7 Cara Melakukan A/B Testing untuk Menguji Strategi Online Marketing

Diperbarui 10 Des 2020 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    A/B testing adalah salah satu cara terbaik untuk menguji strategi promosi dan pemasaran online. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari bagaimana cara melakukan A/B testing.

    Jika ada beberapa hal yang ingin kamu uji, sebaiknya kamu mengujinya satu per satu.

    Dengan begitu, kamu bisa melihat hasil yang signifikan dari hal-hal yang kamu uji.

    Penasaran bagaimana cara melakukan A/B testing? Yuk, simak penjelasan Glints berikut ini!

    Baca Juga: Apa Saja Sih Strategi Email Marketing? Yuk, Simak Lebih Lanjut

    1. Riset

    cara melakukan a/b testing

    © Pexels.com

    Sebelum melakukan A/B testing, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah riset tentang bagaimana performa website-mu saat ini.

    Dilansir dari VWO, kamu perlu mengetahui data jumlah pengunjung website, page apa yang paling sering dikunjungi, dan sebagainya.

    Untuk mendapat data tersebut, kamu bisa menggunakan berbagai tools seperti Google Analytics, Mixpanel, dan Omniture.

    Selain melakukan riset kuantitatif, kamu juga perlu melakukan riset kualitatif untuk mengetahui perilaku pengunjung.

    Ada berbagai cara yang bisa kamu lakukan, mulai dari survei hingga memanfaatkan session recording tools.

    Dengan riset kualitatif ini, kamu bisa mengidentifikasi perbedaan pengalaman pengunjung dalam mengakses situsmu.

    2. Tentukan tujuan dan hipotesis

    perlukah financial advisor

    © Freepik.com

    Cara melakukan A/B testing selanjutnya adalah menentukan tujuan tes.

    Dari hasil riset kuantitatif dan kualitatif, kini tugasmu adalah menganalisis data tersebut. Lihat apa yang masih menjadi kendala bagi para pengunjung situsmu.

    Kemudian tentukan satu variabel yang akan kamu fokuskan. Sebagai contoh, kamu akan melakukan A/B testing pada headline landing page situsmu.

    Bila kamu memiliki lebih dari satu variabel yang ingin diuji, lakukan pada tes yang terpisah.

    Setelah itu, tentukan tujuan dan hipotesis dari uji yang akan kamu lakukan.

    3. Buat variasi

    deskripsi diri

    © Canva.com

    Dalam melakukan A/B testing, kamu memerlukan variabel dependen, variabel independen, dan tujuan.

    Sebagai contoh, kamu telah menentukan untuk menguji headline landing page situsmu.

    Saat ini, headline tersebut berwarna biru. Maka, kamu akan menguji headline berwarna biru tersebut.

    Namun, tidak berhenti sampai situ. Kamu juga perlu membuat variasi atau pembandingnya. 

    Kamu bisa membuat headline landing page tersebut berwarna hitam dan melihat mana yang lebih baik.

    Baca Juga: Ini Dia 5 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Meningkatkan Strategi Content Marketing

    4. Tentukan sampel

    cara melakukan a/b testing

    © Freepik.com

    Setelah menentukan variasi, cara melakukan A/B testing selanjutnya adalah menentukan sampel.

    Dilansir dari HubSpot, kamu perlu menentukan jumlah sampel yang seimbang di antara variasi yang kamu buat.

    Sebagai contoh, kamu bisa menguji headline landing page berwarna biru ke 100 orang dan warna hitam ke 100 orang pula.

    Namun, terkadang jumlah ini ditentukan oleh A/B testing tools yang kamu gunakan.

    5. Gunakan A/B testing tools

    analisis kemampuan pada SWOT diri sendiri

    © Freepik.com

    Empat langkah pertama adalah cara yang perlu kamu lakukan sebelum melakukan A/B testing. 

    Berikutnya, kamu akan langsung melakukan A/B testing itu sendiri.

    Ada berbagai tools yang bisa kamu manfaatkan untuk melakukan A/B testing, seperti Optimizely, VWO dan Google Analytics’ Experiments.

    Semuanya memiliki karakteristik dan cara penggunaan yang berbeda. Kamu bisa pilih tools yang paling sesuai dengan kebutuhanmu.

    6. Minta feedback dari sampel

    survei pelanggan email

    © iqsurvey.com

    Dari A/B testing tools, kamu akan mendapatkan berbagai data kuantitatif tentang variabel yang kamu uji. Namun, itu saja belum cukup.

    Kamu perlu mendapatkan data kualitatif untuk mengetahui lebih lanjut tentang alasan sampel.

    Kamu bisa meminta feedback dari sampel melalui survei atau polling. Di akhir survei, tanyakan alasan mereka tidak mengklik call-to-action (CTA), misalnya.

    Dengan demikian, kamu akan mendapat pandangan yang lebih menyeluruh dan mendalam dari hasil A/B testing-mu.

    7. Analisis hasil uji

    cara melakukan a/b testing

    © Pexels.com

    Cara terakhir dalam melakukan A/B testing tentu saja menganalisis hasil uji tersebut.

    Hal utama yang harus kamu perhatikan ketika menganalisis hasil A/B testing adalah fokus pada matriks atau variabel yang memang ingin kamu teliti.

    Sebagai contoh, jika sejak awal kamu sepakat untuk menguji click-through rate (CTR), kamu tidak perlu melihat unsur-unsur lainnya.

    Kemudian, analisis hasil A/B testing tersebut dengan melihat signifikansi dan langkah apa yang perlu kamu lakukan selanjutnya. 

    Baca Juga: Rekomendasi 10 Tools untuk Melakukan Survei secara Online

    Demikian penjelasan Glints tentang cara melakukan A/B testing. Kini, kamu siap untuk menguji strategi pemasaran online-mu!

    Selain A/B testing, Glints juga telah menyiapkan berbagai informasi dan tips seputar online marketing dan product, lho!

    Kamu bisa berlangganan newsletter blog Glints untuk mendapat update artikel terbaru dari Glints. Artikel tersebut akan masuk langsung di inbox-mu setiap minggu.

    Menarik, bukan? Segera sign up dan mulai berlangganan, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait