengan style Chicago. Berikut format dan contohnya.
Format: Nama depan Nama belakang, Judul Buku (Kota Penerbit: Nama Penerbit, Tahun), halaman.
Contoh footnote:
Jane Doe, Understanding Digital Media (Boston: Beacon Press, 2018), 102.
3. APA Style
Secara umum, APA tidak menggunakan footnote untuk menulis referensi.
APA style lebih berfokus pada penggunaan sitasi di dalam teks dan daftar pustaka.
Namun, jika kamu perlu memberikan footnote dengan style ini, berikut format yang bisa digunakan:
Nama depan Nama belakang, Tahun, halaman.
Contoh footnote:
David Green, 2019, p. 123.
Perbedaan Footnote dan Daftar Pustaka
Setelah mengetahui cara membuat dan contoh footnote, kamu mungkin sempat bertanya-tanya apa bedanya footnote dan daftar pustaka.
Mengingat, keduanya sama-sama berfungsi sebagai referensi atau sumber rujukan.
Nah, di bawah ini adalah penjelasan singkat tentang perbedaan footnote dan daftar pustaka.
1. Letak
Footnote ditulis di bagian bawah halaman di mana referensi atau kutipan tersebut muncul.
Setiap footnote yang ditambahkan, biasanya akan ada nomor sesuai urutan kemunculannya di halaman.
Sementara itu, daftar pustaka terletak di bagian akhir dokumen atau makalah, dan tidak terdapat nomor urutan.
2. Urutan penulisan
Footnote ditulis berdasarkan kronologi referensi tersebut muncul di dokumen.
Itulah mengapa di setiap footnote, umumnya akan terdapat keterangan angka urutannya.
Di sisi lain, daftar pustaka disusun menurut urutan alfabet berdasarkan nama penulis atau sesuai format tertentu.
3. Tujuan
Pada penjelasan cara membuat footnote di atas, dapat dilihat bahwa footnote diletakkan di tiap halaman yang terdapat rujukan atau kutipan.
Nah, dari letak penulisan, kita bisa melihat bahwa tujuan penulisan catatan kaki dan daftar pustaka juga sedikit berbeda.
Footnote digunakan untuk memberikan informasi tambahan, klarifikasi, atau referensi langsung dari kutipan atau data tertentu yang muncul pada halaman tersebut.
Jadi, pembaca bisa langsung mengetahui sumber informasi yang dikutip tanpa harus mencarinya di akhir dokumen.
Sementara itu, daftar pustaka bertujuan untuk menyediakan daftar lengkap semua sumber yang dicantumkan.
Pembaca bisa mengetahui asal-usul informasi secara lebih menyeluruh.
4. Isi
Footnote biasanya hanya berisi rincian singkat tentang sumber informasi, seperti nama penulis, judul, halaman, tahun.
Apalagi, jika di dalam dokumenmu kamu memang menyertakan keduanya (footnote dan daftar pustaka). Catatan kaki bisa ditulis versi singkatnya saja.
Di sisi lain, daftar pustaka perlu dituliskan secara lebih lengkap.
Mulai dari nama penulis, tahun terbit, judul lengkap, penerbit, dan tempat terbit, mengikuti format tertentu (seperti APA, MLA, atau Chicago Style).
Demikian rangkuman mengenai cara membuat dan contoh footnote atau catatan kaki dari Glints.
kamu masih butuh lebih banyak penjelasan dan tips seputar dunia perkuliahan, ayo baca artikel lain di Glints Blog!
Kamu bisa temukan pembahasan lain yang tak kalah menarik, terutama yang berkaitan dengan istilah-istilah akademik atau tugas kuliah.
Jadi, kamu akan lebih familier dengan proses pembelajaran di kuliah.
Tertarik? Klik link ini untuk temukan kumpulan artikel terbarunya!